MENGEJAR CINTA

ROBIN YANG BEGITU SIAL



ROBIN YANG BEGITU SIAL

0Juan telah siap untuk memperlihatkan penampilannya pada hey kha.     

Sejak hy Ju di rawat, wajah hey kha selalu saja murung, senyum yang hey kha tunjukkan padanya juga sangat dipaksakan.     

Juan merasa sangat sedih dan bersalah karena tidak berada di tempat itu saat mereka sedang membutuhkannya.     

Walaupun di orang-orang itu telah menghilang dari kota ini dan juga bisnis mereka hancur, tapi semua itu tidak cukup untuk Juan.     

Bahkan Juan mengganti semua staf dewan guru dan juga kepala sekolah yang tidak mampu menjaga kejadian buruk yang terjadi pada hey kha dan hy Ju.     

Seharusnya mereka bersyukur, karena kandungan hey kha baik-baik saja.     

Jika terjadi sesuatu pada kandungan hey kha. Mungkin bukan hanya kedua kaki mereka yang  patah, tapi nyawa mereka juga akan jadi taruhannya.     

" Apa lagi yang kau lamunkan juan. "     

Juan segerah berdiri di depan hey kha, dengan badan yang tegak berdiri.     

" Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan, tapi satu yang aku minta sebagai imbalannya. Tolong jangan bersedih lagi, dan tersenyum lah setiap saat untukku. "     

Hey kha berdiri dari tempat duduknya, lalu naik ke atas bangku.     

Juan yang kaget segerah memegang tangan hey kha agar tidak terjatuh.     

" Hey kha, "     

Hey kha pun mengecup bibir Juan, laku tersenyum.     

" Hadiah yang manis untuk, orang yang manis"     

Juan mengelus dadanya saat itu. Jantung berdebar kencang melihat tingkah sang istri.     

" Apakah aku bisa memakai musik dari ponselku ? "      

Tanya Juan, karena ia tidak bisa menari dan menyanyi tanpa iringan.     

Terlebih lagi tubuhnya pasti akan sangat kaku.     

" Selagi kau nyaman, apapun bisa kau lakukan."     

Juan memutar musik yang ada di ponselnya, lalu melirik kearah kanan dan kiri, dimana para pengawalnya berjaga sambil kembalikan tubuh mereka.     

Juan meminta hey kha duduk dengan tenang, agar ia juga dapat melakukan dengan tenang tanpa takut hey kha terjatuh karena berdiri di atas bangku taman.     

Juan melihat kearah kanan dan kiri sebelum melakukan permintaan hey kha.     

Para pengawal berjaga dengan baik, mereka juga membalikkan badan mereka agar tidak melihat apa yang akan Juan lakukan.     

" Ayo sayang. "     

Punya hey kha pada Juan.     

Juan mulai menyanyikan satu lagu, sambil mendengarkan musik yang sedang di putar.     

Karena Juan tidak tahu bagaimana jara bergoyang, ia hanya menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan kanan mengikuti irama.     

Hey kha tertawa terbahak-bahak melihat gerakan Juan yang begitu lucu, seperti gerakan anak TK yang di mintai oleh gutynya untuk menyanyi di depan kelas.     

Karena merasa malu anak itupun menyatu dengan bergerak ke kiri dan kanan.     

Karena melihat hey kha yang tertawa puas, Juan melanjutkan tarian anehnya itu.     

Kali ini Juan berputar seperti dengan tangan mengepak seperti anak angsa.     

Hey kha benar-benar di buat sakit perut oleh tingkah Juan yang begitu lucu.     

Juan tidak menghiraukan pandangan orang-orang padanya, baginya senyum dan tawa hey kha saat ini lebih berharga dari pada di pandang aneh oleh orang-orang.     

Hey kha beranjak dari tempatnya, lalu memeluk Juan dengan erat.     

" Kau yang terbaik suamiku. Aku sangat mencintaimu. "     

Juan sangat puas mendengar ucapan hey kha.     

" Aku lebih mencintaimu lagi, istriku yang manis."     

Hey kha menggelengkan kepalanya.     

" Tidak. Cintaku yang lebih besar. "     

Melihat wajah cemberut hey kha. Juan hanya bisa menghela nafasnya.     

" Baiklah. Aku salah Yang Mulia. "     

Hey kha tertawa sekali lagi mendengar perkataan Juan.     

" Karena kau mengaggapku sebagai Yang Mulia, kau harus mematuhi semua perintahku"     

Ketika mendengar perkataan hey kha, Juan berlutut tepat di hadapan hey kha.     

" Aku mohon, ampuni aku Yang Mulia. Karena terlalu mencintai yang Mulia. "     

Lalu mencium tangan hey kha.     

Disisi lain ada seseorang yang sedang merinding melihat pemandangan yang tidak biasa, dan menurutnya sangat lebay.     

" Mereka berdua kini menjadi pasangan yang Aneh, bukan lagi pasangan yang romantis."     

Gumam Robin yang sejak tadi berjongkok di bawah rimbunan bunga.     

(Jika tuan Juan tahu, bahwa aku melihat kekonyolan ini. Habislah diriku. Mungkin aku akan di cekiknya sampai mati. Karena saat ini ia tidak mungkin mengirimku ke hutan Amazon lagi, sebab aku telah menikah.)     

Sebelumnya, robin yang sedang duduk terkejut ketika, mendengar suara.     

Ketika ia menengok itu adalah Juan dan juga hey kha. Robin ingin menghampiri mereka, namun ia mendengar perkataan Juan pada para pengawal.     

Entah mengapa Robin memiliki bersembunyi dari pada pergi.     

Saat itu Robin mengumpat dirinya yang gila karena tetap berada di tempat itu, yang sama artinya ia menggali kuburannya sendiri.     

Kali ini pasti Robin akan di kirim keluar kota, di mana pembangunan konstruksi pabrik/gudang besar, di suatu desa sedang mengalami kesulitan karena banjir bandang, tempat itu menjadi becek dan penuh lumpur.     

Tidak ada hotel ataupun penginapan di tempat itu, karena Juan berencana membangun pabrik di sana, untuk para pekerja didesa yang kesulitan mendapatkan pekerjaan di kota.     

Jadi mereka hanya perlu bekerja disana tanpa harus meninggalkan keluarga mereka.     

Robin sangat benci dengan kotor, jika ia di kirim di tempat itu, mungkin dalam seminggu ia akan masuk rumah sakit karena sakit dan itu sangat memalukan.     

Robin memiliki bertahan di semak-semak itu, walaupun harus menderita karena di gigit oleh semut, tapi itu semua tidak masalah di bandingkan ketahuan oleh Juan.     

( Kapan mereka akan pergi dari tempat ini, semua tubuhku sakit di gerogiti oleh semua merah dan juga hitam.     

Mereka berjalan bagaikan kutu di rambut Robin, sampai ada yang masuk kedalam celananya, ingin rasanya ia berteriak-teriak saat itu, namun ia hanya bisa menahan tiap gigit yang menyiksanya.     

Setelah menunggu hampir sejam, akhirnya hey kha dan Juan pergi juga.     

Setelah itu Robin berlari masuk kedalam rumah sakit dan mencari toilet.     

Robin mengusir beberapa orang yang ada di dalam kamar mandi, lalu menelpon pengawal untuk berjaga di depan pintu toilet, dan meminta sekertaris untuk mengantar pakaiannya ke rumah sakit.     

Setelah masuk kedalam toilet, Robin bergegas membuka semua pakaiannya.     

Robin melihat begitu banyak sekali yang ada di kemeja, serta menempel di bagian tubuhnya.     

" Ini sungguh nasib sial. Memang orang jahat selalu mendapat kesialan paling banyak.     

Karena seluruh tubuhnya merasa gatal dan juga sakit, Robin mengambil selang yang ada lalu menyiram tubuhnya.     

Beberapa saat kemudian, sekertaris Robin datang dan mengetuk pintu.     

" Tuan, sekertaris Pio datang mengantarkan pakaian tuan. "     

Kata seorang pengawal mengetuk pintu.     

Robin membuka, lalu mengambil pakaiannya serta sebuah sabun mandi.     

" Ini kali pertama aku, mandi di dalam toilet. Jika bukan karena mempunyai bos yang menakutkan, nasibku pasti tidak akan seburuk ini. "     

Gumam Robin yang sedang mandi sambil menggosok Tubuh.     

Karena sangat bersih, Robin bahkan tidak membasahi wajah serta rambutnya.     

Ia lebih memilih menahan gatal itu dan hanya membersihkan bagian tubuhnya saja.     

Setelah selesai mengganti pakaiannya, Robin memanggil seorang pengawal untuk membereskan semua pakaiannya.     

" Apakah tuan baik-baik saja ?" Tanya sekertarisnya.     

Karena melihat Robin yang begitu berantakan, terlebih lagi wajah Robin memerah dan memiliki bentolan kecil-kecil.     

" Sebaiknya tuan pergi untuk berobat, seperti sakit tuan sangat para. "     

Ucap sekertarisnya.     

" Iya. Kau kembalilah. Jika ada yang penting dan mendesak hubungi aku."     

Sekertaris Pio menganggukkan kepalanya, lalu pergi.     

Sementara Robin pergi keruang dokter Matt, iya merupakan dokter pribadi Robin yang bekerja di rumah sakit Yin.     

Namun Robin bertemu dengan dokter Rian, dokter Rian sendiri sangat terkejut melihat kondisi Robin.     

" Apa yang terjadi padamu. "     

Tanya dokter Rian yang khawatir.     

" Aku di gitu semut. "Jawab Robin sambil menggaruk kepalanya, di mana masih banyak semut kecil bersarang di sana.     

Awalnya dokter Rian khawatir, tapi mendengar perkataan Robin, ia pun tidak dapat menahan tawanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.