MENGEJAR CINTA

BALASAN KARENA MENGGANGGUNYA



BALASAN KARENA MENGGANGGUNYA

0Hey kha keluar dengan wajah cemberutnya.     

"Zaman dahulu? Raja? Selir hingga puluhan?!! Omong kosong macam apa itu?!! Dia pikir dia hidup di masa kerajaan apa!" gumam kesal hey kha. Bahkan ia membanting pintu mobil sangking kesalnya.      

Pak Yo yang merupakan supir pribadi hey kha terkejut akan hal itu. Para satpam yang berdiri di depan pintu pun ikut kaget melihat hey kha membanting pintu mobil seperti itu.     

"Ada apa dengan nona hey kha? Sungguh menakutkan."ucap seorang satpam.     

"Ki..,kita, kemana nona?" Tanya pak Yo yang sedikit takut saat itu.     

"Kerumah Adelia,"jawab hey kha.     

Pak Yo pun fokus menyetir dan tidak bertanya lagi. Terlebih lagi melihat wajah menyeramkan hey kha ketika marah.     

"Dasar wanita Gila!! Ah..., Aku sangat kesal. Seharusnya aku manjambak rambut wanita sombong itu. Beraninya Ingin menjadi simpanan Juan? Mimpi!!" Gumam kesal hey kha.     

"Hari ini aku di buat kesal oleh banyak hal, sebaiky aku pulang dan istirahat." Lanjut hey kha.     

"Pak Yo, kembali ke rumah."ucap hey kha.     

Sesampainya dirumah. Hey kha melihat Hy Ju dan juga temannya sedang bermain di taman depan.     

"Selamat sore ibu," sambut Hy jua sambil memeluk hey kha.     

"Sore Tante Hey kha," ucap Rey yang merupakan teman Hy Ju.     

"Sore sayang, sore Rey..,"balas hey kha.     

"Kalian mainlah, ibu akan meminta pelayan mengantarkan manisan untuk kalian berdua." Ucap hey kha.     

"Terima kasih ibu," ucap Hy Ju sambil mengecup pipi hey kha.     

Rey tidak terkejut lagi akan hal itu, karena ia sudah sering melihat Hy jua yang begitu lembut kepada ibunya. Sangat berbeda perlakuannya kepada orang lain,yang begitu ketus dan dingin.     

"Hy Ju, Chan sangat ingin berteman denganmu dan juga bermain bersama kita. Bisakah kau mempertimbangkannya?"tanya Rey. Chan merupakan teman sekelas mereka, namun Chan sedikit cupu dan kutu buku. Chan sangat ingin berteman dengan Hy Ju, karena Hy Ju selalu saja membantunya. Selain itu juga, tidak ada yang berani menggangu Hy Ju sejak hari itu. "Aku tidak masalah, tapi bukankah ibunya sangat galak? Jika kita mengajaknya bermain, nanti dia akan di marahi ibunya." Ucap Hy Ju.     

"Benar juga,"ucap Rey.     

Mereka pun melanjutkan permainan mereka. Walaupun mereka sering bermain bersama,tapi peringkat pertama dan kedua disekolah merekalah yang memegangnya. Mereka adalah murid terpintar di sekolah. Hy Ju bahkan memenangkan juara pertama di olimpiade matematika, dan bertanding dengan beberapa sekolah unggulan lainnya. Hy Ju bahkan mampu meretas sistem keamanan dari perusahaan Juan, walaupun akhirnya ketahuan tapi ia merupakan peretes pertama yang mampu membuat kacau sistem keamanan perusahaan hingga membuat semua orang panik termasuk Juan.     

Hari pun semakin sore dan Rey telah di jemput oleh pengawal pribadinya. Sementara Hy Ju kembali kekamar dan mandi setelah itu belajar.     

Sementara hey kha menunggu kepulangan Juan, ia pun duduk di meja belajarnya sambil mempelajari beberapa buku mengenai beberapa penyakit. Hey kha adalah dokter ahli beda,tapi untuk sementara ia tidak mengambil operasi karena kondisinya saat ini.     

Sementara Juan baru saja tiba di kantor bersama dengan sekertaris Ju.     

Juan masuk kedalam ruangannya. Setelah itu tidak beberapa saat kemudian, sekertaris Alena masuk.     

"Malam Presdir," ucap Alena.     

"Apakah ada yang datang mencariku?" Tanya Juan.     

"Benar Presdir, tadi sore nona hey kha datang kekantor untuk menemui Presdir."     

"Mengapa kau tidak menelpon ku?" Tanya Juan.     

"Maaf tuan, nona hey kha melarangnya. Tapi ada kejadian yang sedikt tidak mengenakan,"     

Juan pun langsung beranjak dari tempat duduknya ketika mendengar perkataan sekertaris Alena.     

"Kejadian apa? Apakah hey kha terluka? Apakah dia baik-baik saja?" Tanya Juan yang mulai panik.     

"Nona hey kha baik-baik saja,tapi nona hey kha seperti lumayan marah pada nona Isabella," ucap sekertaris Alena dengan sedikit gugup.     

"Isabella??"      

"Iya Presdir, nona Isabella sedikit menyinggung perasaan nona hey kha sehingga membuat nona hey kha sedikt marah dan mengancamnya."     

"Hey kha mengancam Isabella?" Tanya Juan lagi.     

"Benar Presdir," jawab sekertaris Alena.     

"Coba jelaskan permasalahannya," ucap Juan.     

Sekertaris Alena pun mulai menjelaskan apa yang di katakan oleh Isabella dan juga apa yang di katakan hey kha, hingga ancaman hey kha untuk Isabella.     

Juan pun tersenyum mendengar apa yang di katakan sekertaris Alena.     

"Baiklah, aku akan kembali ke rumah. Batalkan semua jadwal malam ini, katakan itu juga pada sekertaris Ju."      

Juan langsung pulang menuju rumah, namun sebelum itu. Ia mampir untuk membeli kue dan juga Bunga untuk hey kha.     

"Semoga saja aku tidak kena imbas dari kemarahannya,"gumam Juan. Ia sendiri sedikit takut pulang kerumah. Terlebih lagi hey kha sangat marah.     

Sesampainya di rumah, Juan di sapa oleh para pengawal termasuk pak Yo supir hey kha.     

"Pak Yo, saya ingin bertanya sesuatu."     

"Baiklt tuan," ucap pak Yo.     

"Apakah hey kha benar-benar marah setelah keluar dari kantor sore tadi?" Tanya Juan sebelum masuk kedalam rumah.     

"Benar tuan, bahkan nona membanting pintu mobil dan mengumpat." Jawab pak Yo.     

"Apakah separah itu?" Tanya Juan lagi.     

"Benar tuan, selama ini saya baru pertama kali mendengar nona mengupat orang seperti itu tuan."     

"Sepertinya dia benar-benar marah, habislah kau Isabella. Kau menggali kuburanmu sendiri,"gumam Juan. Ia pun memberanikan diri masuk kedalam.     

"Selamat datang tuan," sapa kepala pelayan.     

"Apakah hey kha berada di kamarnya?" Tanya Juan.     

"Benar tuan," jawab kepala pelayan.     

"Baiklah, ambil ini dan anatarkan kekamar." Ucap Juan sambil memberikan kue yang ia bawah. Sementara bunga masih di genggamannya.      

Juan perlahan masuk kedalam kamar dan melihat hey kha sedang duduk di meja belajar sambil membolak-balikkan lembaran kertas.     

"Huuu..," suara tarikan nafas Juan.     

"Malam sayang," ucap Juan sambil berjalan menuju hey kha.     

" Malam," jawab hey kha dengan singkat tanpa melihat Juan.     

"Sepertinya dia sangat marah,"gumam Juan. Ia meletakkan bunga yang ia bawah di atas kursi.     

"Apa yang sedang kau baca sayang?" Tanya Juan yang mulai pembicaraan.     

"Buku," jawab singkat hey kha.     

"Ah, iya buku. Hehehe," ucap lirih Juan.     

Suara ketukan pintu pun terdengar.     

"Masuk," panggil Juan. Kepala pelayan masuk membawahkan kue dan juga teh hangat untuk mereka.     

"Terima kasih bibi Han," ucap Juan.     

"Sama-sama Tuan," balas bibi Han. Bibi Han pun keluar dari kamar.     

Juan mendekat kearah Hey kha lalu memijat punggung sang istri.     

"Aku ingat kau sangat suka dengan manisan, jadi aku mampir ke toko kue dan membelikan kue kesukaan mu." Ucap Juan mencoba merayu Hey kha yang sedang marah.     

Hey kha melirik kearah kue yang terletak di atas meja. Ia sangat ingin memakan kue itu namun ia tidak ingin cepat menyerah kepada Juan.     

Juan yang melihat Hey kha yang hanya diam saja, mengambil kue itu dan duduk di samping hey kha.     

"Buka mulutmu sayang, Aaa...," Pinta Juan. Hey kha pun tanpa sadar membuka mulutnya. Juan Tersenyum melihat hal itu.     

Juan membalikan tubuh hey kha kearahnya lalu memegang wajah hey kha.      

"Lihatlah aku," pinta Juan pada hey kha.     

"Apakah kau tidak bisa melihat nama serta dirimu terlukis dengan sempurna di mataku? Jika memang aku menginginkan para wanita itu, tidak akan mungkin aku seorang Juan Yin mengemis dan memohon cinta pada gadis yang terlihat biasa saja seperti mu," kata Juan pada hey kha untuk meyakinkannya.     

"Apakah belum cukup pembuktian ku selama ini? Mengapa kau tidak bisa percaya padaku,bahwa hanya kaulah wanita satu-satunya yang aku miliki dan cintai selama sisa hidupku."      

Hey kha Tersenyum mendengar ucapan Juan, sementara Juan sangat serius saat itu.     

"Maafkan aku suamiku, aku tidak marah padamu. Tapi aku sangat kesal mendengar ucapan wanita itu,"     

"Aku harus membalaskan dendam istriku jika seperti itu,"     

"Benar, aku sangat kesal." Rengek hey kha sambil memeluk Juan.     

"Iya sayang, aku pasti akan memberikannya pelajaran. Karena ia kala taruhan, dia harus meminta maaf padamu sekaligus kehilangan semua sponsor yang telah ia dapat selama ini. Biarkan ia belajar dari kesalahannya, bahwa ia tidak bisa menindas istri tercinta seorang Juan Yin." Ucap Juan. Hey kha pun menganggukan kepalanya setuju dengan perkataan Juan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.