Kerajaan Valerian

Penyihir Kegelapan – Bagian 2



Penyihir Kegelapan – Bagian 2

0"Apakah Silas benar-benar menipu kita?" dia bertanya dengan suara pelan.     

"Kelihatannya begitu. Maafkan aku membuatmu terlibat dalam hal ini," Alexander mendesah, "Aku seharusnya mengirimmu ke kerajaan utara," mendengar ini Katie menggelengkan kepalanya.     

"Tolong jangan menyalahkan dirimu atas sesuatu yang tidak kau bisa kontrol…walaupun sedikit aku senang bisa membantumu."     

"Kau tidak mengerti Katherine. Selama ini aku menggunakan orang lain untuk keuntungan, bisa membuat keputusan dan melaksanakannya. Aku tidak pernah berharap kau terlibat lebih dalam tetapi situasi ini adalah di luar dugaan dan membuatmu berada dalam keadaan seperti ini," dia merenggut, "Aku tidak bisa mengatakan betapa mendidihnya darahku melihatmu dengan luka-luka itu," dia berkata dengan nada yang sangat kesal.     

Sesuatu mengganggu Katie sejak Ester telah meninggalkan ruangan dan dia bertanya-tanya apakah aman untuk menceritakan hal itu jika ada penjaga berdiri di luar pintu. Menatap pintu, dia menurunkan suaranya,     

"Bukankah upacara pembantaian terjadi saat bulan purnama?" Jika dia benar, bulan purnama sudah lewat sebelum dia dan malphus tertangkap.     

"Benar tetapi hari ini adalah bulan Oculus. Hari di mana bulan kelihatannya seperti bulan purnama untuk kedua kalinya dalam sebulan yang hanya muncul sekali dalam satu dekade. Bulan pada malam ini akan memancarkan cukup energi untuk para penyihir menjalankan ritual mereka," ini adalah hal belum dibaca ketika dia berada di perpustakaan, "Para penyihir telah merencanakan untuk mengganggu keseimbangan dari seluruh kerajaan, untuk mendapatkan tanah bagi diri mereka sendiri. Dewan akan memberikannya jika hal itu bisa dirundingkan."     

"Mereka menginginkan seluruh kerajaan," dia bergumam.     

"Itulah mengapa hal itu tidak bisa dirundingkan."     

"Hmmm… Apakah ini ada hubungannya dengan pentagram?"     

"Kau telah melakukan pekerjaanmu dengan baik," Alexander terlihat sangat terkesan, "Jika kau tahu tentang pentagram, kau harusnya sudah mengetahui tentang lima sisi itu. Penyihir kegelapan akan berkumpul di bawah bulan berwarna merah untuk memulai ritual-"     

'Cahaya'     

"-Pertama dengan pengorbanan-"     

'Darah yang tidak bersalah'     

"-Dan mencampurkannya dengan darah mereka berserta dengan hati penyihir putih-"     

'Darah penyihir dan darah putih'     

"-Akhirnya menyelesaikannya dengan darah penyihir. Ini adalah lima sisi dari pentagram di mana para penyihir akan mempunyai cukup kekuatan untuk menyingkirkan semuanya," Alexander menjelaskan padanya dan sebelum dia bertanya lebih lanjut mata Alexander berubah menjadi lebih gelap.     

Jarinya berkedut, seperti ribuan paku yang menusuknya dalam waktu bersamaan. Katie melihat kukunya mencoba untuk menggali ke kursi besi yang mengeluarkan suara pekikan, "Arrgh!" dia mengerang.     

"Alex!"     

Dia sangat khawatir. Dia tidak pernah tahu bahwa benda suci dapat memberikan bahaya kepada vampire. Dia dan Raja Alexander beserta yang lainnya telah mengunjungi gereja di Valeria sebelumnya tetapi tidak sekalipun hal itu mempunyai efek padanya. Bahkan Raja Alexander mengenakan kalung salib di lehernya yang tidak memberikan efek apapun padanya yang artinya bahwa penyihir telah menambahkan lebih dari daripada air suci padanya.     

"Maafkan aku. Aku berada dalam kekuatan terendah sekarang ini." Kekuatan paling rendah? Pikir Katie pada dirinya, keningnya mengerut kemudian dia menyadari sesuatu. Oh tidak!     

"Kapan terakhir kalinya kau meminum darah dari seorang manusia?" dia bertanya sambil menahan nafasnya menunggu jawaban dari Alexander.     

"Sejak kau meninggalkan Valeria," Katie menutup matanya dengan penyesalan, "Jangan menyalahkan dirimu. Itu adalah keputusanku."     

"Tetapi mengapa? Kau bisa mengambil darah dari orang lain, aku tidak akan peduli dengan hal itu. Tidak," dia menggelengkan kepalanya.     

"Gadis bodoh, apa kau pikir bahwa vampire berdarah murni bisa tetap waras dengan kekurangan darah dalam sistem mereka selama empat minggu? Aku telah mengambil kapsul darah sebagai gantinya. Mereka terasa tidak begitu enak tetapi cukup untukku," Alexander menjawabnya.     

Alexander telah menahan diri dari meminum darah orang lain sejak Katie meninggalkan istana untuk alasan nya sendiri dan salah satunya adalah untuk tidak menyentuh wanita lain. Raja Nicholas telah membantunya dengan menyediakannya kapsul darah agar bisa menahan rasa hausnya untuk darah. Sayang sekali ketika anggota-anggota dewan datang untuk menjemputnya mereka telah menguras darahnya untuk melemahkan tubuhnya.     

Dia membutuhkan darah tetapi tidak satupun dari penjaga akan masuk ke tempat itu kecuali diperintahkan oleh Raja ataupun Ratu dari selatan. Jika dia bisa dia akan memberikan darahnya tetapi mereka berdua terikat di kursi dan hal itu terlihat mustahil. Tetapi Katie berpikir, jika dia bisa bergerak ke arah Alexander maka ada kemungkinan mereka bisa membalikan keadaan.     

Dia menggerakkan tubuhnya, mencoba untuk menggerakan kursi sementara memastikan kursi tidak membuat suara agar tidak terjadi masalah yang tidak diinginkan."     

"Tunggu," perkataan Alexander membuatnya berhenti dengan tiba-tiba dan melihat Alexander sedang mengawasi pintu dan beberapa detik kemudian dia melanjutkan, "Kau bisa bergerak sekarang. Para penjaga telah bergerak menjauh dari pintu."     

Mendengar hal ini, dia mulai mendorong sambil menyeimbangkan dirinya sambil bergerak ke arah Alexander. Bukan hal yang mudah atau cepat untuk dilaksanakan, melainkan dia merasa seperti seekor kura-kura. Tidak seperti kursi besi Alexander, dia diikat di sebuah kursi kayu yang hampir membuatnya kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh ke atas tanah     

Butuh waktu baginya untuk dekat dengan Alexander. Kursinya akhirnya berdampingan dengan kursi Alexander. Dia tidak ingin tahu bagaimana dia akhirnya bisa tiba di sana karena bagi dirinya sendiri hal itu adalah aneh.     

Alexander dan Katie saling bertatapan sebelum mata Alexander turun ke bibir Katie dan berpindah ke rahang dan berakhir di daerah leher dan bahunya. Alexander menunduk dan membenamkan taringnya ke kulit Katie, merasakan kehangatan dan rasa manis dari darah mengalir melalui bibirnya. Katie merasakan kulitnya tertusuk saat Alexander membenamkan taringnya di lehernya, merasa kepalanya mulai pusing ketika darah dihisap keluar dari tubuhnya. Ketika Alexander selesai, dia menjilati luka itu sampai bersih, tanpa menyisakan sebuah tetesan darah terbuang     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.