Kerajaan Valerian

Gencatan Senjata Dari Selatan - Bagian 3



Gencatan Senjata Dari Selatan - Bagian 3

0Raja Norman telah mengasosiasikan dirinya dengan penyihir. Jika saja dewan bisa melihat hal ini maka semua masalah akan terselesaikan. Raja selatan tahu bahwa jika dia harus membiarkan hal seperti ini, dan jika seseorang mengetahui akan hal perdamaiannya dengan para penyihir tetapi dia menutup nutupinya, pikir Katie sambil memandang ke arah buku-buku.     

Tiba-tiba dia mendengar sebuah suara yang membuatnya kaget. Sesuatu bergerak di sudut ruangan, dan dia berdiri diam sambil menahan nafas. Salah satu buku bergerak perlahan dan menunjukan seekor kucing gendut berwarna abu-abu yang menghilang di antara tumpukan buku yang tergeletak di lantai.     

Menjadi peringatan baginya dia menjatuhkan buku dan mengintip keluar sebelum keluar dari ruangan itu dengan hati-hati. Penjaga perpustakaan telah berbalik arah dan Katie menyelinap keluar sebelum dia diperiksa oleh penjaga seperti yang lainnya.     

"Bukankah hal ini mencurigakan? Raja Norman menolong para penyihir dan membuat rakyatnya sendiri terbunuh. Menurutmu apa motifnya?" Ralph bertanya setelah Katie menjelaskan apa yang dia lihat.     

"Sesuatu yang berbahaya," ujar Katie. Malphus tertawa membuat kedua bersaudara itu memberikan wajah penuh pertanyaan padanya, "Apa yang sedang kau tertawai?" Ralph bertanya.     

"Tidak ada. Terkadang aku hanya kehilangan sekrup di sini," dia menjawab sambil menunjuk kepalanya dengan jarinya kemudian terbatuk, "Membuat perdamaian dengan para penyihir sama saja dengan mengikat perjanjian dengan setan. Kau tidak pernah membuat perjanjian dengan para penyihir karena mereka akan memutar balikan dirimu setelah mereka mendapatkan apa yang mereka cari."     

"Malphus, bisakah kau memberitahukan kepada Raja Alexander apa yang kita temukan di sini?" Katie bertanya padanya.     

"Terakhir kali aku mengirimkan surat, surat itu tidak terkirim dan ditemukan dekat tempat sampah."     

"Aku tahu tentang itu," Katie melihat ke lantai kemudian memandangnya, "Kau satu-satunya yang bisa melakukan perjalanan antara tanah manusia dan vampire. Jika saja kita bisa–"     

"Maafkan aku tetapi aku tidak bisa melakukannya," Malphus menjawab dengan tegas, "Menjagamu adalah prioritas utamaku."     

"Tetapi kita tidak tahu berapa lama percobaan ini akan berlangsung. Jika Raja Norman membuat gerakan untuk membagi manusia dan vampire maka kita tidak akan tahu apa lagi yang akan dilakukannya," Katie sangat khawatir, "Aku tahu Raja Alexander mengatakan dia akan datang berkunjung saat waktu percobaan tetapi kita tidak tahu kapan."     

"Aku setuju dengannya," Ralph ikut memberikan dukungan, "Raja Norman pasti mempunyai satu desa lagi yang akan dikorbankannya. Kita…telah kehilangan keluarga, teman… orang-orang yang kita sayangi. Kita tidak ingin hal yang sama terjadi para orang yang lain."     

"Perjalanan hanya akan memakan waktu satu malam. Aku berjanji aku akan tinggal di sini. Tolonglah Malphy," Katie memohon sambil menggenggam tangan Malphus, "Hidup orang tidak berdosa berada dalam bahaya untuk dikorbankan."     

"Aku akan berada disini dengannya," Ralph mencoba meyakinkannya.     

Setelah berpikir panjang Malphus akhirnya menjawab, "Aku akan pergi setelah empat hari. Aku ingin tinggal di sini sebelum bulan purnama," dan Katie tersenyum.     

"Terima kasih!" Katie memeluknya.     

"Yah tentu," pria itu menjawab dengan kaku.     

Ketika Katie melangkah mundur dia melihat pria di depannya tersenyum dengan wajah yang lembut kepadanya. Dia mulai menyukai wanita muda itu. Dia terlalu manis untuk tidak menerima permintaannya. Di saat seperti ini meliahatnya tersenyum membuatnya lupa akan masa lalu.     

Masa lalunya adalah sesuatu yang tidak ingin dia pikirkan atau bicarakan tetapi kenangan seperti setan, menghantui sampai seseorang menyerah.     

Keesokan harinya, Malphus membuat Katie membawa sebuah kotak dengannya ketika mereka berjalan menjauh dari kota menuju hutan. Dia membuat Katie berjalan sampai dia memutuskan tidak ada orang disekitar dan berubah bentuk manusia.     

"Apa yang akan kita lakukan di sini?" Katie bertanya dan dia menaikkan tangannya ke langit.     

"Buka kotaknya," dia menginstruksikan dengan melipatkan tangannya ke dada.     

Dengan curiga Katie duduk di tanah dan membuka kunci kotak tersebut dan melihat dua tongkat tebal di dalamnya, "Mengapa pria suka mengoleksi tongkat?" dia bergumam.     

"Mungkin ada waktu dimana kau harus melindungi dirimu sendiri dan kita semua tahu bahwa kau bisa melakukan hal ini," dia memandang Katie, "Ambil itu, nona kecil. Kali ini kita akan membuatmu menjadi seorang yang bisa berjaga diri. Bersiaplah untuk yang terburuk."     

"Oh Tuhan," dia menjawab saat melihat seringai di wajah pria di depannya. Hal ini tidak akan berjalan dengan baik, pikirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.