Kerajaan Valerian

Janji - Bagian 1



Janji - Bagian 1

0"Besok?"     

"Benar. Ralph akan pergi ke daerah selatan besok pagi. Aku pikir itu adalah pilihan yang baik," Katie menatap ke arah Raja yang mempunyai wajah suram, keningnya hampir menyatu.     

"Tetapi aku tidak berasal dari kelas yang kau katakan sehingga aku bisa tinggal bukan begitu?" Dia bertanya dengan suara memohon. Dia tidak ingin meninggalkan istana atau Valeria.     

Raja Alexander berjalan menuju mejanya dan memungut sebuah kertas yang diberikan anggota dewan dan memberikannya kepada Katie.     

"Apa ini?" dia bertanya sambil mengambil kertas itu.     

"Itu adalah syarat dan ketentuan yang telah diberikan dewan atas percobaan pembagian makhluk," membuka gulungan, dia mulai membaca hal yang tertulis di atas kertas itu.     

Dekrit Dewan no. 352     

'Sebagai bahan pertimbangan tentang aktifitas yang terjadi yang menyebabkan gangguan terhadap kedua makhluk di tanah kita, para dewan telah memutuskan untuk mengadakan percobaan sementara yang akan dilaksanakan selama satu bulan.     

Dekrit 1. Keluarga manusia yang telah tinggal di kerajaan lebih dari lima tahun diijinkan tinggal sementara keluarga yang tinggal di bawah lima tahun harus pergi ke daerah selatan selama masa percobaan.     

Dekrit 2. Dewan akan bertanggung jawab dalam penempatan penduduk baru untuk memastikan mereka tinggal dengan nyaman. Pertanyaan dan negosiasi lebih lanjut silahkan mengirimkan surat kepada dewan.     

Dekrit 3. Dekrit 1 dan 2 ditujukan juga untuk vampire di tanah manusia.     

Dekrit 4. Pelayan yang melayani keluarga-keluarga selama tiga tahun akan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa gangguan.     

Dekrit 5. Semua makhluk yang baru saja berpindah ke tanah lain akan diminta untuk kembali ke kerajaan mereka masing-masing.     

Dekrit 6. Raja dari keempat kerajaan akan membantu dewan dalam menjaga kedamaian selama percobaan yang ditentukan oleh dewan.     

Dekrit 8. Setiap pria maupun wanita yang tidak mengikuti dekrit-dekrit di atas akan dinyatakan bersalah dan akan dihukum sesuai dengan dekrit nomor 228.     

Dekrit 8. Mereka yang berwenang di kerajaan diijinkan untuk mengunjungi tanah lain dengan ijin dari Raja dan anggota dewan.     

"Apa dekrit no 228?" Katie bertanya setelah membaca isi surat tersebut dan mengembalikannya pada Alexander.     

"Itu adalah dekrit yang membicarakan tentang aktivitas penyihir" jawab Raja Alexander, "ketika seseorang gagal dengan hal-hal ini, maka dia akan dibawa ke persidangan dengan anggota dewan. Tergantung pada apakah orang itu bersalah atau tidak anggota dewan akan memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya."     

Setelah membaca isi dari surat keputusan mendengarkan penjelasan Raja Alexander, dia menyadari bahwa dia harus menemani Ralph kembali ke kerajaan selatan. Tinggal di tempat itu hanya akan membuat masalah bagi Raja yang tentu saja dia tidak inginkan. Dia tidak ingin meninggalkan Alexander tetapi dia tidak ingin menempatkan Alexander dalam keadaan yang merugikan.     

Dia berdiri sambil menggigit bibirnya dalam diam saat memikirkan tentang hal ini.     

Apakah Alexander baik-baik saja dengan hal ini? Tidak seperti dirinya yang merasa tidak tenang dan ekspresi wajahnya menunjukan apa yang dipikirkannya sekarang ini, Raja Alexander begitu tenang, kerutan di keningnya telah menghilang.     

"Aku akan baik-baik saja," Alexander meletakan tangan ke pipinya, "Hanya satu bulan saja. Waktu akan berlalu lebih cepat daripada perkiraanmu."     

"Hmm," respon Katie dan merasa hatinya menjadi begitu berat dengan berlalunya waktu.     

"Katie," dia melihat keprihatinan di mata Alexander saat dia bicara dengan serius, "Aku ingin kau berhati-hati selama beberapa hari berikutnya saat kau berada di daerah selatan. Aku ingin kau mempercayai tentang apa yang kulakukan dan hal itu adalah hal yang sangat penting karena hal-hal akan menjadi sangat sulit dan kau mungkin akan ragu dengan segala sesuatu tetapi aku ingin kau menjadi kuat."     

"Aku mempercayaimu, Raja Alexander," kata-katanya tegas dan teguh.     

Alexander menariknya dalam pelukannya. Raja Alexander bukanlah seseorang yang menunjukkan perasaan atau pemikirannya kepada siapapun tetapi pelukan yang tiba-tiba membuat Katie bertanya-tanya jika Raja Alexander mempunyai perasaan yang sama dengan dirinya sekarang ini. Dia mengembalikan pelukan sambil membenam kan dirinya saat Alexander memeluknya.     

"Aku tahu bahwa Ralph akan melindungi dan menjagamu agar tetap aman di sana tetapi aku ingin mengirimkan seseorang dari sisiku," dia mendengar Raja bicara.     

Menarik dirinya dia berkata, "Aku rasa hal itu tidaklah perlu. Desa tempat tujuan Ralph adalah desa kecil dan aku pernah berada di sana."     

"Tidak ada bahaya dengan hal itu, dan aku percaya berhati-hati lebih penting daripada mengobati. Hal itu akan membuatku merasa lebih baik," Raja Alexander memberikan sebuah senyuman yang membuat hatinya meleleh.     

Sebuah ketukan di pintu mengganggu keduanya dan Katie melihat Malphus masuk ke dalam ruangan dengan menunduk.     

"Kau datang di waktu yang tepat, Malphus. Aku pikir kau telah mengetahui tentang tujuan kunjungan dewan," dia bertanya dimana Malphus merespon dengan ya, "Bagus. sekarang kau akan menemani Ralph dan Katherine besok ke daerah selatan. Aku akan menyuruh martin menyediakan kereta untuk perjalan besok keselatan."     

"Tidak bisakah kau membatalkan perintah?"     

"Sekarang ini aku tidak mempunyai kekuasaan untuk melakukan hal itu. Aku yakin bahwa ada hubungan yang hilang dengan apa yang terjadi hari ini dan pembunuhan anggota dewan," Alexander bergumam.     

"Tetapi pria yang terbunuh adalah vampire," Malphus menyatakan tentang informasi yang diterima setelah berkeliling di rumah pria yang terbunuh dan di dewan.     

"Benar sekali," Malphus menatap Raja dengan bingung.     

"Aku tidak mengerti," ujar Katie dia sangat bingung demikian juga dengan hantu itu.     

"Saat ini selalu dikatakan bagaimana vampire membunuh manusia agar supaya mereka bisa bertahan hidup dan kita tahu bawah itulah sifat alamiah manusia untuk menghisap darah. Para dewan dibentuk dari manusia dan vampire . jika kau melawan salah satu, maka akan menghasilkan pemberontakan dengan yang lainnya, di mana hal itu akan secara perlahan tersebar di empat kerajaan yang akan berakhir dengan pertumpahan darah. Sayang sekali bagi mereka, rencana pembunuhan yang mereka rencanakan tidak berjalan sesuai dengan rencana licik mereka dan mereka memilih untuk membunuh anggota dewan yang adalah seorang vampire. Banyak pertanyaan muncul tentang keamanan para manusia tetapi juga para vampire.," Raja Valerian memberikan penjelasan kepada mereka.     

"Tampaknya Norman memiliki lebih banyak permainan daripada yang saya pikir," Raja tertawa dengan terkesan, "Kita tidak mempunyai bukti yang merujuk kepada pelakunya dan karena itu adalah penting untuk memperhatikan hal-hal yang masuk maupun keluar di istana."     

"Au akan memastikan dan memberikan laporan kepadamu tanpa ditunda…" Malphus menjawab dan bibir Raja dirapatkan menjadi garis tipis.     

Raja kemudian melihat ke arah Katie dan bicara, "Pergi dan atur barang-barangmu, kau tidak ingin meninggalkan hal berharga."     

Ketika Katie meninggalkan ruangan, Raja Alexander dan Malphus tinggal di ruangan belajar.     

Karena dia adalah sebuah jiwa, yang dapat berubah bentuk manusia maupun hantu kapan saja diam mau, dia telah tinggal di depan pintu ketika dewan mengunjungi Raja valeria. Walaupun Malphus adalah seorang manusia sebelum dia mati, dia tidak merasa senang untuk pergi ke daerah kerajaan selatan. Dia tahu tentang keterlibatan Raja selatan, dan pemikiran bertemu dengan siapapun yang terlibat dengan keluarga Norman menimbulkan rasa pahit di mulutnya.     

Sekarang dia telah kembali dari kematian tidak ada lagi yang harus dia lakukan kecuali melayani Raja Valerian karena dia berhutang atas hadiah yang diberikan dimana dia memilih untuk terlihat oleh yang lain.     

Manusia dan vampire akhirnya bisa mempercayai satu dengan yang lain, membuat keluarga tetapi dengan aturan yang baru tidak ada keraguan bahwa hal ini akan membuat keretakan di antara mereka. Dengan hari yang berlalu, dia telah melihat Katie dan Raja menjadi dekat satu dengan yang lainnya.dia melihat punggung Raja sekarang, Raja sedang memandang keluar dengan suara burung bernyanyi di pohon yang terdekat.     

Raja mengambil sebuah gelas yang berada di meja, mengosongkannya dengan dua kali tegukan dan beberapa detik kemudian gelas itu menjadi potongan-potongan halus di tangannya.     

"…" Mata Malphus terbuka lebar atas pemandangan tersebut tetapi ekspresi wajah Raja tidak berubah.     

Membuka kepalan tangannya, serpihan gelas berwarna merah jatuh ke atas lantai sementara dua potongan kaca tertanam di telapak tangannya, darah menetes saat dia mengeluarkan pecahan kaca itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.