MENGEJAR CINTA

ISTRI PRESDIR YIN



ISTRI PRESDIR YIN

0Adelia merasa sangat gugup saat itu. Bahkan Adelia tidak sanggup untuk melangka keluar dari dalam mobil.     

"Kau tidak perlua khawatir Adel, percaya dirilah. Kau bahkan lebih cantik dari wanita itu,"     

Adelia tersenyum mendengar perkataan hey kha.     

"Apakah kau merasa lebih baik?"tanya hey kha.     

Adelia menganggukkan kepalanya.     

"Ayo kita turun," ajak hey kha.     

Sopir membukakan pintu dan membantu mereka turun dari mobil.     

Hey kha tersenyum saat melihat hotel tempat mereka berdiri saat itu.     

"Ada apa kak?" Tanya Adelia yang bingung.     

"Tidak, aku hanya berpikir sesuatu yang cukup lucu dan mungkin akan seru nantinya."     

Adelia menatap hey kha dengan bingung.     

"Sudah, jangan melamun. Ayo masuk,"     

Sesampainya di depan pintu masuk. Mereka di bukakan pintu oleh pegawai yang bertugas di depan pintu masuk.     

Adelia begitu banyak tamu undang yang datang.     

Hey kha mengajak Adelia pergi ke lantai atas di mana tempat pertunangan di laksanakan.     

Adelia bingung melihat hey kha yang tahu dimana tempat pertunangan dilaksanakan.     

Padahal mereka baru saja tiba dan harusnya mereka bertanya pada petugas.     

"Apakah kak hey kha pernah kemari?"tanya Adelia.     

Hey kha pun mengangguk kepalanya.     

"Aku bertanya dengan konyol, seharusnya aku tahu itu."     

"Maksudmu apa Adel?"     

"Kak hey kha Istri dari seorang Ju..,"belum selesai Adelia bicara. Hey kha membekap mulut Adel.     

Hey kha menggelengkan kepalanya. Bisa bahaya jika ada yang tahu identitas Hey kha.     

Bisa bahaya,terlebih lagi ia tidak bersama dengan Juan.     

Adelia mengerti dengan maksud hey kha,terlebih lagi di dalam lift itu bukan hanya ada mereka berdua tapi ada beberapa orang juga.     

"Pertunangan putri kedua dari Grup A ini sungguh menggerkane seluruh kota. Karena dengar-dengar calon tunangannya sudah pernah bertunangan dan akan segera menikah tapi malam muncul pemberitahuan yang menyita perhatian publik seperti ini"     

"Iya, Sungguh kasian gadis malang itu. Dengar-dengar Presdir Wu(Jody) tidak benar-benar tunangan dengan wanita itu. Itu hanya gosip saja,"     

"Itu benar, mana mungkin hanya gosip. Ayah mertua ku bahkan mendapatkan undangannya."     

Itu adalah obrolan dari wanita-wanita yang ada di dalam lift itu. Hey kha kesal mendengar semua itu,namun Adelia menggegam tangan hey kha sambil menggelengkan kepalanya.     

"Oh iya, ada juga rumor yang mengatakan bahwa tunangan Presdir Wu yang dulu wanita sakit-sakitan. Sebab itulah Presdir Wu memilih nona Alena."     

"Siapa juga yang ingin hidup dengan wanita penyakittan,"      

Mereka pun tertawa.     

"Diaamm!!!" Ucap hey kha yang semakin kesal.     

Para wanita itu menatap hey kha.     

" Kalian hanya bisa membicarakan kekurangan orang lain, tanpa tahu bahwa kalian bukanlah siapa-siapa!!" Ucap kesal hey kha.     

"Eh nona, kami tidak kenalmu. Mengapa kau yang kesal,"     

Pintu lift pun terbuka.     

Adelia mengejak Hey kha untuk keluar dari lift,ia tidak ingin Hey kha berurusan dengan wanita-wanita itu.     

"Kak, untuk apa melayani omongan wanita-wanita itu. Apalagi saat ini kakak sedang hamil besar,"ucap Adelia.     

"Apakah kau tidak masalah mendengar perkataan mereka yang seperti itu?" Tanya hey kha yang masih jengkel pada wanita-wanita itu.     

"Apa yang mereka katakan memang benar kak, lebih baik kita masuk kedalam. jika terjadi sesuatu pada kak Hey kha dan juga bayi yang ada di perut kakak,maka habislah kita semua. kak hey kha pasti tahu apa yang akan terjadi,"     

"baiklah, ayo kita masuk."     

sebelum mereka masuk,mereka di hentikan oleh seorang pengawal yang bertugas di depan pintuh masuk.     

"bisa tunjukan kartu undangannya nona?" pinta pengawal itu.     

adelia pin menunjukan kartu undangannya.     

"silahkan masuk nona,"     

mereka masuk kedalam. disana begitu baynyak orang yang hadir.     

"apakah ada seseorang yang kau kenal adel?" tanya Hey kha pada Adelia.     

"tidak ada," jawab Adelia sambil menggelengkan kepalanya.     

"Sebaiknya kita pergi temui pasangan yang tidak tahu malu itu," ucap Hey kha sambil menarik tangan Adelia.     

"kak Hey kha, tunggu...,"     

ucapan dari adelia tidak di perdulikan oleh Hey kha dan terus menariknya pergi menemui Jody.     

Jody telah melihat Hey kha yang berjalan kearahnya bersama dengan adelia. Jody terlihat begitu tegang.     

"sayang kamu ada apa? kau terlihat gugup," tanya Alena pada Jody.     

Jody hanya diam saja dan terus menatap hey kha yang berjalan ke arahnya. Alena semakin penasaran dengan apa yang sedang jody lihat.     

Alena tidak mengenali Hey kha, tapi ia bisa melihat adelia yang sedang berjalan kearah mereka.     

" ku pikir, wanita itu tidak akan berani datang. tidakku sangkah nyalinya besar juga," gumam Alena yang senang. karena ia telah bersiap untuk mempermalukan Adelia.     

"Sayang ayo senyum," pintah Alena, namun Jody mengabaikan perkataan Alena.     

Hey kha dan juga Adelia semakin mendekat kearah mereka.     

" Hai Adel, bagaimana kabarmu? Aku pikir kau tidak akan berani datang ke acara pertunangan mantan tunanganmu." Ejek Alena pada Adelia yang kini berdiri tepat di hadapan mereka.      

Semua mata tertuju pada mereka saat itu. Alena sengaja mengeraskan suaranya agar mereka menjadi pusat perhatian dan Adelia akan di hujat Sebagai wanita yang tidak tahu malu datang ke acara pertunangan mantan tunangannya.     

"UPS, maaf aku. Aku tidak bermaksud membuatmu sedih, karena kini Jody lebih memilihku di bandingkanmu." Lanjut Alena Semakin mempermalukan Adelia.     

Adelia tampak diam saja saat itu, sementara hey kha sejak tadi mulai kesal dengan celotehan Alena.     

"Maaf nona, tapi sebaiknya kau yang harus berkaca." Ucap Hey kha.     

Alena di buat terkejut dengan perkataan Hey kha.     

"Kau siapa??" Tanya Alena menatap aneh hey kha yang sedang berdiri sambil menggenggam tangan Adelia. Namun kini Alena mengerti akan satu hal.     

"Ah..., rupanya kau asisten wanita itu. Ha.., sungguh menggelikan. Terlebih lagi dengan perut besarmu itu," kata Alena sambil meletakan tangan di pinggang dengan sombongnya.     

"He..!!" Senyum sinis hey kha melihat gaya menjengkelkan Alena.     

"Sudahlah kak, kita ucapkan selamat untuk mereka. Lalu kita pergi dari tempat ini," bujuk Adelia. Ia bukannya takut meladeni perkataan Alena, tapi ia lebih takut jika terjadi apa-apa pada hey kha. Terlebih hey kha sedang mengandung saat ini, jika Hey kha terlalu emosi bisa berbahaya untuk kandungannya.     

"Larilah...!!" Ucap Alena yang semakin menjadi dan mereka menjadi bahan perbincangan orang-orang.     

"Lari??"  Ucap Adelia yang bertanya dengan wajah terkejut.     

"Iya lari, lari sejauh mungkin untuk menyembunyikan wajahmu itu."     

"Seharusnya wajahmu lah yang harus kau sembunyikan, Disini kaulah yang menyedihkan. Karena aku yakin, pria yang berdiri disamping mu saat ini, Dia masih sangat mencintai ku dan mungkin saja kau akan kesepian selama hidupmu karena memilih bersama pria yang tidak pernah mencintaimu." Ucap Adelia.     

Jody dan juga hey kha tercengang mendengar perkataan Adelia.     

Sementara Alena sangat kesal dan juga marah hingga wajahnya memerah.     

"Aku yakin, sampai saat ini kau belum bisa memiliki hati pria yang akan bertunangan denganmu saat ini." Lanjut Adelia.     

"Kau...,!!!" Teriak kesal Alena. Ia pun melayangkan tamparan di wajah Adelia namun di hentikan oleh Hey kha.     

"Wajahnya tidak cocok dengan tangan kotormu itu," ucap Hey kha, lalu menghempaskan tangan Alena.     

 Sedangkan Jody sejak tadi diam tidak berkutik. Alena memandang kesal kearah Jody yang terus saja menatap Adelia sejak tadi.     

"Pengawal...,"teriak seoarang pria yang merupakan ayah Alena,Tuan Ang.     

Datanglah dua orang pengawal ketika di panggil oleh tuan Ang.     

"Serer keluar kedua wanita ini," perintah tegas tuan Ang.     

"Baik tuan,"     

"Berhenti....," Ucap Jody.     

"Mengapa kau menghentikan mereka, kau ingin mempermalukan putriku?!!" Ucap kesal tuan Ang.     

" Bukan seperti itu, tapi saya takut ini akan menimbulkan masalah besar jika kita berperilaku buruk pada Nyonya Hey kha Tin."      

Semua orang tercengang mendengar perkataan Jody.     

"Nyonya Yin??"     

"Iya tuan,"     

"Kau pasti berbohong, mana mungkin Nyonya Yin datang ke tempat ini sementara Presdir Yin tidak datang. Seperti rumornya bahwa Presdir Yin tidak akan mungkin membiarkan istrinya datang ke pesta tanpa dirinya." Ucap percaya diri Tuan Ang.     

"Apa yang kalian lihat, seret kedua wanita ini" lanjut Tuan Ang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.