Kerajaan Valerian

Hallow- Bagian 2



Hallow- Bagian 2

0Lancelot melanjutkan,     

"Kau bukanlah pria yang baik. Kita berdua sama. Aku telah mendengar pria seperti apa dirimu. Kau telah membunuh begitu banyak wanita.     

"Oh benar begitu," Alexander terkesan dengan kata-katanya, "Tentu kau tahu bahwa wanita-wanita itu datang atas kemauan mereka sendiri."     

"Apakah Katherine sadar dengan jumlah kematian yang kau sebabkan? Aku melihatmu bersikap seperti seorang suci," dia dia tertawa lagi, "Mungkin kau akan menggunakan tubuhnya sampai kau puas sebelum kau berpindah ke wanita yang baru."     

"Berhati-hati dengan mulutmu," Raja Valerian memperingatkan.     

"Mengapa? Berikan aku kesempatan untuk menyelesaikan apa yang telah aku mulai. Aku akan memperkosanya saat dia berteriak menangis, membuka kakinya-" saat kata-kata itu keluar dari mulut Lancelot, Alexander kehilangan akal sehatnya dan dalam sekejap dia telah berdiri di depan pria itu dan tangannya melingkar di lehernya.     

Menggunakan tangannya yang lain dia mendorong telapak tangannya ke arah pria itu. Menghancurkan tulang rusuknya saat dia meronta.     

"T-t-to-tolong, lepaskan aku!" Lancelot benar-benar kesakitan, "M-Ma-maafkan a-aku…"     

Alexander mendesah, "Aku telah memperingatkanmu, bukankah begitu?" dan dengan sedikit dorongan yang kuat, pria itu berhenti melawan, tubuhnya menjadi lemas.     

Pria itu telah tewas.     

Raja Valerian mengambil sebuah kain dan membersihkan darah yang ada di tangannya. Meletakan botol berwarna hijau di sakunya dia meninggalkan ruangan sel itu dan para prajurit mengangkat mayat dari ruangan itu dan menguburkannya di hutan, menghilangkan semua bukti tentang kejadian itu.     

Hari Hallowen telah tiba dan para rakyat Valeria menjadi sibuk sama seperti kerajaan yang lain. Hari itu adalah hari tersibuk dan paling ramai di tahun itu. Mereka mendekorasi rumah-rumah mereka seseram mungkin.     

Di dalam istana Katie sedang menolong Dorthy berserta dengan dua pria yang lain meletakkan labu yang telah diukir. Kelihatan pekerjaan mudah tetapi sebenarnya tidak. Istana itu cukup besar, dan membutuhkan dua orang untuk mengangkutnya ke dalam kereta dan menempatkannya di tempatnya, beberapa diletakkan di tanah dan beberapa lagi digantung.     

Dorthy memperhatikan Katie sepanjang waktu dan akhirnya Katie yang merasakan tatapan temannya itu bertanya,     

"Apa ada sesuatu di wajahku?"     

"Apa?" Dorthy balik bertanya.     

"Kau terus memandangiku sepanjang waktu Dorthy," Katie mendekatkan wajahnya pada sebuah kaca untuk melihat apakah ada sesuatu di wajahnya.     

"Ah aku minta maaf, kau kelihatannya senang ahir-ahir ini. Maafkan aku yang tidak menemukan pria yang menjadi seleramu. Aku rasa kau seperti orang suci." Jawab Dorthy sambil mengambil labu yang lain dari kereta.     

"Orang suci?" Katie bertanya, bingung.     

"Kau tahu, seperti bagaimana orang-orang di musim panas atau seseorang yang merayakan natal. Kau menjadi orang suci," Lanjut Dorthy sambil Katie membantunya menggantungkan labu kecil. "Acara Halloween tahun yang lalu adalah yang terbaik, sepanjang jalan kami menakut-nakuti setiap orang sampai benar-benar ketakutan. Raja Alexander juga memberikan liburan kepada semua orang. Dan juga ada pesta dansa."     

Temannya memang benar. Untuk beberapa hari dia memang merasakan kesedihan yang mendalam, tetapi setelah beberapa hari dia sembuh dari demam dan dia telah menyibukkan diri dengan pekerjaan untuk melupakan semua yang telah terjadi, seperti ingatan yang terlupakan.     

"Apakah setiap orang memakai kostum ke pesta dansa?"     

"Kostumnya tidak berlebihan, kau tau orang-orang kaya ingin terlihat rapi. Saranku, yang terbaik adalah menggunakan gaun untuk menghindari hal-hal yang memalukan," setelah menggantung labu terakhir keduanya bernafas lega.     

"Aku tidak bisa mempercayai hal ini. Pekerjaan yang seharusnya selesai besok kita sudah selesaikan," Katie bergumam, mungkin dia akan melihat labu di mimpinya nanti oleh karena begitu banyak labu yang dia lihat.     

Seperti yang lainnya, dia sangat bersemangat tentang perayaan halloween. Dia mengingat keluarganya mendekorasi rumah dengan barang-barang yang aneh. Dia dan bibinya membuat kue di hari itu. Itu adalah kenangan yang indah yang tidak akan dia lupakan.     

"Kalian sudah selesai menggantung labu menyeramkan rupanya," itu adalah Matilda. Dia dengan rambut bergelombangnya diikatkan menjadi satu. "kalian tahu di mana Cynthia?"     

"Kami tidak melihatnya," jawab Dorthy.     

"Nyonya Hicks mencarinya. Dapur kekurangan orang yang bekerja, jika kalian melihatnya tolong katakan kepadanya untuk pergi ke dapur," dia melanjutkan kepada dua pria yang lain, "Tolong aku dengan kotak-kotak ini," dan dia menarik kedua orang itu tanpa menunggu jawaban. Katie telah mengenal Matilda yang sebenarnya adalah orang yang baik, dibandingkan dengan pertama kali mereka bertemu.     

Katie mengetahui bahwa Matilda sebenarnya adalah orang yang baik daripada kesan yang dia berikan kepadanya ketika mereka pertama kali bertemu.     

Saat mereka melalui lorong yang panjang, Katie melihat Raja Valerian bersama dengan Elliot dan Caroline.     

"Akhir-akhir ini nona Caroline sering berada di istana?" Dorthy berbisik.     

"Dia mencoba mendapatkan perhatian Raja Alexander sehingga dia bisa menikahinya," Mathilda berbisik dengan suara pelan.     

"Ssh," Katie mencoba mendiamkan mereka.     

"Dia menjadi sangat putus asa," Ujar Dorthy membuat Matilda mengangguk setuju.     

"Katie!" Elliot memanggil sambil melambaikan tangannya agar dia datang mendekat.     

"Selamat sore, Elliot," dia menyapa Elliot dengan senyuman, "Selamat sore raja Alexander dan Nona Caroline," dia membungkukkan kepalanya.     

Alexander menjawab dengan senyuman sementara Caroline mengeluarkan suara 'hmph' sebagai balasannya.     

"Bagaimana dengan persiapannya? Aku melihatmu membawa labu dengan yang lain," Elliot berkata sambil memandang Dorthy dan matilda yang berdiri beberapa meter dari mereka.     

"Kami telah selesai dengan labu dan sekarang kami akan membantu yang lain," dia menjawab.     

"Pasti berat," Elliot mempertimbangkan, dan sebelum Katie dapat mengatakan sesuatu Caroline menyela.     

"Labu termasuk ringan. Mereka paling gampang untuk dipindahkan," dia melihat Katie dan melanjutkan, "Aku ingin kau mengganti seprai karena sudah kotor."     

"Tentu saja…"     

"Apa kau melihat tulang belulang yang dikeluarkan dari kuburan?" Elliot bertanya kepadanya dengan antusias dan dia mengangguk, "ini adalah kesempatan sekali setahun bagi mereka untuk bisa berada di udara terbuka. Sangat disayangkan mereka sering berada di dalam peti," Elliot menyeringai.     

Baik Alexander dan Elliot tidak memperdulikan Caroline dan mengobrol dengan Katie membuat Caroline menatap gadis itu dengan kesal.     

Dengan hari-hari berlalu Alexander begitu memperhatikan Katie, mengundangnya untuk minum teh di sore hari di ruangan belajarnya atau hanya sekedar berjalan-jalan dengan yang lainnya. Dia tidak mengerti mengapa tetapi dia merasa terpaksa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.