Kerajaan Valerian

Mythweald- Bagian1



Mythweald- Bagian1

0Katherine menunduk di depan sebuah rak. Matanya menyusuri susuan buku sebelum dia menarik sebuah buku yang sedang dia cari. Membawa buku itu dengannya ke meja, dia duduk untuk membuka buku, membolak balikan kertas saat membaca.     

Sudah 8 hari sejak dia mengambil pekerjaan sebagai pembantu juru tulis di bagian administrasi di kota dekat dengan kerajaan selatan, Mythweald. Bukan hal yang mudah untuk menemukan pekerjaan di daerah selatan, terutama bagi seorang wanita.     

Wanita tidak pernah diberikan kesempatan untuk bekerja di selatan tidak seperti di kerajaan vampire. Walaupun beberapa wanita terpelajar, mereka tidak diberikan pekerjaan yang berkaitan dengan administrasi. Banyak dari wanita kelas menengah bekerja di toko roti, menjahit pakaian atau sebagai penjaga bayi untuk keluarga kelas atas sementara wanita kelas bawah bekerja sebagai pekerja atau pembantu.     

Ironisnya walaupun keluarganya tidak kaya, dia dan sepupunya telah diberikan pendidikan yang layak karena Elliot telah bicara dengan seorang guru ketika dia mengunjungi daerah selatan kerajaan ketika dia masih muda. Dia sangat sayang dengan gadis itu sehingga dia memberikannya kebutuhan yang dibutuhkannya dan menjaganya dari masalah.     

Dia bekerja dari pagi sampai malam selama tiga hari dalam seminggu. Uang yang didapatkan keduanya tidaklah banyak, tetapi cukup untuk sementara. Malphus sesuai dengan janjinya telah berubah bentuk sebagai hantu, dan selalu berada dekat dengan Katie saat dia menyelesaikan pekerjaannya untuk hari itu.     

Teman Ralph telah menyediakan tempat sementara bagi mereka yang tepat berada di belakang rumah orang itu.     

Saat Malphus dan Katie berjalan kembali ke rumah, Malphus bicara,     

"Akhirnya kau terlihat senang," mereka berjalan melalui jalan yang sibuk saat orang-orang melewati mereka. Ketika dia memandangnya dengan wajah penuh pertanyaan dia melanjutkan, "Aku capek melihatmu bersedih seperti kain pel basah."     

"Aku tidak bersedih," dia bergumam membuat Malphus memutar bola matanya. Setelah datang ke daerah selatan, pemikirannya sering kembali ke Valeria dan dia akan duduk sambil menatap dinding.     

"Dan burung gagak berwarna putih," Malphus berkata dengan nada datar dan terus bicara, "Bekerja di sini kelihatannya membuat hatimu menjadi cerah."     

"Itu semua karena dirimu tentu saja. Jika bukan karena dirimu, aku pasti akan hilang di lautan," dia berterima kasih pada Malphus dengan senyuman, "Bagaimana kau tahu begitu banyak tentang hal itu? Apa kau pernah mengalaminya?" dia bertanya ingin tahu     

Sepasang wanita yang berjalan melewati mereka menatap Katie dengan aneh, saling berbisik saat mereka menatapnya     

"Sesuatu seperti itu. Dulu aku bekerja….di bawah Raja selatan." Malphus menjawab melihat sekeliling.     

"Raja Norman?"     

"Ya, Raja Norman. Ketika aku masih hidup, aku menangani laporan dan status ekonomi kota untuk beberapa tahun," jawabnya.     

Dia tidak pernah menyangka hal yang dikatakan Malphus padanya. Dunia begitu sempit, pikirannya     

Sebelum dia bisa berkata-kata lagi, Malphus bicara padanya, "Kau sadar bahwa aku berjalan denganmu dalam bentuk hantu, bukan begitu, nona kecil? Orang-orang di kota ini pasti akan berpikir bahwa kau sudah gila, melihatmu bicara dengan dirimu sendiri."     

"Hmm," responnya dengan sebuah senyuman.     

"Lebih baik," Maplhus bergumam, "sudah begitu lama. Tahun telah berlalu, tetapi Mythweald tidak banyak berubah. Kemiskinan tetap berada di bawah komunitas orang kaya. Kelaparan dan keserakahan masih tetap ada."     

"Tetapi bukankah situasi selalu sama di seluruh kerajaan?" dia bertanya setelah mereka sampai di sebuah gang sempit di mana tidak ada seorang pun berada, berjalan di antara dua dinding berwarna abu-abu.     

Bagian desa di mana Katie bertumbuh adalah desa yang cukup bagus dibandingkan dengan kota lain di Mythweald. Dia telah melihat keadaan anak-anak kecil ketika dia berada di Valeria. Itu adalah pemandangan yang menyedihkan.     

"Setiap kerajaan mempunyai kelebihannya masing-masing. Hanya mereka yang tinggal di sana dan merasakannya tahu tentang kenyataan pahit yang terjadi di balik layar. Tetapi jika kau melihat daerah selatan, maka hal itu lebih baik daripada kerajaan timur," Malphus menyatakan saat Katie membuka pintu rumah.     

"Kerajaan Raja Nicholas?" dia bertanya dengan wajah terkejut, "Dengan penampilannya yang begitu sopan aku pikir hal itu akan menghindarkannya dari kesalahpahaman," membuat pria itu terkekeh.     

"Bukankah aku telah mengatakan padamu sebelumnya bahwa penampilan bisa menipu. Jangan mengikuti apa yang kau lihat dan apa yang kau dengar. Kerajaan timur adalah kerajaan yang paling parah di antara semua. Kau akan menemukan hal yang paling tidak berhukum, segala hal illegal terjadi di sana, sebutkan dan kau akan menemukannya," Malphus menjatuhkan dirinya ke atas sebuah kursi.     

Katie memikirkan kata-kata pria itu sambil membuka jaketnya dan menggantungkannya di sudut ruangan. Saat dia mempersiapkan makan malam, dia menemukan Malphus sedang menatap lantai dengan muka suram.     

"Apa kau baik-baik saja?"     

"Hmm? Mengapa kau bertanya," Malphus bertanya sambil memiringkan kepalanya sebagai tanda bertanya dimana dia menjawab dengan mengangkat bahunya.     

"Kau kelihatannya tidak begitu senang dengan tempat kau dibesarkan," dia menyatakan sambil mencuci sayuran dan menyadari sangatlah jarang bagi Malphus untuk bicara sesuatu tentang dirinya. Dia menemukan bahwa pria itu adalah seorang yang penuh dengan rahasia. Melihatanya mengatupkan mulutnya dia mengganti topik pembicaraan, "Apakah hantu mempunyai kemampuan spesial?"     

"Ketika seorang pria atau wanita meninggal mereka tidak mendapatkan kekuatan spesial. Mereka adalah daging yang sudah mati. Mati adalah mati."     

"Tetapi kau kembali," dia menunjukkannya.     

"Itu karena seseorang memutuskan untuk mengganggu tidurku," Malphus menjawab dengan kesal tetapi sebenarnya dia hanya bercanda.     

Apakah yang dimaksudkan Malphus bahwa ada satu hal yang dilakukannya? Apakah dia bisa mengembalikan orang tua dan saudaranya ke dunia kehidupan? Dia berpikir dengan secercah harapan sebelum jiwanya menjadi muram. Dia telah pergi menemui kuburan keluarganya tetapi tidak ada yang terjadi, jika hal itu bisa terjadi tetapi kenyataanya tidak ada yang terjadi. Kembali ke sayuran yang dipotongnya, dia melanjutkan pekerjaan memotong sayuran itu     

Sepanjang makan malam, Ralph dan Malphus bicara tentang seni kayu sementara Katie menyelesaikan makan malamnya dengan tenang sebelum pergi tidur. Saat dia membersihkan alat makan, dia mendengar Ralph bicara tentang para petinggi kerajaan sedang berjalan menyusuri kota di mana anak-anak kecil menghilang. Kedengarannya, seorang penyihir tinggal dekat dengan kota. Anak-anak sedang dicari keberadaannya sementara keluarga sedang mempertanyakan keamanan mereka. Uji coba tidak membuahkan hasil sehingga para petinggi meminta para penduduk untuk bersabar, sambil meyakinkan mereka bahwa anak-anak mereka akan kembali dengan aman.     

"Apa kau mengirimkan laporan kepada Raja Alexander mengenai hal itu?" Ralph bertanya sambil bermain tang dan paku yang tersangkut dalam kayu.     

"Aku mengirimkan laporan tadi malam walaupun aku belum mendapatkan balasan. Raja Alexander mengatakan bahwa dia kan mengadakan perjalanan ke kerajaan utara untuk bicara dengan Raja di sana tentang sesuatu," Malphus menjawab dengan acuh tak acuh.     

Manusia biasanya melatih burung-burung untuk berkomunikasi satu dengan yang lain Sementara makhluk malam menggunakan kelelawar. Katie berpikir untuk mengirimkan surat kepada Raja Alexander, tetapi hanya seminggu sejak terakhir mereka saling bertemu. Terlebih lagi dengan apa yang Malphus katakan, kelihatannya Alexander sangat sibuk.     

Malam datang dan berlalu begitu pelan saat dia menghitung hari.     

Suatu malam, Katie telah pergi ke kamarnya setelah menyelesaikan membaca sebuah buku, dia meniup api lentera dan memutuskan untuk tidur ketika dia menemukan sebuah bayangan di dinding dari jendela yang terbuka.     

Awalnya, dia berpikir bahwa itu hanyalah ranting dari pohon terdekat dan tidak memperdulikannya. Saat dia naik ke tempat tidur, bayangan di cabang pohon mulai bergerak lagi. Kali ini, bayangan yang dia pikir adalah ranting pohon bergerak dan kelihatan seperti tangan dengan jari yang panjang.     

Dia merasa dirinya menjadi kaku saat bayangan pohon itu digantikan dengan bayangan seseorang dalam kegelapan di bawah sinar rembulan. Ukuran bayangan itu meningkat saat dia lebih mendekat. Di saat yang bersamaan dia mendengar lolongan anjing, tangisan yang begitu melankolis membuatnya menjadi sangat tidak nyaman. Dia bisa merasakan detak jantungnya.     

Dia berterima kasih karena telah mengenal hantu yang tinggal dengan mereka. Dia tidak takut dengan orang mati. Yang ditakuti adalah mereka yang hidup.     

Dalam kesunyian dia hanya bisa mendengar suara dari pohon terdekat dan bunyi dari jangkrik. Dia duduk di atas tempat tidurnya dan menahan nafas. Bayangan itu menghilang di balik jendela dan dinding. Dia terlalu takut untuk melihat sebelumnya tetapi ketika dia berbalik tidak ada orang di sana.     

Dengan kerutan di wajahnya dia berdiri dari atas tempat tidur dengan tidak yakin, mengambil lilin yang tidak dinyalakan. Menyalakan lilin di tangannya dia berjalan menuju jendela dan menutupnya dengan hati-hati. Kemudian berjalan keluar ruangan dengan sebuah lilin yang menyala sebelum tiba-tiba mati. Bau lilin yang dimatikan memenuhi ruangan. Melihat sepupunya tidur dia berbalik dan hampir berteriak ketika melihat seseorang berdiri di depannya.     

Untunglah Malphus telah membekap mulutnya, "Shh." dia berbisik, jarinya berada di mulutnya menunjukan tanda untuk diam sementara memandang kepada pintu utama yang sedang tertutup.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.