Kerajaan Valerian

Manipulator Kerajaan - Bagian 2



Manipulator Kerajaan - Bagian 2

0Seperti biasanya dia berhenti dekat kandang kuda untuk memberi makan serigala dan menyadari Malphus yang sedang menepuk-nepuk seekor kuda. Dan dia berjalan mendekatinya.     

"Dia baru di datang ke tempat ini." Katie berkata sambil berdiri di sampingnya.     

"Tidak heran dia begitu takut," Malphus berkata sambil menyentuh surai kuda putih itu, "Aku punya seekor kuda, dia sangat cantik. Begitu kuat," dia mendengar Malphus berbicara dengan penuh kasih sayang saat tenggelam dalam pikirannya sendiri.     

"Aku mendengar Dorthy mengatakan tentang seseorang yang sangat tampan yang bekerja di kandang mulai hari ini," dia berkata membuat Malphus menyeringai.     

"Aku tampan," Malphus berkata membuatnya tertawa sebelum dia bertanya? "Bagaimana perasaanmu? Sangatlah bodoh untuk pergi dengan wanita itu. Aku senang Raja Alexander datang tepat waktunya," dia berkata dengan kerutan di wajahnya sebelum menjentikan jari ke dahinya.     

"Aduh! Sakit," dia menggosok dahinya, "Apakah kau menikmati hidupmu sebagai manusia lagi?"     

"Kau merasa sangat hidup. Aku bisa merasakan kehangatan dari matahari lagi," dia bergumam sebelum tersenyum, matanya memancarkan semangat saat Malphus menatapnya.     

"Ada apa?" dia bertanya sambil mengangkat keningnya.     

"Tidak ada. Hanya saja kau terlihat sedikit berbeda," Malphus mengangkat bahunya dan memberikan kedipan sebelum menghilang di balik tumpukan jerami.     

Sore hari, Katherine bersama dengan Raja Alexander, Eliot dan Sylvia duduk di dalam kereta dalam perjalanan menuju ke tempat di mana pertemuan akan diadakan.     

Katie melihat Elliot dan Alexander yang sedang duduk diagonal. Elliot sedang menatap Alexander dengan tajam yang sangat jelas dihiraukan dengan menatap ke luar jendela. Sylvia mengerutkan keningnya sementara Katie duduk dengan kaku.     

Ketika Sylvia sedang menolong Katie mengenakan gaun yang dibuat dengan sangat indah karena mereka akan menghadiri pertemuan yang akan dihadiri oleh para bangsawan membuat Katherine terkejut. Alexander telah menghisap daerah bahunya sehingga menimbulkan warna kebiruan. Dia tidak bertanya tentang hal itu dan terus membantu Katie dengan gaun yang akan dikenakan.     

Elliot yang sedang lewat tiba-tiba muncul di dalam ruangan, matanya menatap tanda yang muncul di bahu Katie sebelum menutup pintu dengan kuat.     

Elliot maupun Sylvia tahu apa yang terjadi tetapi Elliot tidak melakukan hal apapun selain menatap Alexander.     

"Menatapku seperti itu tidak akan membatalkan apa yang telah terjadi Elliot," Katie mendengar Alexander bicara, mata Alexander bergerak dari pemandangan diluar jendela dan menatap Elliot.     

"Aku berharap kau terbakar di neraka sebelum dimakan oleh semut merah karena menodainya. Dia masih gadis kecil!!" Elliot berkata membuat Sylvia mendesah di sampingnya.     

"Aku bukan anak kecil," Katie memprotes.     

"Jika kau belum menyadari Katherine telah bertumbuh menjadi wanita dewasa dan dia tahu apa yang benar dan salah bagi dirinya sendiri," jawab Alexander dengan tenang.     

"Tentu saja, kau anjing. Kau mengatakan k-"     

"Tenanglah," Sylvia memotong sebelum Elliot benar-benar menancapkan pasak ke dada Raja, "Katie wanita yang sudah dewasa. Jika bukan sekarang, di masa depan dia akan menemukan seorang pria. Maukah kau jika orang lain yang mengambil Katie? Berhenti menjadi induk ayam."     

"Hmph." Respon Elliot sambil memutar kepalanya ke arah jendela.     

Perkataan Sylvia benar tetapi Alexander telah meletakkan tangan kotornya di atas Katie kecil yang cantik. Suatu hari ketika dia tidak berada di istana pria itu telah membawanya ke atas tempat tidurnya. Dia tahu hal itu akan terjadi tetapi tidak secepat ini.     

Tidak seperti Alexander yang tidak melihat Katie bertumbuh dewasa selama bertahun-tahun dia tinggal dengan keluarganya, Elliot Selalu mengunjunginya setiap tahun untuk memastikan dia baik-baik saja.     

Dia tidak yakin apa yang dipikirkan Raja dengan membawanya ke acara yang diadakan oleh para dewan. Jika seseorang mengetahui bahwa Raja menyukai seseorang maka hal itu akan digunakan oleh orang yang ingin menjatuhkannya. Dia telah memaksa menjadi teman Katie di acara di mana Alexander artinya setuju setelah berpikir panjang.     

Setibanya di lokasi, Katie melangkah keluar dari kereta dan Elliot mengulurkan tangannya. Dia menyadari bahwa Elliot sudah merasa baikan sekarang. Alexander telah mengatakan kepada Elliot untuk mengambil sebuah barang kepada seseorang yang akan menghadiri acara hati itu.     

Alexander berjalan di depan dengan Sylvia di sampingnya sementara mereka berjalan tidak jauh di belakang mereka.     

Sekarang dia melihat Alexander di depannya sedang berbincang dengan Sylvia ketika mereka masuk ke dalam, sangatlah sulit untuk mempercayai apa yang terjadi malam sebelumnya. Rambutnya yang berantakan sekarang telah disisir dengan rapi sama seperti ratusan kali dia melihatnya ketika menghadiri pesta.     

Mata merahnya sangat menonjol, membiarkan orang mengenal siapa dia.     

Tempat itu adalah tempat yang besar sama seperti istana yang ditinggalinya tetapi perabotan di dalamnya berbeda. Dia menyadari perabotan sedikit aneh dan berwarna gelap. Katie bertanya-tanya apakah itu karena vampire akan menghadiri tempat itu sehingga suasana tempat itu gelap atau karena tempat itu dibangun seperti itu.     

Elliot telah memintanya untuk tetap dekat dengannya dan tidak berjalan jauh karena tempat itu bukanlah tempat aman walaupun para dewan yang mengadakan acara itu.     

"Selamat malam, Tuan Wells. Apa anda baru saja tiba?" seorang wanita umur tiga puluhan tahun menyapa Elliot padahal baru saja dua menit sejak mereka masuk ke dalam ruangan.     

"Selamat malam, Nona Jackson. Tentu saja. Kau kelihatan cantik," dia memberikan pujian dan wanita itu mengibaskan tangannya tetapi dia menerima pujian itu.     

"Kau bersikap terlalu baik," wanita itu tertawa membuat kening Katie terangkat sedikit sebelum mengembalikan ekspresinya ke awal, "Sampai jumpa lagi," dan wanita itu pergi untuk menyapa yang lain.     

Waktu berlalu dan Katie menemukan bahwa setiap orang di tempat itu berpura-pura. Pria dan wanita menyapa mereka, memandang rendah mereka atau dia tetapi Elliot memastikan untuk menjawab dengan tajam dan sarkastik.     

Ada beberapa wanita cantik yang menggoda Elliot walaupun dia berdiri di sampingnya, lagipula dia tidak peduli. Tidak jauh dari mereka dia melihat Alexander dan Sylvia sedang bicara dengan seorang pria tua dan beberapa orang lainnya     

"Selamat malam Katie," dia mendengar seseorang memanggil namanya saat Elliot bicara dengan tiga wanita lain. Berbalik dia tersenyum,     

"Raja Nicholas, apa kabarmu?" dia bertanya kepada pria di depannya yang memberikan senyuman kepadanya.     

"Sekarang setelah aku melihatmu, aku baik-baik saja," Raja menjawab dan matanya terbuka lembar membuat raja tertawa, "Kau belum berubah sekalipun sejak terakhir kita bertemu."     

Raja Nicholas benar-benar berbeda soal penampilan dan bagaimana dia bicara. Dia bicara padanya tanpa menggunakan gelar dan hal itu membuatnya nyaman.     

"Di mana Raja Alexander?" Nicholas bertanya padanya, mengikuti arah pandangnya sebelum kembali menatapnya.     

"Raja Nicholas," Elliot menundukan kepalanya dan raja Nicholas melakukan hal yang sama.     

"Aku akan bertemu denganmu nanti," dia berkata kepada Katie sebelum berjalan menuju tempat Raja Alexander.     

"Aku merasa bahwa aku mengganggu malammu," dia berkata setelah beberapa saat di mana Elliot menggelengkan kepalanya.     

"Jangan khawatir tentang hal itu," dia menjawab.     

"Ngomong-ngomong siapa pria tua di sana?" dia bertanya dan Elliot memandang pria yang sedang bicara dengan Alexander.     

"Itu adalah Reuben Tuner, kepala dewan. Dia adalah orang yang membuat keputusan setelah pertemuan para dewan. Yang aku tahu dia berpikir lurus, susah untuk meyakinkannya," Elliot menjawab pertanyaan, "Tetapi telah dikatakan bahwa dia lebih pintar daripada kelihatannya."     

"Elliot apakah semua vampire bisa mendengar sesuatu dari jauh?" dia bertanya dengan ingin tahu.     

"Tentu saja tidak. Hanya sedikit yang punya kemampuan seperti itu. Di dalam ruangan ini hanya Raja Alexander dan Raja Nicholas yang mempunyai kemampuan itu. Aku tidak yakin dengan Nyonya Muriel. Dia bekerja di kerajaan utara. Yang lainnya bisa kau pertimbangkan tuli tetapi itu hanya hal literal," dia menjelaskan.     

"Katie, aku harus pergi sebentar. Apakah kau akan baik-baik saja?" dia bertanya.     

"Tentu," jawab Katie.     

"Aku akan kembali secepatnya," dia berjanji sebelum berjalan keluar dari ruangan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.