Kerajaan Valerian

Ikatan Darah - Bagian 2



Ikatan Darah - Bagian 2

0"Ada pesta tengah malam nanti yang akan kita nikmati tetapi sayang sekali kita harus menunggu lain waktu," Alexander berkata saat mereka berjalan menuju pintu masuk dan melihat martin berdiri dengan sebuah jaket berwarna hitam dan coklat tua yang terbuat dari bulu hewan di tangan nya, berjalan ke arahnya pelayan itu membantu Raja mengenakan jaketnya.     

Raja kemudian bicara kepala pelayan sambil mengibaskan jaketnya, "Suruh orang lain untuk mengerjakan pekerjaannya sampai besok."     

"Ya, Tuanku Raja," kepala pelayan menundukan kepalanya.     

Bingung Katie memandang Raja Alexander, "Tetapi aku tidak punya rencana. Mengapa aku harus libur besok?"     

"Sepupumu akan segera datang. Aku pikir kau ingin menghabiskan waktu bersama dan menghabiskan waktu dengannya," Raja berkata membuatnya berpikir.     

"Terima kasih telah memikirkan tentang hal itu," Katie berkata kemudian bertanya dengan rasa ingin tahu, "Kemana kau akan pergi?" Raja belum lama tiba sejak kembali di istana.     

"Untuk berjalan-jalan di hutan," dia menjawab sebelum mendekat dan meletakan sebuah ciuman di bibir Katie, "Jadilah gadis yang baik dan menjauh dari masalah."     

Kepala pelayan berjalan melewatinya tanpa sepatah katapun maupun perubahan di wajahnya seolah-olah dia tidak melihat apapun.     

Ketika Katie kembali ke ruangannya, dia berganti pakaian dan menemukan buku 'Tanda-tanda Bulan' terletak dekat lemari. Malphus pastilah menyimpannya untuknya sebelum dia pergi, pikirnya dan naik ke atas tempat tidur. Setelah nyaman dia membuka buku itu untuk dibaca.     

Saat dia membuka lembar demi lembar, dia menyadari ada beberapa tanda di dalam buku itu seolah-olah seseorang menuliskan sesuatu sebagai referensi. Tanda bulan di buku ini begitu detail tidak sama seperti yang ditemukan corey dan berisi sepuluh tanda-tanda. Setiap tanda yang dibaca sebelumnya bertambah dengan tanda yang baru seperti bunglon, rubah, rusa jantan, hyena , dan burung gagak.     

Lebih lanjut dia membaca bahwa kupu-kupu bukanlah tanda tetapi sebagai gambaran seorang wanita. Malphus tentunya tidak membaca buku itu dengan benar, melewati beberapa baris penting, pikirnya. Manusia dikategorikan kepada empat divisi di mana salah satunya adalah kupu-kupu. Adalah sebuah bukti bahwa buku itu dibuat untuk makhluk malam Sementara manusia tidak mengetahui tentang hal ini.     

Ketika sampai di halaman terakhir buku itu, dia melihat bahwa penulis buku itu telah membuat peringkat berdasarkan tanda-tanda berdasarkan kepintaran dan kejahatannya. Burung bangkai, laba-laba dan kura-kura adalah hewan yang dia temukan sangat menarik.     

Setelah selesai membacanya, dia bersandar di samping, menarik laci dan meletakkan buku itu di dalam. Dia mengingat mengapa corey telah mengatakan bahwa manusia tidak boleh membacanya atau mempunyai akses untuk informasi makhluk malam. Banyak dari buku-buku itu disimpan atau dibakar sampai menjadi debu.     

Dia berdiri di dekat jendela kemudian melihat sebuah kereta yang berhenti di depan istana. Mereka sekarang telah tiba!     

Dengan cepat dia keluar dari ruangan dan berlari menuruni tangga ketika dia melihat Martin mengangkat koper seseorang dan Oliver, orang kedua Raja Alexander berjalan melalui pintu dan tidak jauh dibelakangnya Ralph mengikuti.     

"Ralph!," dia memanggil. Mendengar suara Katie Ralph mendongak dan memberikannya senyuman lebar.     

"Kate!"     

Tiba di depannya, Katie memeluk Ralph yang dibalas dengan pelukan.     

"Kau kelihatannya baik-baik saja," Ralph menarik dirinya untuk melihat Katie.     

Melihat Ralph setelah berbulan-bulan lamanya membuat Katie menangis. Dia masih hidup dan sekarang berada dengannya sekarang.     

Katie membawa Ralph ke ruangannya dan mereka mengobrol seolah-olah sudah begitu lama mereka tidak bertemu. Dia belajar dari Ralph bahwa ketika malam perayaan musim dingin, api telah menjalar dan keributan terjadi di setiap tempat di kota sementara para penyihir datang dan membunuh pria maupun wanita tanpa ampun.     

"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan," Ralph berbisik dan Katie mendengarnya dengan wajah sedih," ayah dan ibu telah meninggal ketika aku sampai di rumah. Darah terpancar di dinding dan lantai. Aku mencoba berpikir dengan cepat dan berpikir untuk menyelamatkan wanita yang aku cintai tetapi Ternyata dia seorang penyihir."     

Katie meremas tangan saudaranya. Dia tidak tahu tentang hal itu sampai Raja menunjukan mayat penyihir itu. Tidak ada dari mereka yang tahu bahwa penyihir tinggal dan hidup di kota mereka, mereka percaya kota mereka aman. Mempercayai bahwa penyihir adalah manusia seperti mereka.     

"Tidak ada yang lebih menyakitkan ketika kau menyadari bahwa orang yang kau ingin lindungi adalah orang yang ingin menyingkirkanmu," dia berkata dengan suara yang sedih.     

"Dia telah mati, Ralph," dan matanya bertemu dengan Katie.     

"Benarkah demikian? Aku harap itu adalah sebuah kematian yang baik," dia dan Katie tahu bahwa dia sangat tersakiti.     

Sepertinya kota dibakar ketika pembantaian terjadi, anak-anak diculik dan Ralph beserta beberapa orang yang lain mencoba dengan sia-sia untuk menghentikannya. Ada tanda tepat di bawah matanya seperti luka oleh pedang.     

"Aku senang melihatmu aman," Katie meremas tangan saudaranya lagi, "Apa yang terjadi biarlah terjadi. Sekarang kita harus menghadapi apa yang berada di depan kita daripada bersedih dengan masa lalu."     

"Kau benar. Aku senang kau pergi ke perayaan Musim-dingin. Jika tidak aku tidak tahu apa lagi yang harus kulakukan jika seluruh keluargaku terbunuh," dia menjawab dengan sedikit senyuman, "Jika bukan karena Raja muda maka kita semua pasti sudah mati."     

"Raja muda?" tanya Katie.     

"Yah, anak Raja yang bernama Silas," apakah dia sedang merujuk pada Silas Norman? "Kami ditangkap oleh para penyihir, kaki dan tangan diikat. Hari-hari berlalu dan kami kelaparan selama seminggu sampai Raja Silas dan prajurinya datang untuk menolong kami ketika sedang lewat di rawa-rawa di pinggiran hutang. Aku bersyukur atas kebaikannya."     

"Maaf kau harus melewati hal itu," Katie menatap lantai.     

"Tidak perlu. Itu bukanlah kesalahanmu tetapi penyihir kegelapan. Oleh karena mereka sekarang seisi kota di selatan dalam penjagaan. Wanita dan anak-anak diperiksa setiap hari untuk memastikan mereka bukan penyihir. Raja selatan telah membuat penjagaan untuk memastikan keselamatan semua yang tinggal di sana."     

"Kalau begitu aku tidak perlu khawatir dengan Annablle," Katie berkata dengan senang.     

Dengan mendengar tentang hal itu mengenai Raja selatan, kelihatannya ada yang salah dengan keinginannya untuk membagi manusia dan vampire. Tetapi dengan apa yang Ralph katakan kelihatannya dia sedang menjaga kebaikan rakyatnya.     

Tidak peduli bertahun-tahun telah lewat dengan keamanan antara vampire dan manusia, mereka tidak berada dalam keadaan aman. Jika bukan karena mereka bertempur untuk kekuatan dan dominasi. Setiap cerita mempunyai dua sisi yang berbeda.     

"Apa maksudmu kau tidak perlu khawatir dengannya?" Ralph bertanya padanya, "Setelah mengetahui bahwa kau tinggal di sini aku berpikir untuk menjemputmu. Kita akan kembali ke kerajaan selatan."     

Jauh dalam hatinya dia tahu hal ini akan terjadi tetapi dia belum mempersiapkan dirinya untuk hal ini.     

"Ralph mengapa tidak tinggal di sini? Valeria tidaklah begitu buruk. Kita bisa meminta Raja Alexander memberikanmu pekerjaan atau kita bisa menemukan pekerjaan di kota," Katie menawarkan solusi dan pria itu tertawa kecil.     

"Aku mengerti ketertarikanmu pada Raja tetapi Katie kau tidak bisa tinggal di sini selamanya bekerja sebagai pelayan. Kau lebih pintar untuk tinggal di tempat ini sebagai pelayan," sepupunya berkata sebelum beranjak dari tempat tidur dan berjalan ke jendela memunggunginya, "Kau harus mengerti bahwa makhluk malam dan manusia tidak boleh bersama."     

"Tetapi kita seperti itu," Katie menginterupsi, "Walaupun ada begitu banyak hal yang terjadi, bukan berarti makhluk malam salah. Kita manusia mempunyai hal yang sama dengan mereka dan hal itulah yang membuat kita ada sekarang.     

"Aku tidak mengatakan bahwa mereka salah. Kita berada di tanah dan kerajaan makhluk malam… Perang mungkin akan terjadi oleh karena situasi yang menegangkan sekarang."     

"Dan hal itu disebabkan oleh penyihir kegelapan. Kau tidak perlu khawatir tentang keselamatan. Para dewan sedang mengontrol keadaan sekarang. Aku yakin bahwa kita aman di sini," ujar Katie.     

Dia mendengar kibasan sayap dan melihat Ralph mengulurkan tangannya keluar jendela. Mengerutkan keningnya dia berdiri sambil bertanya dalam hatinya apa yang dia lakukan dengan seekor gagak di tangannya. Ralph membawa burung itu lebih dekat dan mengambil sebuah gulungan kertas kecil dari kakinya. Dia tidak pernah melihat burung membawa pesan dan bertanya pada sepupunya,     

"Dari siapa surat itu?"     

Ralph merengut saat dia membaca isi surat kemudian tersenyum, "Dari seorang teman yang berada di tengah kota Valeria sekarang. Berapa jauh kota dari sini?" dia bertanya.     

"Kurang dari satu setengah jam jika naik kereta."     

Ketika waktunya makan malam Katie duduk di samping Ralph beserta dengan yang lainnya di meja panjang ruang makan. Raja Alexander seperti biasanya duduk di ujung meja sementara Sylvia dan Eliot duduk berdampingan. Biasanya Katie makan dengan para pelayan lain di ruang makan yang disediakan untuk para pelayan istana tetapi karena Ralph adalah tamu malam itu maka dia dia diminta untuk bergabung dengan mereka.     

Raja Alexander dan Elliot mengobrol dengan sepupunya , mereka bertanya tentang waktu yang dia lalui setelah seisi kota terbunuh. Sangat jelas bahwa Ralph merasa diintimidasi oleh kehadiran Raja Alexander. Sepupunya yang biasanya sering bicara kali ini hanya bicara ketika ditanyai.     

"Aku telah meminta kepala pelayan untuk menyediakan ruangan untukmu malam ini," Katie mendengar Raja Alexander berkata setelah menghabiskan makan malamnya dan mengambil kain bersih dari meja.     

Elliot yang masih memotong dagingnya dengan pisau memelankan gerakannya saat mendengar Raja bicara pada pria dengan rambut coklat. Tinggal dengan Raja selama ratusan tahun dia telah tahu jika pria itu mempunyai maksud dengan perkataan, jika seseorang tidak mendengarkan dengan baik maka tidak akan diketahui lebih jauh. Sekarang dia sedang mencari tahu apakah pria itu akan tinggal hanya satu malam saja ataukah dia akan tinggal disana selamanya dengan bekerja di bawah nama Raja.     

"Terima kasih atas kebaikan anda," pria itu menjawabnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.