Kerajaan Valerian

Kebohongan - Bagian 2



Kebohongan - Bagian 2

0Setelah selesai dengan makan malam, Katie telah minum tiga gelas anggur dan dia merasakan dirinya melayang. Dia menatap Alexander dan tersenyum. Sepupunya baik-baik saja dan dia sedang makan malam dengan Raja Alexander.     

Dia merasa bahagia. Dia bertanya-tanya sudah berapa lama sejak dia merasa bahagia seperti ini.     

Semuanya terasa sangat tidak nyata. Berapa bulan yang lalu dia tidak akan mempercayai jika seseorang mengatakan bahwa dia akan makan malam di bawah sinar rembulan dengan Raja Valerian. Tidak seperti waktu yang lain rambutnya diikat dengan rapi, dan sekarang rambutnya berantakan oleh karena angin sepoi-sepoi.     

Martin mengetuk pintu dengan Daisy mengikutinya dari belakang sehingga mereka bisa membersihkan meja. Daisy adalah yang pertama keluar dari ruangan Sementara pelayan tua itu memberikan laporan harian tentang apa yang terjadi dan tentang surat-surat yang telah datang hari itu.     

Alexander selesai berbincang dengan Martin dan memintanya untuk pergi; dia kemudian membalikan badan dan melihat Katie yang matanya tertutup dan kepalanya diletakan di atas meja.     

"Katie?" dia memanggil nama gadis itu.     

"Mm." dia bergumam, matanya tidak bisa terbuka.     

"Tidak bisa minum anggur rupanya. Aku harus mengingat hal ini," dia bergumam sebelum menggendong gadis itu dan berjalan ke arah tempat tidur dan meletakkannya dengan perlahan. Dia bernafas dengan lembut.     

"Tidur tanpa pertahanan, kau tidak tahu tentang bahaya yang mengintaimu?" dia bicara sambil menepikan rambut di wajah Katie.     

Melihat ke jam dia mengingat bahwa dia harus pergi ke satu tempat. Memberikan pandangan terakhir kepada gadis yang berada di atas tempat tidurnya dia keluar dan menutup pintunya.     

Suatu sore, Katie kembali bekerja di istana dan mendengungkan sebuah lagu sementara dia memotong sayuran. Tidak lama lagi dia bisa bertemu dengan sepupunya, dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menghitung hari tetapi dia tidak yakin kapan dia akan tiba.     

"Seseorang terlihat sedang senang," Dorthy berkomentar, sambil mengupas kentang di sudut ruangan.     

"Jadi akhirnya Katie sudah ditiduri," Komentar Mathilda membuat mata para wanita di tempat itu terbuka lebar.     

"Mati! Jangan mengatakan hal sekasar itu!" Dorthy berkata sambil mengipaskan tangannya di depan wajahnya dan menatap Katie, "Apakah itu benar?" wajahnya sedikit bersinar.     

"Kami tidak!" Katie berteriak dengan raut wajah keheranan di wajahnya.     

"Membosankan. Aku pikir mereka telah melakukannya setidaknya dua kali mengetahui reputasi Raja Alexander," Kata Matilda.     

"Benar," Katie menjawab dengan muak, sambil memandang sayuran yang baru saja selesai dipotongnya.     

"Mungkin Raja hanya menggunakannya," Cynthia berkata dengan nada-itu-benar-terjadi kemudian memelankan suaranya, "Jangan tersinggung tetapi seperti yang dikatakan Matilda Raja kita mempunyai keinginan yang begitu tinggi tentang aktifitas sex."     

"Kalian berdua sangat kejam," Dorthy menuduh mereka, "Kita semua tahu bahwa vampire mempunyai keinginan sex yang lebih tinggi dibandingkan kita manusia. Jadi itu seharusnya menjadi hal yang wajar. Jangan tersinggung Chyntia tetapi semua kita tahu bahwa kau tidur dengannya dua kali dan itu terjadi tiga tahun lalu tetapi hanya itu saja. Jika kau punya mata maka kau bisa melihat bahwa Raja menyukai Katie."     

"Bukan masalah jika kau tidak punya pengalaman," Chyntia membuang nafas sambil memutar bola matanya, "Raja menyukai wanita yang punya pengalaman, seseorang yang tahu apa yang harus dilakukan daripada diam seperti kayu mati. Dia butuh pengalaman"     

"Bagaimana kau tahu jika dia seperti kayu mati. Katie bisa b-"     

"Tolong hentikan!" Katie berteriak menghentikan pembicaraan para wanita itu. Dia merasa pipinya menjadi panas dengan apa yang mereka pikir dia lakukan, "Aku senang bahwa kalian khawatir denganku tetapi aku rasa kita seharusnya bekerja sekarang sebelum Nyonya Hicks datang dan melihat pekerjaan kita belum selesai."     

Dan seperti yang dia katakana Nyonya Hicks masuk ke dalam dapur dan memberikan mereka begitu banyak hal yang harus dipersiapkan untuk makan siang.     

Saat Katie melanjutkan pekerjaan, perasaan senangnya berubah dengan banyak pemikiran. Dia tahu bagaimana gaya hidup para vampire terutama mereka yang berasal dari keluarga bangsawan. Kekuasaan, seks dan kematian. Itulah kehidupan mereka.     

Selama beberapa hari yang lalu, dia menyadari bahwa Raja Alexander telah menciumnya tepat di bibir hanya sekali saja saat mereka kembali dari teater. Tidak pernah sekalipun dia dia menyentuhnya lagi sejak malam itu. Tidak lupa dengan apa yang terjadi dua hari yang lau. Dia telah mendengar bagaimana wanita berdarah ketika mereka melakukannya pertama kali dan kemungkinan adalah hal yang kotor; di menggigit bibirnya, sekarang khawatir. Apakah Raja menyukai wanita dengan pengalaman?     

Tentu saja dia tidak akan memberikan keperawanannya kepada sembarang pria tetapi mempunyai sedikit pengetahuan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan akan sangat membantu.     

Keesokan harinya, Katie dan Cynthia pergi ke kota untuk membeli kebutuhan di istana. Katie yang penasaran memutuskan untuk bertanya kepada Cynthia tentang pengalamannya dengan seorang pria. Cynthia mengajarkan apa yang disukai pria dan apa yang mereka tidak sukai dan apa yang mereka nikmati. Katie merasa temannya ini sungguh baik hati – dia membuatnya tahu bagaimana dan kapan untuk beberapa gaya yang tidak dia tahu bisa dilakukan.     

Mereka berhenti di sebuah tempat dimana Cynthia membeli dua buah tempat yang berisi cairan yang membantu untuk mengeluarkan rambut yang tidak dibutuhkan. Cairan itu dijual di pasar gelap yang hanya beberapa yang dapat mendapatkannya oleh karena itu dibuat oleh penyihir. Katie merasa kagum karena dia tidak tahu bahwa hal ini adalah nyata.     

Setelah mereka selesai dengan berbelanja kebutuhan di istana Katie merasa terpaksa mengikuti temannya ke sebuah tempat mandi yang mempunyai tempat mandi terpisah sehingga dia bisa menunjukan bagaimana menggunakan cairan yang baru saja mereka beli. Setelah mereka keluar, Katie merasa seperti lapisan kulitnya telah dikeluarkan. Terasa sangat berbeda.     

Kemudian mereka pergi untuk bertemu dengan teman Cynthia.     

"Ini adalah Javier," Cynthia memperkenalkan pria itu, "Dan ini adalah Katie."     

Pria bernama Javier kelihatannya tidak seperti teman bagi Cynthia oleh karena mereka berbincang satu dengan yang lain dengan bercanda.     

"Katie, aku membawamu ke sini sehingga aku bisa menunjukan beberapa pergerakan," kata wanita itu membuat Katie tergagap.     

"A-apa? Me-menunjukanku?" Itu bukanlah hal yang dia ingin lihat sekarang, pikir Katie.     

"Oh jangan khawatir aku tidak bermaksud seperti itu. Kita tidak akan melakukan hal itu," Katie tertawa dengan gugup, "Ayo Javier."     

Kemudian Katie duduk di sebuah ruangan dengan wajahnya memerah karena malu. Cynthia tentu saja sangat berani. Bahkan belum sampai sepuluh menit dia sudah naik ke tempat tidur dengan Javier, mengatakan bahwa dia telah lupa mengambil bungkusan dan keluar dari tempat itu dengan begitu cepat, mengatakan bahwa dia akan kembali beberapa menit, meninggalkan Katie di sana.     

Katie menunggu tetapi Cynthia belum lagi kembali.     

"Aku akan pergi. Terima kasih atas kebaikanmu," dia berkata sambil berjalan menuju pintu tetapi pria itu menghalangi jalannya.     

"Aku yakin dia akan kembali sebentar lagi," pria itu berkata dengan senyuman sopan. Tetapi ada sesuatu yang ganjil.     

"Benar. Aku akan menemukan jalanku sendiri. Aku lupa harus membeli sesuatu," dia berkata dan senyuman dari wajah pria itu menghilang.     

"Seperti yang kukatakan dia akan kembali. Mengapa kita tidak mencoba sesuatu, sampai saat itu tiba kau tidak perlu untuk menunggu," dia berkata sambil mengunci pintu di belakangnya.     

Dia telah menggali kuburannya. Lagi.     

Dia telah mempercayai Cynthia, berpikir bahwa dia seorang wanita yang baik dan dia mempercayai perkataan bahwa dia sudah berubah tetapi semua itu hanyalah kebohongan. Cynthia membenci Katie sampai pada akarnya.     

Dia telah bersikap baik sehingga gadis itu akan jatuh ke dalam perangkapnya. Setelah Katie digunakan, maka tidak akan ada pria lain yang mau menerimanya.     

"Jika uang yang kau inginkan aku mempunyai semuanya," Katie mengeluarkan uang yang dia punya, "Tolong lepaskan aku," dia meminta dan merasa tenggorokannya menjadi kering.     

"Sangat jarang aku melihat wanita dengan status sepertimu. Keturunan yang baik. Kau dengar bahwa Raja menyukaimu. Mungkin aku harus memberikan contoh," pria itu berkata sambil menarik tangannya dan dia berteriak meminta tolong. Mengambil benda terdekat dia menghantamkannya ke kepala pria itu, "Kau bisa berteriak sesukamu karena tidak ada yang akan menyelamatkanmu. Ini adalah salah satu bagian kota yang tidak ada seorangpun yang peduli."     

"Tolong berhenti!!" dia berteriak saat pria itu naik ke atasnya, "Berhenti!"     

Tetapi saat pria itu berada di atasnya dia terlempar ke dinding rumah oleh seseorang dengan kecepatan tinggi.     

Melihat sekitar dengan panik, Katie menemukan Alexander berdiri di sana, sangat marah. Ketika dia melihat mata Alexander dia menelan ludah karena takut. Dia sangatlah marah dan hal itu terlihat di wajahnya.     

Mata alexander kembali ke arah pria yang terkapar kesakitan di lantai. Mengangkat pria itu dengan satu tangan dia berkata,     

"Kau punya keberanian untuk mengambil sesuatu yang bukan milikmu," dia berkata dengan dinginnya sambil menatap mata pria itu, "ada pesan terakhir?" Dia bertanya dan pria itu menatapnya dengan ketakutan.     

"T-Tunggu t-tol-"     

"Aku rasa kau tidak butuh," Raja Valerian berkata sebelum menusukan jari-jarinya ke jantung pria itu.     

Teriakan kesakitan pria itu menggema di ruangan saat jemari Alexander menggali lebih dalam ke tubuhnya.     

"Alex tolong berhenti!" Katie menangis karena dia tidak tahan mendengar jeritan pria itu.     

"Bukankah aku berkata aku akan membunuh semua pria yang mencoba melakukan sesuatu terhadap dirimu?" dia membalas, mendorong tubuh pria itu setelah dia berhenti bergerak dan mengambil sapu tangan dari sakunya untuk membersihkan darah dari tangannya.     

"T-tapi-"     

"Jangan ada perkataan lain," dia memotong perkataan Katie dengan pandangan menusuk, "Aku akan bicara denganmu setelah kembali ke istana. Caviar, bersihkan hal ini. Kita akan kembali ke istana," dia memerintahkan Sementara Caviar menunduk tanpa berani menatapnya.     

Dia tidak pernah melihat sisi sebelumnya dari Raja dan hal itu membuatnya takut sekarang.     

Setibanya di istana dia merasakan genggaman tangan Alexander saat mereka berjalan memasuki istana kemudian ke kamarnya sebelum dia mendorongnya ke atas tempat tidur.     

Alexander terlihat seperti pemburu dengan matanya yang berubah menjadi gelap oleh karena marah. Dia mencoba untuk duduk tetapi Alexander telah berada disisinya dengan cepat. Jemarinya masuk ke sela-sela rambutnya sebelum menariknya dengan pelan sebelum dia meringis.     

"Aku berpikir untuk membiarkanmu merasa nyaman, memberikanmu sedikit waktu tetapi kelihatan hal itu tidak dibutuhkan," Alexander bicara dengan nada lembut, "Aku tidak tahu kau begitu ingin melepaskan keinginan seksmu."     

"Itu hanyalah salah paham," Kati berkata sambil mengelengkan kepalanya, "Aku tidak pergi ke sana untuk melakukan apapun."     

"Hmm, benarkah? Katakan padaku mengapa kau dekat dengan distrik merah," Alexander berkata sambil menatap matanya yang kelihatan kebingungan.     

"Aku…"     

"Ya, kau?" Alexander mendorongnya untuk bicara.     

"Aku…" dia merasa terlalu malu untuk mengatakannya. Jika saja dia tidak keluar istana hari itu maka tidak ada pembicaraan seperti ini. Dia merasa sedikit tarikan lagi di rambutnya mengingatkannya bahwa Alexander sedang menunggu jawabannya, "Cynthia, dia hanya mengatakan bagaimana – mereka- maksudku sepasang-"     

"Jadi kau khawatir tentang pengalamanmu," Alexander bergumam sambil melepaskan rambutnya dan berdiri dari tempat tidur, "Setelah aku selesai dengan seseorang, aku akan kembali. Aku akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan."     

Dan katie merasakan jantungnya berdebar begitu cepat dengan perkataan yang dia dengar berikutnya.     

"Aku akan memilikimu malam ini. Bersiaplah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.