Kerajaan Valerian

Skakmat – Bagian 4



Skakmat – Bagian 4

0Di kota Mythweald, ada kegemparan di sisi kota yang menghadap hutan. Para pria menarik kereta yang dimuati dengan cairan-cairan dan menumpahkannya ke dalam api beserta dengan sampah-sampah yang dikumpulkan di kota mereka.     

"Benar teman-teman, ini saatnya untuk membersihkan tanah kalian!" Elliot mendorong para penduduk kota, "Semakin bersih kota kalian, semakin sehat hidup yang akan kalian sediakan kepada anak-anak kalian."     

Setelah berperan sebagai arsitektur dan menolong para penduduk kota, Elliot menjadi orang yang disukai semua orang. Dia juga pergi dan mengambil seorang anak kecil yang sedang sakit dan menjelaskan mengapa anak-anak sering sakit dan mendorong mereka untuk membersihkan kota mereka sebelum terlambat sehingga mereka mengumpulkan begitu banyak sampah dan membakarnya beserta dengan minuman alkohol yang sudah kadaluarsa yang Sebenarnya masih enak untuk diminum.     

"Apakah tidak apa-apa untuk membakar ini?" Seorang wanita tua bertanya sambil memegang sebuah karung berisi kulit sayuran."     

"Tentu saja! Lemparkan! Semua yang berada dalam barisan akan mendapatkan bagiannya," dia berkata dan duduk dengan sebuah gelas berisi anggur di tangannya, "Ayo, tunjukan semangat kalian!"     

"Ya! Ya!" Para penduduk kota berteriak dengan begitu semangat     

Minum dari gelasnya, dia bersenandung dengan apresiasi, "Minuman ini enak. Aku harus menyimpan ini juga," dia bergumam.     

Kembali di hutan, Ester menyadari bahwa mereka telah ditipu. Tanpa menunggu yang lain dia langsung berlari menuju ke hutan tetapi Alexander lebih cepat dari dirinya. pertempuran dilanjutkan lagi, para penyihir kali ini kalah kuat dibandingkan manusia dan vampire karena mereka semua dibunuh satu persatu tanpa belas kasihan.     

Alexander menarik pelatuk senjatanya dan pelurunya mengenai kaki Ester membuatnya terluka. Ketika Alexander berdiri di depannya, penyihir itu masih saja mencoba untuk melarikan diri sehingga Alexander menembaknya sekali lagi dan dia berteriak kesakitan.     

"Jika kau sudah tahu…mengapa kau tidak membunuh kami sebelumnya," Ester berkata sambil menarik nafas panjang.     

"Apa yang bisa aku katakan, aku suka menyiksa mangsaku sebelum membunuh mereka," Alexander berkata sambil menatap penyihir itu.     

"Tidak begitu cepat," Penyihir itu tertawa sebelum menghilang begitu saja. Mata Katie terbuka lebar saat melihat penyihir tersebut menghilang tepat di depan mata mereka. Tetapi kelihatannya Alexander bisa melihat pergerakan penyihir itu dan dia mengikuti wanita itu yang berlawanan arah dengan arah hutan.     

Walaupun ibu Raja Alexander telah menurunkan darahnya kepadanya dia tidak mempunyai kekuatan sama seperti penyihir hitam. Menggunakan insting vampire, dia menemukannya sedang bersiap untuk menaiki sapu terbangnya tetapi Alexander dengan cepat menariknya turun membuatnya jatuh ke atas tanah.     

Alexander menghindari kutukan dari penyihir itu, satu kutukan diikuti dengan kutukan yang lain. tetapi satu kutukan mengenainya dan membuatnya terlempar ke arah sebuah batu, kepalanya terantuk di batu. Dengan cepat dia berdiri dan dengan kecepatan yang melebihi manusia mengambil sebuah cabang kayu dan menancapkannya di dada penyihir itu tetapi tidak membunuhnya. Penyihir itu memegangi dadanya dan mencoba untuk bergerak ke arah sapu terbangnya yang tergeletak di tanah. Dia berkedip ketika menemukan sapu terbangnya tidak berada di atas tanah melainkan di tangan Alexander.     

"Oh, coba lihat. kelihatannya ini adalah respon kepada siapapun jika dia adalah seorang penyihir. Sungguh seorang penghianat, "Alexander mematahkan sapu di tangannya menjadi dua dan melemparkannya ke tanah.     

"Kau sama seperti kami! Masih ada waktu, bergabung dengan kami!" Ester berkata sambil berdiri, dengan nada depresi, "Kau akan mati seperti ibumu karena kau mempunyai darahnya. Manusia tidak pernah memaafkan."     

"Aku telah belajar tentang hal itu tetapi kau sudah melupakan sesuatu," Alexander tertawa, "Kau yang merencanakan kematian ibuku. Apa kau pikir orang-orang mengingat hal itu, sesuatu yang terjadi seratus tahun yang lalu. Sekarang aku adalah vampire berdarah murni, seorang raja dan kau seorang penyihir."     

"Kau tidak bisa menuduhku. Aku adalah Ester Norman. Istri Raja Norman," dia berkata sambil menjauhi Alexander, "Saat dewan ke tempat ini, kau akan menjadi yang bersalah karena melarikan diri dari penjara. Apa yang membuatmu berpikir bawah mereka akan mempercayai perkataanmu terhadap diriku, Ester Norman, menjadi seorang penyihir ketika aku tidak meninggal kan satu pun jejak."     

"Hmm. Apa kau ingat ketika Malphus melarikan diri dari Mythweald, dia mengambil sesuatu darimu. Sebuah dokumen yang berisi nama-nama yang sangat penting. Apakah kau ingat??" Alexander bertanya, Ester merengut mencoba untuk mengingat sebelum wajahnya berubah menjadi ketakutan.     

Itu adalah dokumen yang Alexander temukan di malam ketika pertama kali bertemu dengan Katie yang berisi seluruh nama penyihir di seluruh kerajaan.     

"Tidak, tidak mungkin. Dokumen itu hilang malam itu!," Ester melihat Alexander berjalan ke arahnya.     

"Kelihatannya pemain kita yang sudah tua kehabisan pion catur...dan gerakan," dan Alexander menarik pelatuknya kali ini ke dahinya membuat kepalanya hancur berantakan ke atas tanah.     

Para penyihir yang tertinggal dibunuh, mereka dibakar sementara yang lainnya diburu. Setelah menyelesaikan pekerjaan mereka di hutan, semuanya kembali ke kota. Alexander duduk di samping Katie, yang kakinya telah diobati. Walaupun Alexander telah ditikam, lukanya sembuh dengan sendirinya kurang dari satu jam. Raja Nicholas kelihatannya tidak terluka sementara Sylvia dan yang lainnya mengalami luka-luka kecil.     

Alexander dan Katie tidak bicara satu katapun, kedua tangan mereka terjalin bersama.     

Katie melihat Malphus merawat luka saudaranya karena saat Silas telah kehilangan banyak darah. Ketika Malphus tiba di istana, Silas ditemukan duduk di samping tubuh ayah mereka yang sudah menghilang, dia tertutup dengan darah ayahnya dan darahnya sendiri. Tidak diragukan lagi bahwa Silas telah membunuhnya.     

"Apa yang akan terjadi dengan Mythweald?" Katie bertanya, sekarang baik Raja dan Ratu telah terbunuh.     

"Salah satu dari mereka akan menjadi Raja," Alexander menjawab saat memandang kedua bersaudara.     

"Tetapi para dewan?"     

"Telah diatur, sayangku. Kepala dewan juga terlibat dengan hal ini. Aku yakin mereka akan melihat segala sesuatu dengan adil dengan apa yang terjadi hari ini, mereka akan mengambil hal-hal yang baik saja dari hal ini."     

"Hmm…akhirnya semuanya berakhir," Katie menjawab dengan pelan, matanya terlihat sangat lelah.     

"Tentu saja. Apa kau yakin kau tidak ingin tidur?" Alexander bertanya, "Kau kelihatan sangat kelelahan. Sedikit istirahat akan membuatmu nyaman," Alexander menggosok punggung tangan Katie dengan ibu jarinya dan Katie mengangguk.     

"Alex," Katie memanggil namanya tanpa sadar, "Bisakah kita pulang ke rumah sekarang?" dan sekarang Alexander tersenyum.     

"Tentu saja. Ayo kita pulang ke rumah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.