Kerajaan Valerian

Mata Berwana Hijau – Bagian 1



Mata Berwana Hijau – Bagian 1

0Pagi itu dimulai sama seperti hari yang lain dan seperti biasanya tamu datang dan pergi di dalam istana dengan begitu banyak pekerjaan untuk didiskusikan dengan Raja Valerian.     

Katie sedang berada di dapur membantu Nyonya Hicks mengaduk adonan untuk makan siang bagi para tamu yang akan datang terlambat untuk makan siang dengan Raja.     

Raja Alexander dan Elliot telah pergi untuk berburu di hutan. Terakhir kali mereka berburu mereka telah mendapatkan seekor rusa dan membuat Katie bertanya-tanya tentang hewan apa yang akan mereka bawa kali ini.     

Hewan yang diburu membuatnya sedih tetapi dia tidak berkata-kata tentang hal itu mengetahui bagaimana vampir hidup dari hewan yang diburu. Jika bukan hewan maka manusia yang akan menggantikannya. Lagipula itu adalah siklus kehidupan di dunia sekarang.     

"Aku akan pergi ke ruang penyimpanan," Nyonya Hicks memberitahu mereka, "Setelah kau selesai dengan adonannya aku ingin kau merebus sayur-sayuran ini dan mengeringkannya sebelum menggorengnya," wanita tua itu memberi instruksi kepada Katie dan Fay yang sedang duduk dan mengaduk adonan di sebuah mangkuk besar.     

"Aku hampir selesai," Katie menjawab dengan seringai di wajahnya.     

"Kau mengaduknya lebih awal," protes Fay. Mereka telah bertaruh untuk melihat siapa yang bisa menyelesaikan tugas lebih awal dan Katie telah menang.     

"Alasan alasan. Aku telah menang dengan adil dan sekarang kau harus menggantikanku dalam pekerjaanku setengah hari ini," Katie tertawa sambil melangkah ke arah sayuran yang telah dipotong dengan rapi sementara Fay terduduk di tempatnya dengan kekalahan dan pekerjaan tambahan yang harus dilakukannya.     

"Lagipula apa yang akan kau lakukan dengan mengambil hari libur?" Fay bertanya.     

"Sebenarnya hanya beberapa jam dan tidak perlu bekerja sehari penuh. Aku hanya ingin mengunjungi kota sebelah minggu depan," dia menjawab membuat temannya bingung.     

"Mengapa kau tidak meminta Martin untuk libur selama sehari? Aku yakin dia tidak akan melarangmu melakukan hal itu lagi pula Raja Raja menjadi lunak denganmu ," Fay berkomentar, Katie membuka mulutnya untuk protes tetapi Fay melanjutkan, "Raja Alexander sangat ketat dan tidak fleksibel ketika datang pada hal-hal yang menyangkut para pekerja yang melanggar peraturan atau susah dalam mengikuti perintah."     

"Dia sangat menakutkan tadi malam," Katie bergumam kepada dirinya sendiri mengingat tatapan mata yang dingin yang ditujukan kepadanya ketika dia turun dari kereta.     

"Sebelumnya ada kejadian dengan beberapa hukuman di istana dan aku hanya bisa menyarankan bahwa kau seharusnya berhati-hati dan jangan sampai bermasalah," Ujar Katie     

"Apa maksudmu?"     

Mengambil sebuah mangkok Fay meletakkannya di sebuah lempengan besi sebelum melihat sekeliling apakah ada orang atau tidak, "Suatu waktu ada seorang pelayan yang mencoba untuk menghancurkan bunga mawar di taman."     

"Aku dengar soal hal itu. Gadis itu dihukum dan diminta untuk meninggalkan istana," Jawab Katie tetapi Fay menggelengkan kepalanya.     

"Gadis itu dihukum tetapi dia tidak meninggalkan istana oleh karena dia dipenggal di ruangan bawah tanah oleh Raja sendiri. Aku tidak tahu cerita selengkapnya mengapa tetapi hanya itu yang aku tahu. Hidup akan menjadi indah jika kau mengikuti peraturan, tetapi juga bisa berubah menjadi mimpi buruk," Fay berkata saat Katie berdiri diam di tempatnya mendengarkan wanita di sampingnya, "Tidak ada yang tahu mengapa Raja sangat menyayangi tanaman itu tetapi tidak ada seorangpun yang berani mendekatinya. Kami sangat terkejut ketika melihat bunga-bunga itu berada dalam vas di istana".      

Katie tidak tahu harus berkata apa tetapi dia merasa merinding di seluruh tubuhnya ketika mendengarkan apa yang dikatakan oleh Fay. Bukankah kematian oleh hanya karena tanaman terlalu berlebihan? Dia menelan ludah memikirkan hal itu. Pastinya ada hal yang lebih tentang kejadian yang sebenarnya dan apa yang diketahui oleh orang-orang.     

Raja Alexander sendiri telah mengatakan bahwa tidak apa-apa baginya untuk memetik bunga mawar itu dari semak-semak, mungkin dia cukup mempercayainya untuk tidak merusak tanaman itu.     

"Kau berada di sini secara utuh artinya dia benar-benar lunak tentang dirimu, lagipula kau tidak akan permanen bekerja di sini," Fey mengakhiri kata-katanya saat dua pria masuk ke dalam ruangan dapur membawa sebuah tempat berisi daging segar dan sudah dibersihkan.     

"Aku rasa Raja Alexander dan yang lain telah kembali dari berburu," Katie berkata sambil mengaduk sayuran dan menambahkan dua potong kayu ke dalam perapian.     

Ketika sudah waktunya untuk makan siang disajikan di ruang makan, Katie beserta dua pelayan yang lain menyajikan makanan satu per satu. Tamu siang itu tidak lain adalah Nona Caroline yang datang beserta ayah dan saudara laki-lakinya. Tamu yang lain termasuk seorang bangsawan dan istrinya yang berasal dari tanah kerjaan sebelah.     

Mereka sedang bicara tentang menyediakan jalan yang lebih baik untuk menghubungkan kota-kota yang sedang berkembang. Caroline duduk di sana seperti sebuah boneka yang ikut dalam pembicaraan sekali-kali.     

Katie dan Raja Alexander belum pernah berinteraksi setelah apa yang terjadi pada malam sebelumnya. Sebenarnya Katie lah yang tidak tahu harus bersikap bagaimana di depan Raja. Jika bukan karena gangguan dari kepala pelayan, Raja Alexander pastilah telah- tidak tidak, dia terlalu berlebihan. Pria itu suka menggodanya tapi dia ragu apakah pria itu akan benar-benar menciumnya.     

Walaupun mereka berdiri begitu dekat dia yakin bahwa Raja Alexander pastilah hanya mencoba melihat reaksinya, terutama ketika dia meninggalkan ruangan dan tersenyum.     

Pemikiran tentang Raja membuatnya senang tetapi Raja Alexander adalah seorang penggoda wanita seperti yang telah dikatakan temannya Annabelle. Wanita berkumpul dan berkelahi untuk mendapatkan perhatiannya dan salah satu contoh adalah Nona Caroline.     

Katie yang sibuk dengan pemikirannya ketika dia sedang melayani saudara laki-laki Nona Caroline, di saat yang bersamaan ketika dia mau menghidangkan makanan saudara Caroline berdiri secara mendadak membuat Katie menumpahkan sup tepat di atas sepatunya.     

Menyadari apa yang terjadi, matanya terbuka lebar ketakutan.     

"Ah sepatuku…" pria itu berseru menatap sepatu kulitnya.     

"M-Maafkan aku," Katie meminta maaf dengan gugup dan melihat Martin merapatkan bibirnya dari ujung ruangan. Sebelumnya dia telah menyelamatkan dirinya dari menumpahkan minuman di atas meja tetapi sekarang dia telah melakukan kesalahan.     

"Apa yang kau lakukan dengan berdiri saja dan tidak membersihkan kekacauan ini," Komentar Caroline dengan ekspresi kesal. Dalam keadaan panik Katie mengambil sebuah serbet yang berada di meja dan membungkuk untuk membersihkan sepatu pria itu tetapi dia melangkah mundur.     

"Tidak apa-apa, aku seharusnya berhati-hati. Dan aku bisa membersihkan sepatuku sendiri, saudariku sayang," Pria itu berkata dengan suara tenang dan tanpa merasa terganggu dia melihat ke arah kepala pelayan, "bisakah kau menunjukan jalan ke kamar kecil dan itu akan sangat membantu."     

"Nona Welcher," Martin memanggil dan ini membuat Katie tersentak dan menuntun pria itu keluar dari ruangan makan.     

Kepala pelayan memanggil pelayan untuk membersihkan makanan yang tumpah di lantai yang dibersihkan dalam beberapa detik.     

"Pelayanmu kelihatan tidak berpengalaman dan sangat bodoh sekarang ini Tuanku Raja. Pelan dalam melayani. Mengapa kau tidak mengirimnya ke tempat kami," Ayah Caroline berkata kepada Alexander saat dia makan, "Kami akan lebih dari senang mengajarkan disiplin padanya. Aku yakin bahwa dia akan belajar lebih dari itu dan menjadi lebih berguna untukmu," dia berkata sambil memasukkan daging ke dalam mulutnya yang besar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.