Kerajaan Valerian

Pengakuan - Bagian 2



Pengakuan - Bagian 2

0Dalam ruang belajarnya, Alexander duduk dekat jendela sambil menghisap rokoknya dan membuang asapnya yang tercampur dengan udara malam sebelum menghilang dari pandangan.     

Dia melihat kertas yang berada di atas meja. Tanpa butuh waktu yang lama dia telah merangkai semua teka-teki. Isi dari kertas itu membuatnya tertawa. Dia telah mempunyai beberapa perkiraan tentang siapa yang melakukan hal itu, bahkan telah berani untuk membuat gadis itu jauh daripadanya dengan mengancamnya dan melukainya.     

Telah lama sejak dia merasakan darah di tangannya. Ini adalah sebuah kesempatan, pikirnya, saat insting haus darahnya muncul.     

Mendengar ketukan di pintu, Alexander berkata, "Silahkan masuk Martin."     

Orang tua itu membuka pintu dan menundukan kepalanya.     

"Bisakah kau menemukan tulisan tangan siapa ini di istana," dia berkata sambil menatap kertas yang berada di atas meja.     

"Ya Raja Alexander," pria itu berkata sambil mengambil kertas di atas meja.     

"Dan panggil Caviar ke sini," perintahnya sebelum kepala pelayan meninggalkan ruangan.     

Alexander tahu semua pria yang bekerja padanya. Walaupun dia tidak dekat dengan mereka tetapi dia memastikan untuk tahu tentang latar belakang mereka oleh karena dia tidak akan tahu kapan mereka akan berguna nantinya.     

Itulah bagaimana cara social vampire bekerja. Lagipula hampir semua makhluk kegelapan adalah Tuan penggerak boneka, dan dia adalah salah satu yang mempunyai gelar tertinggi tentang hal itu.     

Dunianya adalah dunia tentang dominasi dan kekuatan, manusia dan vampire mencoba mendapatkan tempat tertinggi.     

Dia berencana untuk memotong semua sumber yang akan pergi ke Raja Norman, memotongnya satu persatu sebelum dia mencoba melakukan sesuatu. Pembagian di keRajaan-keRajaan berarti memisahkan tanah dan kehidupan dari manusia dan vampir. Tentu saja hal itu tidak akan mempengaruhi pelayan-pelayannya tetapi akan ada pengaruh di dunia dimana mereka hidup, terutama mereka yang mempunyai kedudukan tertinggi.     

'Raja Alexander, apakah kau meminta kehadiranku?" dia mendengar Caviar di depan ruangan.     

"Benar," Alexander menghisap rokoknya yang terakhir, dia berdiri sebelum mematikan puntung rokoknya di asbak., "Jika aku ingin menyewa orang untuk menakuti orang lain di mana aku bisa menemukan mereka?"     

"Ah- Aku rasa aku bisa, Tuanku Raja," Caviar menjawab dengan berhati-hati.     

Dia tidak tahu mengapa Raja menanyakan hal itu ketika dia sudah tahu jawaban untuk pertanyaannya sendiri. Dia mencoba untuk mengingat aktivitasnya selama beberapa minggu belakangan ini.     

"Aku ingin kau menemukan dua orang pria yang telah melakukan pekerjaannya," mengambil sebuah kantong kecil dari meja dan meletakannya di depan pria itu, "Ini akan menjadi hadiah dan jangan menyebut namaku. Tugas akan diberikan setelah kau menemukan mereka. Kau bisa pergi sekarang."     

"Aku akan pergi mencarinya sekarang," dan dia pergi.     

Dua tali diikat menjadi satu untuk bekerja, pikirnya.     

Keesokan harinya saat sedang sarapan Elliot melihat sekeliling ruang makan. Alexander telah meninggalkan istana sebelum matahari terbit meninggalkan Sylvia dan dirinya untuk sarapan sendirian. Saat dia melihat ke sekeliling ruangan sekali lagi, dia mendengar perkataan Sylvia.     

"Jika kau mencari Katie, dia sedang tidur di ruangannya," Wanita itu menjawab sebelum membersihkan bibirnya dengan serbet yang berada di meja.     

"Apakah dia jatuh sakit?" Elliot bertanya dengan khawatir.     

"Tidak, tetapi Alexander memberikannya hari libur karena dia menginginkannya untuk beristirahat,"     

"Sesuatu pasti telah terjadi," dia bergumam sambil menaiki tangga, "dia pasti sudah bangun sekarang," Elliot melihat jam di dinding. Waktu sudah menunjukan jam 10 pagi.     

"Jangan bereaksi berlebihan," Sylvia memperingatkannya saat mereka menuju kamar Katie.     

Dia tidak mengerti apa yang dikatakan dan mengapa Sylvia memperingatkannya untuk tidak bereaksi berlebihan. Ketika mereka mengetuk pintu dan membukanya, keduanya melihat Katie masih tidur.     

Kucing Alexander, Areo sedang duduk di tempat tidur saat melihat ke arah mereka.     

Elliot bertanya-tanya jika Katie bekerja terlalu keras karena dia tahu bagaimana sikap gadis itu ketika mulai bekerja. Dia harus mengatakan kepadanya untuk tidak bekerja secara berlebihan.     

Ketika dia mendekat untuk mengecek temperatur di dahinya matanya terbuka lebar oleh karena kaget dan membuka mulutnya tetapi Sylvia menutup mulutnya tepat pada waktunya sebelum dia berteriak dan membangunkan gadis itu.     

Sebenarnya pada malam hari itu Katie sangat kesulitan untuk tidur setelah mendengar pengakuan Raja Alexander. Dan Sekarang dia ingin tidur lebih lama untuk menggantikan kurang tidurnya.     

"Kenapa dengan lebam itu?? Siapa yang melakukannya??" Elliot bertanya kepada Sylvia setelah mereka keluar dari kamar itu.     

Sylvia menjelaskan apa yang terjadi di pasar kemarin saat Elliot kelihatan sangat marah. Mengetahui sikap Alexander, dia tahu bahwa Raja telah menyelidiki masalah itu.     

Sekarang Raja telah secara terbuka menunjukan ketertarikannya pada gadis itu, dia akan menjadi perhatian untuk segala hal. Dengan mengasosiasikan dirinya dengan Raja, dia telah memasuki dunia kegelapan dan Sekarang tidak ada lagi jalan untuk kembali. Sekarang pria dan wanita di luar sana akan mencoba menggunakannya sebagai alat untuk mendapatkan Raja.     

Dia hanya bisa berharap bahwa gadis itu mempunyai cukup kekuatan untuk menghadapi rintangan dan melaluinya tanpa menodai jiwanya yang murni.     

Ketika hari semakin siang, Katie terbangun oleh karena mendengarkan seseorang yang mendengungkan sebuah lagu di ruangannya. Membuka matanya dan bagun dari tempat tidur, dia menggosokan matanya sekaligus menguap.     

"Kau kelihatan buruk sekali. Apa yang terjadi?" Dia mendengar Malphus bertanya, hantu itu sedang duduk di jendela dengan sebelah kakinya berada di luar.     

"Sepertinya orang-orang tidak bersikap baik," dia menjawab sebelum mencium bau makanan.     

"Aku telah memperingatkanmu bahwa yang hidup lebih menakutkan daripada kami," Malphus berkata sebelum meloncat turun dari jendela.     

Di sebelah kanan Katie dia melihat kereta makanan di ruangannya. Dia belum makan apapun sejak semalam dan sekarang dia merasa sangat lapar.     

Tanpa piring dia langsung memakan dari tempat makanan dengan sendok.     

"Sangat tidak sopan," Malphus berkomentar saat dia melihatnya makan dengan mulut yang penuh.     

"Tuidak-pwerlu-swhopan-swantun-" dia membalas sambil mengunyah.     

"Maaf tetapi aku tidak bicara bahasa itu," Malphus berkata membuatnya memutar matanya.     

Menelan makanan di mulutnya akhirnya ia berkata lagi, "Tidak perlu sopan santun soal makanan."     

"Sampah," Malphus mengoyangkan tangannya seolah-olah tidak menerima perkataannya, "Tetapi kau sungguh aneh di awalnya."     

Katie tidak meninggalkan ruangannya di siang hari. Dia duduk dan mengobrol dengan Malphus tentang perjalanan yang dilakukan hantu itu sehingga dia tidak melihatnya untuk beberapa saat. Dorthy dan Corey bergabung dengan mereka dan Malphus memberikan opininya tanpa diketahui kedua orang it. Dorthy mengatakan bagaimana mereka disuruh untuk menggambar.     

Sore harinya menjelang malam, Alexander memanggil Katie ke ruang belajarnya diikuti oleh Malpus.     

Ketika Katie memasuki ruangan Alexander sedang menuliskan sesuatu di atas sebuah kertas. Dia duduk Sementara menunggu Alexander menyelesaikan pekerjaannya.     

"Apa kau merasa baikan sekarang?" Alexander bertanya padanya.     

"Aku merasa lebih baik sekarang. Aku banyak beristirahat," dia menjawab yang di balas dengan senyuman puas dari Alexander.     

"Tentu saja," dia mendengar Malphus menyambung pembicaraan.     

Dia tidak ingin hantu itu mengikutinya terutama ketika Alex sedang berbincang dengannya. Malphus telah berjanji untuk menghilang jika hal menjadi aneh.     

Alexander melipat kertas sebelum meletakkannya di meja dan menatapnya.     

"Katie apakah ada orang yang mengganggu di istana. Siapapun,: Alexander bertanya membuat Katie mengingat segala sesuatu tetapi dia menggelengkan kepala karena tidak ada yang terjadi.     

"Bagaimana dengan gadis di loteng?" dia mendengar Malphus bicara, "aku seharusnya melihat wajahnya dengan benar."     

"Hmm," dia mendengar Alexander bersenandung, "Ini untukmu, datang pagi ini," Alexander berkata sambil memberikannya sebuah surat yang tertulis nama temannya Annabelle.     

"Mengapa kau tidak kembali ke ruangan mu saja. Aku akan meminta Martin untuk membawakan makan malam ke kamarmu," Alexander berkata padanya.     

"Terima kasih," dia berkata sambil berdiri dan membuka pintu.     

"Aku meminta Katie untuk pergi. Aku tidak mengingat memintamu pergi," dia mendengar perkataan Alexander membuatnya berbalik menatap Alexander dan menatap hantu di sampingnya.     

Malphus maupun Katie keduanya terlihat kaget.     

Alexander dapat melihat dan mendengar hantu itu selama ini!!!!!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.