MENGEJAR CINTA

ANCAMAN AZAM



ANCAMAN AZAM

0Seperti hari biasanya. Hey kha menyiapkan sarapan dan juga bekal untuk Hy Ju dan juga Lyli.     

"Ibu, ayah mengatakan bahwa ia akan segera pulang."ucap Lyli sambil mengunyah makanan di mulutnya.     

"Iya, ibu tahu sayang. Ayahmu semalam memberitahu ibu," balas hey kha sambil tersenyum manis dan mencubit pelan pipi sang putri.     

"Oh iya ibu, hari ini ada pertemuan orang tua murid di sekolah." Kata hy Ju kembali mengingatkan hey kha.     

"Ibu hampir lupa jika tidak di ingatkan. Terima kasih sayang,"     

Hy Ju bukan lagi anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Ia bisa melihat wajah hey kha yang tidak bersemangat saat itu. Apalagi hy Ju tahu bahwa hey kha sering bergadang hingga subuh.     

"Ibu harus banyak istirahat. Aku dan Lyli lebih membutuhkan ibu, daripada siapapun." Ucap Hy Ju lalu mengambil tas sekolahnya.     

"Aku akan menunggu di mobil," lanjutnya berjalan pergi.     

"Ada apa dengan kakak,ibu?" Tanya Lyli yang tampak bingung.     

"Tidak ada apa-apa sayang,cepat habiskan makananmu."ucap hey kha sambil tersenyum.     

Ini sudah hampir seminggu Juan pergi ke Kanada namun, Juan hanya terus mengatakan bahwa ia akan segera pulang,tanpa kejelasan kapan ia kan kembali.     

Hey kha pergi mengantar Hy Ju dan juga Lyli ke sekolah.     

"Ibu akan datang setelah rapat orang tua dimulai, ibu harus kerumah sakit terlebih dahulu." Ucap hey kha pada Hy Ju.     

"Baik, ibu hati-hati."ucap hy Ju lalu turun terlebih dahulu setelah mengecup pipi hey kha. Begitu juga dengan Lyli yang ikut turun.     

Dalam perjalanan ke rumah sakit, mobil mereka tanpa sengaja menabrak sebuah mobil yang berada di depan mereka.     

"Ada apa pak?"tanya hey kha yang terkejut.     

"Maaf nona, tiba-tiba saja mobil di depan berhenti mendadak." Jawab sopir tersebut.     

"Saya yang akan turun menanyakan apa yang terjadi,nona sebaiknya tetap berada di dalam mobil." Kata pak sopir.     

Hey kha menyaksikan dari luar, sopir pribadinya itu sedang berdebat dengan seorang pira. Entah itu sopir mobil itu atau pemilik mobil tersebut.     

Hey kha turun dan melihat apa yang terjadi.     

"Ada apa ini?"tanya hey kha.     

"Ini nona, mereka yang salah tapi mereka malah balik menyalahkan kita." Jawab sopir pribadi hey kha.     

"Seharusnya kalianlah yang harus minta maaf kepada kami?! Karena mobil kalian berhenti mendadak dan hampir saja membuat kami celaka." Ucap kesal hey kha.     

"Apa yang kau katakan?!!" Bentak pria itu pada hey kha.     

"Baiklah, mari kita selesaikan di kantor polisi. Lagi pula kami punya kamera di mobil yang bisa memperlihatkan dengan jelas siapa yang salah." Ucap hey kha lalu berbalik pergi.     

Namun langkah kakinya terhenti saat mendengar suara tepuk tangan seseorang yang baru saja keluar dari dalam mobil.     

"Lama tidak berjumpa nyonya yin? Kau semakin luar biasa." Ucap seorang pria.     

Hey kha berbalik dan melihat siapa sebenarnya pria itu.     

"Azam?!"gumam hey kha yang tampak terkejut.     

"Apakah nona tidak mengenal diriku?" Tanya Azam yang berjalan mendekati hey kha.     

"Siapa yang tidak mengenal tuan Azam di kota ini," jawab hey kha dengan santai.     

Azam pun tertawa mendengar perkataan hey kha.     

"Maafkan atas ketidak nyamanan yang nona alami,"ucap Azam.     

"Karena tuan Azam telah meminta maaf,maka aku anggap hal ini tidak pernah terjadi." Ucap hey kha lalu berbalik pergi. Namin Azam menghentikan hey kha dengan menarik tangan hey kha. Hey kha tampak terkejut dan segera menepis tangan Azam.     

"Jaga sikapmu tuan!!" Ucap hey kha dengan nada kesal.     

"Maafkan ketidak sopan saya nona,tapi bisakah kau ikut denganku sebentar?" Ajak Azam.     

"Kita tidak saling kenal hingga saya harus ikut dengan anda tuan,"ucap hey kha.     

Azam memberikan isyarat pada sopir pribadinya. Sopir itu pun mengeluarkan pistol dari dalam saku jasnya dan menodongkan pistol tersebut pada sopir pribadi hey kha.     

"Apa yang kau lakukan?!"tanya hey kha dengan penuh amarah.     

"Ah..,"terdengar suara keluhan dari dalam mobil Azam.     

"Tidak ada waktu lagi nona, jika kau menurut. Sopir mu akan selamat dan begitu juga denganmu." Ancam Azam pada hey kha.     

Hey kha tidak punya pilihan lain, selain mengikuti Azam masuk kedalam mobilnya.     

Hey kha sangat terkejut melihat seorang wanita muda yang tengah hamil menahan kesakitan.     

"Apa yang kau lakukan? Bukankah seharusnya kau membawa wanita ini kerumah sakit?!" Ucap hey kha pada Azam.     

"Tidak bisa, jika dia kerumah sakit. Mungkin dia akan mati," balas Azam.     

"Tolong,nona. Ini sangat sakit," ucap wanita muda itu.     

Hey kha sangat bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Ia bukanlah seorang dokter kandungan, wanita ini pun tidak bisa sembarang di beri obat, walaupun hanya sekedar penghilang rasa sakit. Karena kandungan wanita ini terlihat masih berumur beberapa bulan.     

"Kau salah mencari dokter,tuan Azam. Aku adalah dokter bedah,bukannya dokter kandungan. Terlebih lagi kandungan wanita ini baru beberapa bulan. Ini akan sangat berpengaruh jika memberikan obat sembarangan," jelas hey kha.     

Azam hanya diam saja saat itu,namun hey kha bisa melihat rasa khawatir di wajah Azam.     

Sementara wajah wanita itu terlihat sangat pucat dan tubuhnya gemetar.     

"Sebaiknya kita kerumah sakit,cepat." Ucap hey kha.     

"Tidak bisa." Bentak Azam.     

"Apakah kau tidak dengar?!! Dia akan mati jika pergi kerumah sakit. Mereka akan membunuhnya." Lanjut Azam.     

"Baiklah,kita biarkan saja ia seperti ini. Mungkin sejam, ah tidak. Setengah jam, dia akan mati bersama anaknya."ucap hey kha.     

Azam sangat terkejut mendengar hal itu.     

"Tolong selamatkan dia.., aku akan membalas Budi untuk ini." Pinta Azam dengan nada memohon.     

Wanita itu kini pingsan. Hey kha dan Azam sangat panik saat itu.     

"Aku akan membawanya ke rumah sakit sebagai keluarga ku. Dengan identitas ku sekarang,tidak akan ada yang berani menyentuhnya. Kau tenang saja," ucap hey kha.     

Hey kha meminta Azam untuk memindahkan gadis tersebut ke mobilnya.     

Setelah itu, mereka segera bergegas ke rumah sakit.     

Dalam perjalanan hey kha menelpon Anna asistennya dan meminta dokter Lin(Dokter kandungan) untuk segera bersiap menerima pasien.     

Jarak rumah sakit tidak begitu jauh dan mereka pun akhirnya sampai.     

Disana Dokter Lin telah menunggu kedatangan hey kha dan juga pasien tersebut.     

Wanita tersebut segera di larikan ke ruang ICU untuk menerima pemeriksaan.     

Setelah beberapa saat kemudian, dokter Lin keluar dari ruang tersebut.     

"Bagaimana keadaannya dokter?" Tanya hey kha.     

"Siapa wanita tersebut Dokter?"tanya balik dokter Lin.     

"Dia adalah sepupuku, beberapa hari lalu ia datang dari kampung. Ada apa dokter?" Tanya hey kha yang mulai khawatir. Jika seorang dokter bertanya seperti itu,pasti ada hal buruk yang terjadi.     

"Wanita itu di racuni," ucap Dokter Lin.     

"Diracuni?"     

"Iya, keadaan memburuk. Begitu juga dengan bayi di dalam kandungannya. Saya sendiri tidak tahu, sampai kapan mereka bisa bertahan." Ucap Dokter Lin.     

"Apakah tidak ada cara lain untuk bisa menyelamatkan mereka Dokter?" Tanya hey kha.     

Dokter Lin menggelengkan kepalanya dengan ekspresi wajah yang sedih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.