Kerajaan Valerian

Tahanan Sekali Lagi – Bagian 2



Tahanan Sekali Lagi – Bagian 2

0Rasa tidak nyaman mulai muncul di pikirannya. Kelihatannya rencana tidak berjalan dengan baik, malahan semuanya keluar dari jalur. Dia melanjutkan untuk membaca detail tentang penahanan Raja Alexander. Anggota dewan dibunuh sebulan yang lalu, tubuhnya ditemukan di sungai dekat dengan daerah utara pada tengah malam.     

"Ngeong!" Karena terkejut dia melemparkan koran itu ke tempat sampah yang kosong.     

"Oh Tuhan," Katie menutup matanya, meletakan salah satu tangan ke dadanya melihat seekor kucing berwarna emas dengan garis putih berada di atas atap melanjutkan perjalanannya kemanapun dia pergi "Phew," Dia membuang nafas tetapi merasa sesuatu berada tepat di belakangnya.     

Dia menelan ludah melihat orang bertudung yang sama dan dia mulai mengambil langkah cepat tetapi ketika dia membalikkan badannya tidak ada seorangpun di belakangnya. Diberikan kesempatan maka dia tidak akan pernah menginjakan kaki di Mythweald, tidak pernah.     

Katie tidak tahu mengapa tetapi dia telah kembali ke toko di mana Nyonya Ester masuk sebelumnya. Dia berjalan mendekati pintu, bertanya-tanya jika dia harus mengetuk tetapi dia menyadari ada celah antara jendela dan tirai di belakang jendela. Dia ingin tahu sehingga dia mengintip dan melihat tiga wanita di sana dan salah satu dari mereka adalah Nyonya Ester dengan punggungnya di hadapannya.      

Ketika salah satu dari mereka berbalik dia terkesiap dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya atas apa yang dia lihat.     

Kulit rusak dan gelap, dengan tanduk-tanduk di atas kepala mereka. Kuku mereka berwarna gelap dengan lidah yang menjulur dari mulut mereka seperti ular saat mereka bicara. Dengan apa yang orang-orang pikirkan tentang penyihir, pemandangan di depannya seharusnya tidak mengejutkan tetapi teori begitu berbeda dibandingkan dengan realitas. Penyihir. Tiga penyihir tepat berada di depannya.     

"Dan apa yang mungkin sedang kau lihat?" sebuah suara di belakangnya membuatnya terkejut.     

Dia membalikkan badannya hanya untuk mengutuk dirinya. Bukan hanya tiga, tetapi empat dan saat hal itu melalui pikirannya dia melihat lidah penyihir di depannya keluar saat mulutnya tersenyum dengan liciknya. Sebelum Katie bereaksi, penyihir itu mengangkat tangannya yang memegang sebuah ranting kayu dan dia jatuh ke tanah kehilangan kesadaran.     

Katie mengerang ketika dia membuka matanya, mencoba untuk membiasakan matanya dengan cahaya di dalam ruangan, dia menyadari bahwa dia berada di sebuah penjara bawah tanah tetapi tempat itu berbeda dari tempat sebelumnya. Perutnya berbunyi membuatnya bertanya-tanya berapa lama dia telah kehilangan kesadaran sehingga membuat perutnya berbunyi. Di sana ada pintu gantinya jeruji besi berkarat. Dia sedang duduk di atas sebuah kursi dengan tangan dan kaki terikat dengan sebuah tali. Dia mencoba untuk membebaskan diri dan kursi bergerak menggali tanah.     

"Tidak akan berguna," dia mendengar Ester masuk ke dalam ruangan diikuti dengan Leroy di belakangnya, "Tidakkah kau menyadari perlawanan adalah sia-sia," wanita itu tersenyum manis seolah-olah dia tidak bermaksud untuk mencelakakan.     

"Apakah itu semua yang bisa kau lakukan ketika hal tidak berjalan sesuai dengan keinginanmu?" Katie bertanya, matanya yang berwarna cokelat memancarkan pandangan yang menusuk. Dia merasa lelah. Lelah ditarik ke sesuatu yang bukanlah bagiannya, lelah dijebak untuk sesuatu yang tidak dia lakukan.     

"Kau mempunyai lidah," Ester menaikan alisnya padanya.     

"Tidak sepanjang milikmu," Katie membalas perkataannya.     

"Hmm," wanita itu memandangnya dengan pandangan kosong sebelum tersenyum, "Telah begitu lama sejak aku menikmati kematian seseorang. Aku bisa yakin untuk menikmati kematianmu," dia berkata dengan ancaman dan tidak lama kemudian Silas masuk ke dalam penjara.     

"Ibu! Mengapa kau memenjarakan Katherine?" dia bertanya dengan bingung.     

"Anakku sayang. Aku tidak tahu harus mengatakan bagaimana.," Ester merenggut sambil menatap lantai dengan pandangan kecewa. Ketika dia mengangkat wajahnya lagi dia berkata, "Gadis ini mencoba untuk membunuhku."     

"Apa kau yakin? Aku rasa Kath-"     

"Kau tidak percaya perkataan ibumu sendiri, Silas? Ataukah kau mempercayai katanya dibandingkan denganku," Mata birunya menyala, dia mencoba menilai setiap ekspresi wajah anaknya.     

"Tidak ibu aku tidak. Jika kau mengatakan seperti itu, maka hal itu pastilah benar," dia bergumam dan menerima anggukan setuju dari wanita itu.     

Ester datang dan berdiri di depan anaknya dan menaikkan tangannya dan meletakkannya di pipinya.     

"Aku tahu kau menyukai yang satu ini tetapi wanita seperti ini hanya akan membawa ancaman ke dalam keluarga kita," bibirnya ditekan menjadi tipis saat dia menatap Katie.     

"Kaulah yang mengancam di sini! Jangan-"     

"Dan dia juga sangat tidak sopan dan tidak memegang apa-apa selain kebohongan. Ikut denganku Silas," Nyonya norman menarik anaknya keluar dari penjara melihat kening Silas mengerut. Saat mereka menjauh dari ruangan itu dia memegang tangan anaknya, "Ibumu tidak menginginkan apa-apa selain yang terbaik untukmu. Percayalah padaku."     

"Apa maksudmu?" dia bertanya dengan waspada.     

"Tentu saja, kau tidak percaya bahwa aku akan membiarkan wanita seperti itu lepas setelah apa yang dia coba lakukan hari ini. Selalu ada kemungkinan ancaman yang akan datang mengetuk pintu lagi, sehingga adalah hal yang baik untuk mencabut masalah dari akarnya."     

"Kau akan membuatnya melalui seluruh eksekusi?"     

"Adalah lebih baik jika aku memberikanmu cukup waktu untuk melupakannya. Mengapa kau tidak kembali ke ruanganmu untuk beristirahat. Kau akan merasa lebih baik. Leroy," dia memanggil penjaga, "Tolong antar Silas kembali ke istana dan tolong panggil suamiku untukku," dia memerintah penjaga itu.     

Kembali ke ruangan Ester bicara kepada Katie,     

"Sayang sekali kau harus mati. Jangan khawatir aku tidak akan membunuhmu secepatnya. Aku akan memastikan bahwa kematianmu akan pelan dan menyakitkan."     

"Kau takut jika aku akan membeberkan rahasiamu. Kau seorang penyihir," Ujar Katie.     

"Benar tetapi...kau telah mengetahui hal itu. Itulah mengapa kau berada di perpustakaan," Ester berkata dengan pintar, "Kau mempunyai keraguan."     

"Tidak akan lama sebelum rahasiamu terbuka," Katie tetap memandang wanita itu yang berjalan mengitarinya.     

"Aku belum pernah tertangkap selama dua abad. Apa yang membuatmu berpikir bahwa aku akan tertangkap kali ini? Banyak yang telah mencoba di masa lalu dan tidak butuh waktu yang lama untuk menempatkan mereka ke kubur mereka."     

Mendengar kata-katanya yang terakhir, mata Katie menyipit. Dia bertanya-tanya berapa lama waktu yang dihabiskannya di rumah Tuan Waever.     

"Apakah kau yang mengontrolnya? Tuan weaver," Katie bertanya padanya.     

"Sangat tidak sopan. Tentu saja aku tidak mengontrolnya tetapi tentu saja aku membunuhnya. Maksudku aku di sana untuk membantunya dengan hobinya dan dia mencoba untuk mengubahku menjadi salah satu dari koleksi bonekanya. Apakah dia sudah gila?" dia tertawa, "Pada akhirnya dia berubah menjadi tidak berguna. Pria menjadi tidak berguna. Jika kau tahu bagaimana memanfaatkan mereka, mereka akan membawakanmu kepala siapapun yang kau minta. Gadis-gadis muda yang telah dikumpulkan memberikanku cukup energi untuk kekuatanku dan menggunakannya dalam ramuanku."     

"Kau ciptaan terendah dari semua ciptaan yang pernah aku temui. Seseorang yang berbohong kepada suaminya dan anaknya yang menyedihkan," Katie berkata dengan nada jijik yang ditujukan kepada wanita itu.     

"Keluargaku bukan bisnismu dan…" Da membungkuk dan berbisik di telinganya, "Bagaimana aku menggunakan mereka terserah padaku."     

"Nyonya Ester, sudah selesai," salah satu penjaga berdiri di depan ruangan dengan menundukan kepala.     

"Apakah kau tahu bahwa salah satu anggota dewan terbunuh beberapa hari yang lalu? Dapatkah kau mempercayai siapa itu? Raja Alexander yang begitu berharga bagimu," Ester berkata dengan nada penuh percaya diri, "Begitu muda dan dia akan dikirim untuk menjalani sidang sebelum dia dieksekusi. Sayang sekali. Dewan begitu terkesan dengan hukuman dan sidang yang kami lakukan untuk para kriminal sehingga mereka mengizinkan kami untuk menghakimi Rajamu." dia menepukan tangannya dan Ester menyuruh penjaga untuk membawa Katie ke ruangan sebelah. Dalam perjalanan dia melihat anggota dewan yang sebelumnya pernah bertemu dengannya.     

Ketika Katie dibawa ke ruangan sebelah, dia kehabisan kata-kata melihat seseorang duduk di sebuah kursi besi dan tubuhnya diikat dengan rantai .     

Ekspresinya tidak menunjukan apa-apa saat mata merahnya menatap Katie. Raja Alexander.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.