MENGEJAR CINTA

Buah Rujak



Buah Rujak

0Lagi-lagi hey kha menyerah pada keinginannya. Ia tahu bahwa Juan sangat khawatir padanya.     

Terlebih lagi setelah kejadian waktu itu. Juan lebih sensitif jika itu menyangkut kesehatan dan keselamatan hey kha.     

Juan memeluk hey kha dan mengecup kening, pipi kiri dan kanan hey kha Setelah itu ia mencium bibir hey kha.     

"Kau adalah segalanya bagiku," ucap Juan pada hey kha.     

Hey kha tahu bahwa selama ini ia egois. Karena berpikir bahwa ia adalah seorang dokter. Ia tahu semuanya tentang kondisi tubuhnya. Jadi ia sering kali mengabaikan perkataan Juan, tanpa sadar bahwa sikapnya itu membuat sang suami begitu khawatir.     

Walaupun ia seorang dokter tapi ia juga tidak dapat melakukan apapun tanpa bantuan orang lain. Ia juga masih butuh dokter dan juga perawatan lainnya.     

Hey kha memutuskan untuk naik mobil Van itu.     

Juan membantu hey kha naik, ia pun mengatur posisi kursi agar membuat hey kha nyaman saat duduk.     

"Suamiku..," panggil hey kha pada Juan.     

Juan segerah menoleh kearah hey kha. Ia pun di buat terkejut dikala sang istri mengecup pipinya.     

" Kau yang terbaik," ucap hey kha Setelah mengecup pip Juan.     

"Jangan menggodaku sayang, kita sedang berada di dalam mobil saat ini." Bisik Juan di telinga hey kha.     

Hey kha pun mencubit pinggang Juan.     

" Dasar mesum!" Ucap kesal hey kha.     

Juan mengelus kepala sang istri yang tampak begitu menggemaskan.     

" Mengapa kau selalu mengataiku mesum? Padahal aku hanya bersikap manja pada istriku," ucap Juan pada hey kha.     

Hey kha terdiam mendengar perkataan Juan.     

'benar juga apa yang di katakan Juan,'batin hey kha membenarkan perkataan sang suami.     

Juan menyetuh jidat hey kha untuk menyadarkan hey kha dari lamunannya.     

" Apa yang sedang di pikirkan otak kecilmu itu?" Tanya Juan.     

Hey kha menggelengkan kepalanya.     

" Tidak, aku tidak memikirkan apapun!" Jawab hey kha dengan senyuman di wajahnya.     

Juan dan juga hey kha tampak sangat mesra. Pak John yang merupakan sopir pribadi mereka ikut senang melihatnya.     

'masa sulit itu telah berlalu, dan yang tersisa hanyalah masa yang indah penuh dengan kebahagiaan.'batin pak John.     

Beberapa saat kemudian. Mereka pun sampai di pasar malam. Dimana mereka harus turun untuk berjalan kaki untuk bisa menelusuri pasar itu.     

Juan menutupi kepala hey kha dengan kupluk baju hey kha. Sementara ia memakai topi hitam untuk menyamarkan dirinya.     

Pengawal pun berjaga di setiap sudut jalan. Mereka tidak terlalu menampakan diri karena tidak inginrngj dang perhatian orang banyak.     

Hey kha sendiri begitu kegirangan saat melihat beberapa jajanan yang sudah membuat air liurnya ingin keluar.     

"Yangyang... Aku ingin yang itu," ucap hey kha pada Juan. Sambil menarik tangan Juan.     

Juan sendiri cukup terkejut mendengar panggilan hey kha padanya.     

Namun Juan tidak terlalu mempermasalahkan hal itu, ia tahu bahwa hey kha tahu posisi mereka saat ini.     

" Pelan-pelan istriku, makanan itu tidak punya kaki untuk berlari. Jadi istriku tidak perlu khawatir," ucap Juan pada hey kha.     

Hey kha menunjuk semua makanan yang ia lihat, semuanya ia cicipi. Namun ada satu hal yang Juan larang untuk hey kha makan, yaitu makanan pedas.     

Tapi hey kha sangat ingin makanan yang pedas.     

" Sekali saja, Yangyang...,"rengek hey kha pada Juan.     

Juan menggelengkan kepalanya.     

" Hmm...,pelit!" Ucap kesal hey kha.     

Juan bukan tidak ingin memberikannya, tapi hey kha pernah makan makanan pedas. Setelah itu perutnya jadi sakit.     

Juan tidak ingin hal itu terjadi lagi, " kau sangat keras kepala istriku, jadi jangan salahkan aku jika melarangku!" Ucap Juan pada hey kha.     

Akhirnya sosis pedas yang ada di tangan hey kha di ambil oleh Juan.     

Juan hendak membuka mulutnya untuk memakan sosis itu.     

Namun hey kha menghentikan Juan.     

" Tunggu...!!" Teriak hey kha pada Juan.     

Juan sedikit terkejut mendengar hey kha yang seperti itu.     

" Ada apa?" Tanya Juan yang mulai panik.     

Hey kha pun mengambil sate sosis yang ada di tangan Juan.     

" Istriku?" Ucap Juan yang terkejut.     

" Yangyang.., bukankah kamu tidak bisa makan makanan di pinggir jalan? Nanti kamu sakit perut." Ucap hey kha pada Juan.     

Hampir saja Juan lupa akan hal itu. Bisa-bisa dirinya sakit dan itu akan membuat hey kha khawatir.     

" Aku lupa istriku, lalu akan di apakan sate sosis itu??" Tanya Juan pada hey kha. Ia pun mengulurkan tangannya untuk mengambil sate sosis yang ada di tangan hey kha. Tapi hey kha dengan cepat menyembunyikan sate sosis itu di belakangnya.     

" Le-lebih baik, di buang saja..," ucap hey kha pada Juan. Ia pun segera berbalik membelakangi juan, kemudian memakan sate sosis itu dengan cepat hingga ke uh kedalam mulutnya.     

Juan merasa curiga dengan sikap sang istri yang membelakanginya seperti itu. Ia pun segera membalikkan badan hey kha ke hadapannya. Betapa terkejutnya Juan saat melihat pipi hey kha yang menggumpal dengan mulut yang terisi penuh.     

Sementara hey kha menahan mulutnya agar makanannya tidak keluar.     

Juan hanya bisa menggeleng kepalanya sambil menghela nafas.     

Ia pun memeluk sang istri yang tampak menggemaskan seperti itu.     

Sementara hey kha terus mengunya makanan yang telah penuh di mulutnya.     

Juan memberikan sebotol susu untuk hey kha minum.     

Hey kha mengambil botol susu itu dengan wajah tanpa penyesalan walaupun telah mengelabuhi Juan.     

" Cukup sekali aku tertipu,"gumam Juan.     

Mereka kembali melanjutkan jalan-jalan mereka. Hey kha mencicipi semua makanan yang ia jumpai.     

Juan sendiri hanya bisa melihat saja, karena apapun yang ia larang tatap bisa hey kha dapatkan dengan muda. Karena Juan termasuk suami yang akan muda Luluh dengan satu rayuan dari sang istri. Jadi semua larangan-nya tidak berguna.     

Mereka pun tiba di tempat yang menjual buah. Mata hey kha tampak berbinar-binar melihat semua buah segar itu.     

Hey kha segerah berbalik badan melihat Juan.     

" Ada apa?" Tanya Juan pada hey kha.     

" Aku ingin buah rujak," ucap hey kha.     

" Itu ada rujak," kata Juan pada hey kha. Ia pun menunjuk buah rujak yang ia lihat.     

" Tapi tiba-tiba saja aku ingat buah rujak uang ada di Indonesia, rujak yang sering di dorong-dorongan."     

" In-indonesia??" Tanya Juan yang terkejut.     

Hey kha pun mengaggukkan kepalanya.     

" Sekarang??" Tanya Juan lagi.     

Hey kha kembali mengaggukkan kepalanya.     

Juan berbalik memberikan perintah pada pak John.     

" Minta pesawat untuk bersiap-siap di bandara. Sejam lagi aku akan sampai ke bandara," perintah Juan pada pak John.     

" Siap tuan," jawab pak John dengan tegas.     

Hey kha begitu senang mendengar perkataan Juan.     

Ia pun memeluk Juan sebagai ucapan terima kasih. Ia sendiri sangat merindukan Indonesia. Ia tidak menyangka bahwa ia akan benar-benar pergi malam ini.     

Mereka berangkat ke bandara tanpa membawah pakaian dari rumah.     

Yang mereka bawah hanya pakaian di tubuh mereka dan juga beberapa pakaian darurat yang memang telah tersedia di dalam mobil.     

'Indonesia..., Aku datang,' batin hey kha.     

Juan dapat melihat wajah senang hey kha saat mereka menuju ke bandara.     

" Kau istirahatlah sebentar," pinta Juan pada hey kha. Ia tahu bahwa sang istri pasti cukup lelah setelah berjalan-jalan seperti tadi. Apa lagi dengan perut yang telah kenyang terisi. Di tambah lagi perutnya yang membesar.     

" Baiklah, bangunkan aku ketika sampai di bandara." Pinta hey kha pada Juan.     

Hey kha pun menutup matanya, Juan perlahan mengusap perut hey kha seperti biasanya. Karena hey kha tidak akan bisa tidur jika Juan tidak mengusap perutnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.