Kerajaan Valerian

Mata Berwarna Hijau - Bagian 3



Mata Berwarna Hijau - Bagian 3

0Katherine merasa gugup ketika dia turun selangkah demi selangkah di tangga dengan berhati-hati. Raja Alexander, Nona Caroline dan Tuan Travers sedang menunggunya.     

Ketika Tuan Travers datang ke depan pintu kamarnya, dia telah memintanya untuk pergi menemainya ke teater karena dia tidak tahu siapa lagi yang harus di ajaknya dalam waktu yang singkat. Sebenarnya dia telah menolak tetapi pria itu meyakinkannya dengan mengatakan bahwa dia akan sangat berterima kasih jika dia bisa ikut.     

Dia berharap Sylvia dan Elliot berada bersamanya hari ini tetapi mereka telah pergi ke daerah utara dan akan kembali keesokan harinya.     

"Kau terlihat cantik," Quill memberikan pujian padanya dengan sebuah senyuman.     

"Terima kasih" Gumam Katie.     

"Yang benar saja, kau meminta seorang pelayan?" Nona Caroline mengejek dan tertawa, "Seperti yang ayah katakan aku bukanlah seorang Barton. Kau-"     

"Aku tidak pernah mencoba menjadi Barton," dia memberi senyuman dingin membuat wanita itu terdiam untuk beberapa saat. "Silahkan," Quill berkata kepada Katie saat mereka berjalan menuju kereta yang berikutnya.     

Sesampainya di teater, kedua pria membawa wanita mereka masing-masing ke balkon yang berbeda. Teater itu penuh seperti terakhir kalinya dia datang dan dia tidak dapat menahan kegembiraannya untuk melihat drama apa yang akan dimainkan.     

Para petinggi yang datang telah memesan tempat duduk yang baik. Tempat duduk yang dekat dengan panggung. Raja Alexander dan Nona Caroline duduk di sebuah kotak yang mempunyai sudut pandang yang baik.     

"Tuan Travers, bisakah aku bertanya sesuatu?"     

"Tentu saja."     

"Tidakkah kau dan Nona Caroline bersaudara?" dia bertanya dan dijawab dengan gelengan kepala.     

"Travers adalah nama sebelum ibuku menikah. Nona Caroline dan aku adalah saudara tiri. Kami berbagai ayah yang sama tetapi berbeda ibu," dia menjawab yang membuat mulut Katie menjadi bulat.     

Hal itu menjelaskan kenapa sifat mereka sangat jauh berbeda. Dan kelihatannya dia tidak dekat dengan saudarinya dan ayahnya. Dia orang yang baik sehingga enak untuk diajak bicara.     

Saat drama dimulai, teater menjadi tenang dan lampu dimatikan, dan teater dipenuhi dengan suara musik dan suara-suara actor. Di antara drama Quill dan Katie sering berdiskusi tentang drama, tentang bagaimana jika atau mengapa drama itu menjadi lebih menarik.     

Caroline mencoba untuk menarik perhatian Raja tetapi sia-sia oleh karena pria tatapan pria itu hanya tertuju pada pasangan yang berada di kotak sebelah. Dia kelihatan sangat cantic dengan gaun hitam yang dikenakannya malam itu, di lehernya ada kalung yang dia berikan. Rambutnya diikat ke atas menunjukan lehernya yang kelihatan sangat mengundang. Mata yang mencoba untuk menangkap setiap drama yang ditampilkan dan bibir pucat yang terbuka setiap kali dia bicara.     

Walaupun gelap, dia dapat melihat dengan jelas kedua pasangan bicara satu dengan yang lain saat drama dimainkan.     

Kedekatan mereka sekarang ini membuatnya kesal walaupun kotak yang mereka tempati cukup luas.     

Setelah drama selesai mereka kembali ke istana dan Quill membantu Katie turun dari kereta tetapi dia tidak melepaskan genggaman tangannya dari Katie.     

Dengan tangannya masih menggenggam tangan Katie, dia berkata     

"Terima kasih telah menemaniku malam ini, Nona Welcher. Aku harap kita bisa melakukannya lagi nanti," dan setelah mengatakan hal itu dia mencium punggung tangannya, membuat wajah Katie memerah.     

Alexander yang telah sampai di istana lebih cepat melihat ke arah mereka tanpa ekspresi dari balkon kamarnya saat pria itu menggoda Katie. Aero kucingnya mendorong kakinya dan dia menggosok leher kucingnya dengan kakinya sambil memandang kedua orang yang berada di bawah.     

Saat Katie berjalan menyusuri tangga, seluruh lampu padam dan suara petir terdengar di angkasa. Angin berhembus dengan kencang dan membuat semua lilin yang berada dekat dengan jendela padam.     

Dengan kegelapan yang menyelimuti Katie berpegangan pada sisi tangga. Berjalan maju dia mendengar suara kucing yang datang entah dari mana dan bulunya menyentuh kakinya.     

Mencoba untuk melangkah Areo menghalangi langkahnya seolah-olah ingin bermain. Setiap kali dia menginjakan kakinya dia merasa bahwa kucing berada tepat di bawah kakinya.     

"Areo berhenti!" dia berbisik dalam kegelapan.     

Setelah berjalan dia menemukan sebuah pintu di dinding dan setelah membuka pintu dia masuk ke dalam, menutup pintu dan segera menuju ke tempat tidur.     

Tetapi jarak antara pintu dan tempat tidur terasa aneh.     

Dia mengernyitkan keningnya dan sebelum dia bisa berpikir lebih jauh dia merasa seseorang mendorongnya, sebuah dorongan yang cukup kuat untuk membuatnya jatuh ke atas tempat tidur.     

Dia membuka mulutnya untuk berteriak tetapi si penyusup dengan cepat membekap mulutnya saat dia melayang di atas tubuhnya dalam kegelapan.     

"Shh," suara itu menyuruhnya untuk diam, "Memasuki ruanganku di jam seperti ini dan mencoba untuk berteriak bukanlah ide yang baik."     

Mendengar suara itu Katie membeku.     

Ini bukanlah ruangannya tetapi ruangan Raja Alexander!     

"A-aku-" dia membuka mulutnya ketika Alexander melepaskan tangannya dari mulutnya dan mencoba untuk meminta maaf atas kesalahannya tetapi Alexander menyuruhnya untuk diam lagi.     

Matanya sekarang terbiasa dengan kegelapan dan dia bisa melihat Bayangan Alexander yang berada tepat di atasnya yang terlihat akan bergerak tetapi Ternyata tidak. Malahan dia mendekatkan wajahnya kepadanya dan dia merasa matanya terbuka lebar.     

"R-Raja Ale-" dan merasakan jari Raja di bibirnya.     

"Kau kelihatannya sangat banyak bicara hari ini. Aku akan membungkam mulutmu," bisik Alexander dan menggerakan jarinya dan digantikan dengan bibirnya di atas bibirnya.     

Dia merasa kehangatan berpindah dari bibir Alexander ke bibirnya yang sedikit dingin saat dia menciumnya. Giginya menggigit pelan bibir bawahnya dan tangannya telah menangkap tangannya dengan genggaman kuat yang sebelumnya berada di dadanya mencoba untuk mendorongnya dari tempat tidur.     

"Mnng," dia mendesah ketika Alexander menggigit cukup kuat untuk mengeluarkan darah sehingga rasanya sedikit menyengat, berbeda dengan lidahnya yang menelusuri bibirnya dengan halus.     

Jantungnya mulai berdebar dengan kencang ketika Alexander menciumnya.     

Melepaskan ciumannya Alexander menatap Katie dengan tatapan yang panas, menelurusi bibirnya dengan ibu jarinya secara perlahan.     

Ketika dia berpikir sudah selesai, Alexander membuatnya terkejut dengan mendorong ibu jarinya sehingga mulutnya terbuka. Menunduk sekali lagi Alexander menciumnya, kali ini lidahnya masuk ke dalam mulut wanita yang terbaring di bawahnya.     

Katherine merasa lidah Alexander dalam mulutnya, mencari lidahnya untuk sebuah ciuman yang sangat bergairah membuat kepalanya berputar dalam awan nafsu. Alexander menggigit dan menghisap dan menggigit bibirnya lagi. Seperti pelatih dengan sebuah alat musik dia menarik erangan lembut dari mulut Katie.     

Dia merasa tangan Alexander yang sebelumnya berada di pinggangnya Sekarang berpindah dan menyentuh lekukan dadanya sebelum berpindah ke lehernya membuatnya gemetar.     

Akhirnya setelah beberapa saat dia melihat Katie yang terbaring dengan pipi yang merah dan nafasnya yang terengah-engah. Matanya tertutup masih merasakan sensasi yang baru saja terjadi.     

Pemikiran tentang pria lain menyentuhnya seperti ini membuat wajahnya langsung mengerut. Dia tidak ingin hal itu terjadi.     

Tidak seorang pun. Tidak seorang pun yang akan menyentuhnya seperti apa yang dia lakukan padanya sekarang.     

Leher gadis itu yang mulus mengundangnya dan dengan jarinya dia menelurusi leher gadis itu dan merasakan dia sedikit gemetar, puas dengan reaksi gadis itu dia menyadari bahwa sekarang gadis itu membuka matanya dan menatapnya.     

Dia tahu bahwa Elliot pasti akan bicara panjang lebar jika dia tahu apa yang dia lakukan tetapi dia tidak merasa bersalah ketika gadis itu merespon sentuhannya dengan indah.     

Alexander memberikan senyuman yang lemah lembut sambil menyentuh pipi gadis itu.     

Kupu-kupu telah terperangkap dalam jaring laba-laba.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.