Kerajaan Valerian

Janji - Bagian 2



Janji - Bagian 2

0"Mengapa kau mengirimnya pergi ketika kau tidak menginginkannya?" Malphus bertanya setelah beberapa detik berlalu.     

Alexander sedang membersihkan tangannya dengan sapu tangan tersenyum datar, "Karena keadaan aku harus melakukannya."     

"Aku yakin kau punya sebuah solusi," pria itu bertanya dan dijawab dengan senandung.     

"Tidak cukup untuk mengatur hal ini dengan sebuah jahitan. Menyelesaikan hal ini akan butuh waktu dan dengan gadis itu berada dekat denganku hanya akan memperkeruh situasi yang ada," Raja Alexander mendesah, "Bukan berarti dia akan aman berada di selatan. Itulah mengapa aku butuh kau mengawasi Katherine dari dekat sementara kau berada di sana. Dia terlalu mempercayai orang."     

"Tentu saja, Tuanku."     

Malphus mempertimbangkan kata-kata Raja setelah dia keluar dari ruangan.     

Raja Alexander bukanlah orang yang mudah. Jika ditanyai, maka dia akan menyarankan Katie tinggal di Valeria tetapi kelihatannya Raja Valerian telah meletakan semua bagian pada tempatnya dan telah memutar roda.     

Pagi harinya, Reuben, kepala dewan mengunjungi Raja Alexander di istana untuk mendiskusikan tentang berjalannya waktu uji coba.     

Katie berada di ruangannya, meletakan pakaian yang sudah dilipat ke dalam kotak yang terletak di atas tempat tidur. Matanya merah karena kurang tidur karena dia tidak bisa tidur sejak dia kembali ke kamarnya.     

Satu bulan adalah waktu yang lama. Hampir lima minggu, 31 hari dan 744 jam tetapi bukan itu hal yang dikhawatirkannya. Tadi malam ketika dia turun untuk mengambil air untuk dirinya sendiri, dia menemukan Elliot dan Sylvia bicara dengan suara pelan di ruangan makan tanpa seorang pun yang berada dengan mereka.     

Dia tidak bermaksud untuk mencuri dengar tetapi ketika namanya disebut dia akhirnya memilih untuk berdiri dekat pintu dan mendengarkan.     

"Tetapi mengapa?" dia mendengar Sylvia bertanya dengan nada pelan.     

"Mengirimnya pergi dari Valeria adalah hal yang terbaik. Kau tidak melihat hal yang terjadi hari ini? Ada orang yang ingin menjatuhkan Alexander dari tahtanya," Jawab Elliot.     

"Apa yang dikatakan dewan tentang hal itu?     

"Mereka sedang menyelidiki kejadian hari ini karena Alexander tetapi kita tidak tahu berapa kali kita akan menjadi beruntung dengan hal ini. Mengijinkan Katie untuk pergi ke selatan akan meniadakan apa yang terjadi di pertemuan dewan."     

"Katie tidak akan berada dalam radar dengan cara demikian," Sylvia bergumam setuju "Tetapi apa kau ingat apa yang terjadi beberapa tahun yang lalu? Alexander telah berjanji bahwa dia akan mengunjungi gadis itu tetapi beberapa hari kemudian dia berhenti bertanya soal dia."     

"Dia masih anak-anak waktu itu, Sylvia."     

"Tetapi bukan berarti dia menepati janjinya," wanita itu bergarumentasi, "Aku khawatir dia akan mematahkan hatinya."     

"Kau benar, dia tidak menepati janjinya," Elliot setuju, "Tetapi tidak dengan kata-katanya. Percaya pada takdir...kita hanya bisa melakukan hal itu sisanya tergantung pada mereka. Bagaimana dengan bibimu yang pindah…"     

Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya setelah mendengar pembicaraan mereka. Bukan maksudnya untuk mendengarkan tentang hal itu dan sekarang kegelisahan mulai bertambah.     

Raja Alexander berkata hanya sebulan tetapi jika lebih lama dari itu? Bagaimana jika uji coba itu dibuat menjadi aturan permanen sehingga dia tidak bisa kembali ke Valeria? Apakah Alexander akan datang mengunjunginya?     

Menarik nafas panjang dia mengusir semua pemikiran untuk menyelesaikan pekerjaannya mengepak semua hal yang dia butuhkan. Tidak seperti pelayan yang lain yang telah berteman dengannya di Valeria, hanya 3 dari mereka yang akan dikirim ke kerajaan selatan termasuk dirinya. Dengan sedikit perjalanan yang dia lakukan ke selatan sekarang dia bisa mengunjungi temannya Annabelle. Dia telah berpikir untuk mengunjungi temannya tetapi belum memutuskan kapan waktunya.     

Pikirannya terganggu ketika Ralph mengetuk pintu dan membuka pintu kamarnya mempersilahkan dirinya sendiri untuk masuk.     

"Kau sudah selesai?" dia bertanya sambil melihat kotak di atas tempat tidur.     

"Ya. Biarkan aku menurunkannya," Katie berkata sambil menurunkan kotak ke lantai dan menariknya.     

"Biarkan aku membantumu," dia berkata sambil mengambil kotak itu dari tangan Katie. Melihat saudrainya melihat ke dalam ruangan sekali lagi sebelum keluar dari ruangan, dia bertanya, "Apakah kau sudah bicara dengan Raja Alexander?" Katie menggelengkan kepalanya.     

Terakhir kali mereka bicara adalah kemarin di ruangan belajarnya dan pagi hari dia telah begitu sibuk dengan kepala dewan. Karena sudah siap untuk keberangkatan mereka sementara Katie menarik hatinya yang tidak ingin pergi melalui aula istana.     

Membiarkan kusir mengambil barang-barang mereka dia melihat Elliot dan Sylvia berada di luar istana dengan kepala pelayan berserta yang lainnya telah datang untuk mengucapkan salam agar mereka aman dalam perjalanan. Mata Katie mencari keberadaan Raja Alexander tetapi dia tidak berada di sana. Dia bertanya-tanya dalam hatinya jika Alexander masih mengobrol dengan kepala dewan. Tentu saja dia mempunyai hal penting yang harus diselesaikannya walaupun dia berharap Alexander berada di sana dengan yang lainnya tetapi dia mempunyai tanggung jawab untuk seluruh kerajaan.     

Saat malphus bicara kepada kepala pelayan, Katie melihat ke arah jendela kamarnya kemudian ke arah ruang Raja Alexander. Oh! Dia telah lupa mengambil buku yang telah diletakan di bawah tempat tidur.     

"Aku akan segera kembali," dia memberitahukan kepada Ralph dan kembali ke dalam istana.     

Berjalan ke ruangan kamarnya, dia berjalan menuju tempat tidur dan menggulung matras dan menemukan buku yang telah dia tinggalkan. Setelah mengambilnya dia meninggalkan ruangannya. Pintu ke ruangan belajar masih tertutup dan ketika dia berjalan di koridor seseorang tiba-tiba menarik tangannya ke sebuah ruangan tanpa peringatan.     

Dia merasakan sebuah bibir mendarat di bibirnya saat dia mencoba mengatasi kekagetan saat Alexander membuatnya terkejut dengan menariknya ke salah satu ruangan kosong. Dia merasa Alexander menjilat bibirnya agar dia membuka mulutnya untuk Alexander, lidah mereka berdua beradu satu dengan yang lainnya saat ciuman berubah menjadi putus asa.     

Buku yang diambil Katie sekarang tergeletak di lantai. Kedua tangan Alexander telah menarik tubuhnya begitu dekat saat dia mencuri setiap nafas dari bibirnya.     

Setelah Alexander selesai, kepalanya terkulai kedepan untuk beristirahat di dada Alexander sementara dia mencoba untuk menarik nafas. Dia membuka matanya sementara tangannya menggenggam kemeja Alexander.     

"Apa kau berpikir aku tidak akan mengantarmu pergi?" dia mendengar Alexander bicara dari atas kepalanya     

"Bukankah aku akan terlalu berharap?" dia bertanya dengan lembut dan Alexander sedikit menjauhkan dirinya.     

Tentu tidak bodoh," ibu jari Alexander menyentuh bibir Katie dan kemudian dia bertanya, "Apa kau mengambil semua hal yang kau butuhkan?"     

"Ya."     

"Baiklah," Raja Alexander memberikannya senyuman yang lemah lembut, "Jadilah gadis yang baik dan hindari masalah."     

"Apakah kau akan datang ke kerajaan selatan selama waktu uji coba?" dia bertanya dengan gelisah.     

"Aku akan datang. Mungkin tidak secepat yang kau harapkan tetapi aku akan berada di sana oleh karena beberapa tugas. Aku akan mengunjungimu saat itu," dia menjawab tetapi melihat keraguan di wajah Katie dia tertawa, "Kau kelihatannya tidak mempercayaiku."     

Dan dia kembali menunduk untuk memberikannya ciuman ketika ekspresinya berubah menjadi serius.     

"Jangan biarkan pria lain menyentuhmu. Kau adalah milikku," Jantungnya berdebar dengan kuat, "Tunggu aku," dan hal itu cukup untuk melenyapkan segala keraguannya.     

Katie sekarang duduk di atas kereta yang sedang bergerak bersama dengan Ralph dan Malphus dan telah meninggal kan istana sejam yang lalu. Ralph telah bicara dengan malphus tentang tempat yang akan mereka tinggal. Katie menggigit bibirnya berpikir tentang apa yang telah dikatakan Raja Alexander padanya. Sebelum dia meninggalkan ruangan dia telah meminta satu hal daripadanya dan dia setuju.     

Tanpa sadar dia menyentuh lehernya.     

Perjalanan ke selatan adalah perjalanan yang jauh, dan Katie telah tertidur beberapa kali sepanjang perjalanan. Dia dibangunkan oleh Ralph saat mereka tiba di jantung kota kerajaan selatan.     

Ketika Raja Alexander bertanya 'Apakah kau telah membawa semua hal yang kau butuhkan?' dan dia menjawab dengan 'Ya'. Tetapi yang sebenarnya dia telah meninggalkan hatinya di istana, dengan Alexander.     

Dia hanya bisa berharap waktu bisa dipercepat sehingga dia bisa kembali ke Valeria.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.