Kerajaan Valerian

Sang Pencipta - Bagian 3



Sang Pencipta - Bagian 3

0"Kau pastinya Tuan Weaver. Kami ingin melihat gaun-gaun yang kau punya," Elliot memandang pria itu dari ujung kaki ke ujung kepalanya.     

"Dan jika boleh, untuk siapakah gaun itu?" pria itu bertanya dan Elliot menatap katie, "Tolong, duduklah dan aku akan menunjukan gaun yang mungkin kau suka," dia menggerakkan tangannya dan menunjuk ke kursi kayu.     

Elliot melihat jejeran gaun yang disusun di sudut ruangan sementara Katie duduk di kursi kayu.     

Awalnya, Katie sangat berhati-hati saat bicara dengan Tuan Weaver tetapi ketika pria itu menjelaskan desain dan warna dengan begitu semangat dia merasa bahwa pria itu memiliki hati yang baik tidak seperti yang dibicarakan oleh penduduk kota.     

Tangannya kelihatan lusuh dan dia bertanya-tanya apakah hanya dia laki-laki yang tersisa di keluarganya. Hal itu membuatnya sedih.     

Elliot telah mengambil sebuah gaun putih untuk dicoba Katie. Gaun itu seperti gaun pengantin dan mengetahui bahwa dia tidak akan mendapatkan kesempatan seperti ini, dia pergi untuk mencobanya. Dia telah melihat toko-toko ternama memperlakukan orang yang tidak punya uang. Lupakan tentang gaunnya, melihat dari jarak dekat hanyalah bisa digapai dalam mimpi. Orang tua itu telah berbaik hati untuk membiarkannya mencoba gaun walaupun dari pakaian yang dikenakannya dia bukanlah seorang anak dari penguasa atau orang kaya.     

Menggantikan bajunya dengan gaun pengantin, Katie melihat ke arah Elliot dengan menggenggamkan kedua tangannya dengan gugup. Senyuman dari Elliot seolah-olah butuh seumur hidupnya untuk melihatnya seperti itu.     

"Bagaimana?" Dia bertanya kepada Elliot.     

"Sangat cantik. Aku bangga menjadi penjagamu walaupun Sylvia mengatakan hal sebaliknya," dia berkata dengan dramatis dan mengusap air mata yang bahkan tidak mengalir dari matanya.     

"Terima kasih, Elliot," Katie tersenyum saat dia membalikan badannya untuk melihat bayangannya di kaca sebelum dia mengganti pakaiannya yang semula.     

Saat dia berganti pakaian, dia dapat mendengar pembicaraan antara Elliot dan Tuan Weaver.     

"Biarkan aku membungkus gaun ini," pria itu berkata sambil mengambil sebuah kertas untuk membungkus gaun dengan aman, "ada apa?" Tuan Weaver bertanya ketika melihat Katie menarik lengan baju Elliot dan menggelengkan kepalanya.     

"Kami minta maaf tetapi kami datang hanya untuk melihat koleksi pakaian yang anda punya. Kami akan kembali untuk gaunnya di lain waktu," Katie meminta maaf.     

"Oh…" pria tua itu merespon, "Jika tentang harganya, kita bisa bernegosiasi," dia menawarkan.     

"Baiklah kalau begitu kami akan membelinya," Elliot berkata sambil mengeluarkan sekantung penuh dengan koin dan memberikannya pada Katie.     

"Tetapi Elliot-" Protes Katie tetapi hanya dipotong oleh Elliot.     

"Itu tidak akan membuang-" dan Katie memotong pembicaraannya.     

"Siapa yang akan memakai gaun itu?"     

"Kau."     

"Untuk pernikahan siapa?"     

"Pernikahanmu di masa depan, tentu saja," dia menjawab seolah-olah itu adalah fakta.     

"Jadi siapa yang akan membayarnya?"     

"Kau," dia menjawab membuatnya tersenyum sebelum menyadari apa yang dia katakan.     

"Benar. Ini," dia mengambil koin yang dibawanya dan mengembalikan kantung koin yang diberikan Elliot padanya yang akhirnya dengan berat hati mengambilnya dengan beberapa keluhan membuatnya tersenyum. Elliot benar-benar membuatnya seperti anak kecil.     

Dan pada akhirnya dia mengeluarkan uangnya untuk gaun itu.     

Setelah Tuan Weaver membungkus gaun yang dibeli, keduanya meninggalkan toko itu dan pergi makan sebelum kembali ke istana. Kembali ke kamarnya, Katie menyimpan gaun itu di dalam lemari pakaian, dia memungut Aero karena kucing itu berdiri di depan ruangannya.     

Dia mengetuk pintu kamar Alexander tetapi tidak ada jawaban sehingga dia masuk ke dalam ruangan untuk mengisi air dan membersihkan ruangannya. Ruangnya lebih rapi dibandingkan dengan ruangan yang ditempati oleh tamu sehingga itu membuat pekerjaannya lebih mudah. Dia memungut kaos yang berada di lantai dan juga kaos yang lainnya dan berjalan ke arah kamar mandi untuk mencari pakaian lain yang butuh untuk dicuci.     

Saat mendorong pintu kamar mandi, langkahnya terhenti dengan pemandangan yang menyambutnya. Dia merasa seluruh oksigen meninggalkan paru-parunya.     

Raja Valerian sedan berada di bak mandi dengan punggungnya yang telanjang memunggungi Katie. Menjadi Raja, bak mandinya besar dengan dekorasi dua singa yang mengeluarkan air dari mulutnya dan sekarang dia berdiri di bawah salah satu patung singa itu. Katie memandang dengan terkagum-kagum dengan ototnya ketika dia bergerak. Sebuah pemandangan yang menarik untuk dilihat.     

Raja mempunyai otot-otot yang indah di tubuhnya, dengan dadanya yang bidang dan pinggangnya yang langsing. Katie ingin memegang otot-otot punggungnya, dan memikirkan hal itu wajahnya menjadi merah.     

Ketika dia bergerak, Katie dapat melihat air yang jatuh dari rambutnya. Dia merasa bagian perutnya mengencang saat matanya mengikuti pergerakan sang Raja. Kabut menutupi permukaan bak mandi yang juga menutupi bagian bawah tubuh Raja. Alexander membuatnya merasakan perasaan yang tidak pernah dirasakannya seumur hidup, emosi-emosi yang baru dan dia tidak tahu bagaimana cara mengendalikannya.     

Tangannya memegang gagang pintu dengan kuat ketika Alexander membalikan badannya, dengan mata tertutup, dia menyapu rambutnya ke belakang dengan kedua tangannya.     

Katie mendesah dan mata Alexander tiba-tiba terbuka dan menatapnya. Dia merasa kepalanya berputar oleh karena adrenalin yang muncul oleh karena ketahuan sedang memandang Alexander.     

"Berencana untuk mandi?" Dia mendengar Alexander bertanya.     

"M-Maaf. Aku datang untuk…" dia tidak bisa berkata-kata. Katakan sesuatu! Dia mencoba mengingat alasannya untuk memasuki kamar mandi, "….pakaian."     

"Apa kau mengambilnya?" dia mengangguk dan melihat Alexander mengangkat keningnya dalam diam, bertanya mengapa dia masih berdiri di depan pintu.     

"Oh! P-permisi!." Dia berkata sambil keluar dan menutup pintu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.