Kerajaan Valerian

Mawar Biru – Bagian 1



Mawar Biru – Bagian 1

0Dengan tersentak Katie bangun dan napasnya memburu, dia duduk di atas tempat tidurnya sambil melihat sekeliling ruangan yang gelap dan sepi. Air hujan menghantam jendela kaca saat dia keluar dari tempat tidurnya, kakinya menyentuh lantai yang dingin.     

Berdiri di samping jendela, dia melihat hujan dengan derasnya turun dari langit yang hitam. Tetesan air jatuh satu demi satu, berkompetensi satu dengan yang lainnya.     

Sudah sebulan sejak kejadian di rumah pembuat boneka tetapi hal itu tidak bisa dilupakannya.     

Tuan Weaver terkadang datang ke dalam mimpinya siap untuk mengabadikannya dan itu membuatnya susah tidur. Mimpi buruk yang berulang dan dia berharap hal itu akan berlalu begitu saja tetapi bukan hanya pembuat boneka yang datang ke dalam mimpinya. Boneka dengan mata berwarna biru dengan senyuman di wajahnya membuatnya sangat ketakutan.     

Dia terlalu takut untuk tidur sendirian. Selama beberapa malam dia tetap terjaga oleh karena takut akan memimpikan hal-hal yang tidak dia inginkan dan hal itu membuatnya mendapatkan kantung mata.     

Dan kilat di langit tidak membantu sama sekali. Malam itu hujan turun dengan derasnya dan tidak ada tanda-tanda akan berhenti. Keheningan yang dibawa oleh hujan menenangkan pikirannya kecuali suara petir yang menakutkan.     

Meminum air dari gelas yang diletakan di samping meja tidurnya dia kembali ke tempat tidurnya.     

Keesokan harinya ketika dia bangun, dia melanjutkan pekerjaan yang diberikan oleh Martin. Pelayan tua itu telah memberikan tugas yang tidak ada hubunganya dengan pergi ke kota, dan dia tidak akan bisa pergi oleh karena hujan.     

Walaupun tanah basah dan berlumpur di siang hari, Katie tetap pergi bekerja di kandang kuda. Dia merasa tenang bekerja disekitar hewan daripada di dalam istana karena lebih menyukai udara terbuka daripada bekerja di dalam dinding tertutup.     

"Nona Katherine!"     

Dia mendengar suara seorang anak laki-laki yang bekerja di kandang kuda memanggilnya saat dia sedang memberi makan seekor kuda.     

"Nona Katiiie," anak laki-laki itu berumuran sebelas tahun dan datang ke tempat dia berdiri.     

"Ada apa Peter?" Katie bertanya dengan alis terangkat.     

"Aku ingin tahu jika aku boleh meninggalkan pekerjaan lebih awal hari ini," anak itu bertanya penuh harap.     

"Tentu saja tetapi sayang sekali Caviar yang bertugas sehingga kau harus bertanya padanya," dia menjawab dan memungut tumpukan jerami di tanah untuk memberi makan kuda selanjutnya dan anak itu mengikutinya.     

"Dia belum disini," anak itu merengek.     

"Bersabar. Dia akan datang ke sini dua jam lagi, hujan pasti membuat pekerjaan mereka terhalang," Katie tersenyum.     

Jika anak itu langsung pergi kepada Caviar pastilah permintaannya langsung ditolak kecuali dia mempunyai alasan yang bagus. Caviar dengan dua pria yang lain pergi membawa kayu oleh karena permintaan dari istana walaupun sebenarnya masih ada persediaan. Udara menjadi lebih dingin daripada malam sebelumnya dan jika hal itu berlanjut makan bisa dipastikan bahwa tempat itu akan menjadi sangatlah dingin.     

"Tapi jika kau masih ingin pergi, bertanyalah pada Martin," Katie memberi saran dan melihat mata anak laki-laki itu terbuka lebar sebelum menggelengkan kepalanya dengan cepat.     

"Tidak apa-apa," bahunya merosot dan dia duduk di atas tumpukan jerami.     

Katie melihat anak itu memungut sebuah batang jerami dan mematahkan batangnya menjadi dua dan dia merenungkan apakah anak itu harus pergi ke suatu tempat sebelum Dorthy masuk ke dalam kandang dan menginterupsi mereka,     

"Di sini kau rupanya."     

Dorthy datang dan mencoba untuk melipat payung yang dibawanya untuk menghindari hujan.     

"Aku seharusnya tahu bahwa kau akan berada di sini. Nyonya Hicks telah menyiapkan sup daging sebagai perayaan untuk semua orang dan sedang dibagikan di setiap kamar di istana," ujar Dorthy.     

"Sup daging dan perayaan?" Katie bertanya dengan ekspresi penuh tanda tanya di wajahnya.     

Sup daging adalah sup yang terbuat dari kaldu yang kaya rasa dengan daging pilihan yang hanya disajikan kepada para tamu yang mengunjungi raja dan tidak disajikan kepada pelayan yang bekerja di sana.     

"Tuan Tanner memberikan kepada Raja kami daging yang sangat banyak pagi ini dan aku dengar nyonya Hicks mengatakan bahwa Raja Alexander telah memintanya untuk memasak setengah dari daging itu untuk kita. Bukankah dia baik?" tanya Dorthy dan temannya mengangguk.     

"Tentu saja," Katie tersenyum dan dia menatap anak laki-laki yang masih duduk di atas jerami, "Peter."     

"Ya?" jawab anak itu dengan tidak bersemangat.     

"Aku akan memberitahu Martin bahwa kau merasa sakit dan sudah pulang ke rumah hari ini," Lanjut Katie membuat anak itu tersenyum lebar tiba-tiiba.     

"Terima kasih! Terima kasih!"     

"Sama-sama," dia membalas dan melihat anak itu lari ke ujung kandang untuk mengambil barang-barangnya.     

"Apakah tidak apa-apa?" Dorthy bertanya saat dia melihat anak laki-laki itu keluar dengan menggunakan jubahnya.     

"Tentu. Cuaca ini cocok untuk berhenti sebentar dari pekerjaan, bukan begitu?" dan Dorthy hanya mendengus.     

"Aku rindu menjadi muda lagi. Kau tahu tidur larut malam, bangun kesiangan. Tidak perlu khawatir, tidak ada krisis dalam kehidupan dan tidak ada Martin," dia menambahkan sambil membuka payungnya membuat Katie tertawa.     

"Sudahlah," dia menepuk bahu temannya dan berjalan keluar dari kandang.     

"Cuaca menjadi lebih gelap," dia menyadari.     

"Apa?" Dorthy bertanya, tidak mengerti apa yang dikatakan oleh karena suara hujan.     

"Tidakkah kau melihat langit menjadi lebih gelap daripada biasanya?" Katie bertanya dengan suara keras.     

"Tentu, hal ini terjadi setiap tahun, di hari yang sama dan bulan yang sama. Kita tidak tahu mengapa hal ini terjadi, tetapi ini seperti liburan di mana raja memberikan kita makanan seperti sup daging yang enak," Dorthy menjelaskan saat mereka berjalan melalui lumpur, "Ketika salah satu dari kami bertanya kepada Martin, dia mengatakan pada kita untuk tidak menanyakan hal yang tidak perlu. Bahkan nyonya Hicks dan daisy tidak pernah membicarakan hal itu."     

Katie bertanya-tanya dalam dirinya sendiri apakah ada sesuatu sehingga Martin dan pengerja yang sudah lama bekerja di istana tidak ingin yang lain mempertanyakan hal itu dan sebelum dia berpikir lebih jauh tiba-tiba angin yang sangat kencang menyapu mereka membuat payungnya terbalik. Akhirnya keduanya menjadi basah oleh karena air hujan yang tidak menunjukan belas kasihan dan terus menerus turun.     

Payung mereka menjadi tidak bisa berfungsi ketika angin datang lagi ke arah mereka. Keduanya berlari ke arah istana untuk perlindungan dan katie mendesah.     

"Cuacanya berubah dari panas menyengat menjadi sangat dingin," Dia berkata sambil mengibaskan air yang meleleh dari lengannya dengan tangannya.     

"Aku lebih menyukai matahari daripada udara lembab," Dorthy berkata sambil memandang ke arah langit, "Tidakkah kau tidak menemukannya-"     

"Depresi?" tanya Katie membuat Dorthy tersenyum.     

"Sebenarnya saya akan mengatakan bahwa itu suram tetapi bisa juga depresi" temannya mengangkat bahunya.     

Sementara Dorthy berbicara, Katie menyadari ada seseorang yang berdiri di depan taman yang luas walaupun langit berwarna gelap tidak seperti biasanya dan langit yang berwarna abu-abu menyembunyikan cahaya matahari.     

"Ayo pergi," Dorthy mendorongnya saat melihat Katie memandang ke arah taman.     

"Ah, mengapa kau tidak berjalan duluan. Aku akan mengikutimu beberapa saat lagi."     

"Jangan terlambat karena tidak akan ada makanan sisa lagi," di berkata sebelum masuk ke dalam.     

Dia berjalan menuruni tangga untuk dapat melihat dengan jelas.      

Melihat sesosok yang berdiri diam, Katie menyadari bahwa itu adalah raja. Dia bertanya-tanya dalam hati apa yang dilakukan raja berdiri sendirian di sana di bawah guyuran hujan.     

Setelah beberapa menit hanya suara hujan yang jatuh di seluruh tempat, dia melihat raja membungkuk untuk memungut sesuatu dari tanah. Beberapa saat kemudian dia telah menghilang dan dia mengernyitkan keningnya.     

"Menikmati hujan?"     

Dia tidak mengharapkan Alexander menggunakan kecepatan vampirnya untuk berdiri di depannya dan oleh karena terkejut Katie terpeleset dari tangga tempat dia berdiri.     

Katie merasakan tangan raja memegang pinggangnya sebelum dia jatuh terguling.     

"Apakah kau selalu jatuh ketika aku tidak berada di sisimu ataukah kau selalu jatuh ketika akku berada di sisimu?" Dia mendengar Alexander bertanya kepadanya dengan nada bercanda.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.