Kerajaan Valerian

Mengenang – Bagian 1



Mengenang – Bagian 1

0Katie menatap wajah Malphus yang lembab dengan mata lebar setelah apa yang dikatakan Raja Norman di penjara. Suasana sangat tenang saat semua orang memandang kepada pria yang Katie tidak tahu kecuali hanyalah seorang hantu.     

Apakah Raja selatan berbohong? Tetapi Malphus tidak menyangkal perkataan Raja melainkan dia hanya duduk di sana sambil menatap dinding di sampingnya saat tidak seorang pun mengatakan satu katapun.     

"Kau pasti telah salah menangkap orang," Katie berkata membuat pria tua tertawa dengan kata-katanya.     

"Oh nona. Aku yakin kau tahu siapa dia."     

"Tetapi dia Malphus crook," dan melihat mata Raja Norman bergerak dari padanya ke pria di samping penjara.     

"Sangat disayangkan bahwa kau tidak bisa membawa nama keluarga kita, bukan berarti aku mengharapkanmu seperti itu. Crook lebih cocok denganmu sama seperti nama yang menjijikan," Raja Norman berkata kepada Malphus yang kelihatannya tidak peduli untuk memandang pria di depannya, "Aku berpikir bahwa kau sudah mati tetapi melihatmu sehat dan berjalan tanpa peduli satupun di dunia ini."     

Katie merasa hal-hal terjadi begitu cepat baginya untuk mencerna segala hal yang telah terjadi.     

Selama dia tinggal di Valeria, dia telah mendengar bahwa Raja Norman mempunyai dua anak dan Silas Norman menjadi yang paling muda. Jika demikian itu artinya Malphus bukan lah anak tertua dari Raja selatan. Sekarang saat dia menatap keduanya dia melihat kemiripan antara kedua bersaudara itu, warna mata mereka abu-abu dan sedikit kemiripan yang dapat terlewatkan kecuali diperhatikan dengan hati-hati.     

"Sifatmu sama seperti biasanya. Jelek dan sangat memalukan," Raja berkomentar membuat Malphus menatapnya dengan malas, matanya yang berwarna abu-abu bertemu dengan orang-orang yang berdiri di luar penjara.     

"Apa yang bisa aku katakan, aku mewarisinya dari ayahku," Malphus menjawab untuk pertama kalinya menikmati reaksi Raja untuk beberapa detik.     

"Tertawalah sebisa mungkin karena kau akan bergabung dengan ibumu yang sudah mati," Raja berkata sebelum berjalan menjauh dari penjara.     

Silas yang berdiri sambil menyandarkan punggungnya di dinding berdiri tegak saat ayahnya pergi meninggalkan ruang penjara. Matanya yang berwarna abu-abu sama dengan warna mata Malphus saat dia menatap mereka berdua.     

Setelah apa yang Raja Norman katakan, Katie menjadi khawatir tentang Malphus. Empat malam yang lalu dia dan sepupunya telah melihat Malphus berangkat ke Valeria sehingga dia bisa menyampaikan pesan kepada Raja Alexander tetapi dia sekarang berada di sini, wajahnya lebam dan bibirnya terdapat darah kering. Mengapa dia tidak berubah bentuk menjadi hantu? Sesuatu terasa ganjil baginya.     

"Katherine?"     

Dia merasa dirinya tersadar kembali ke dalam kenyataan saat mendengar suara Silas tepat berada di depannya.     

Silas telah memerintah kan para penjaga untuk membuka ruangan penjara sehingga dia bisa bicara dengannya tanpa ada jeruji di antara mereka. Dia telah terpikat dengannya sejak pertemuan pertama mereka dan mencoba untuk mendekatinya. Pada awalnya dia telah berpikir bahwa dia adalah wanita Raja Alexander tetapi pria mana yang mengirimkan wanitanya ke kerajaan yang lain? dia hanya seorang wanita yang mempunyai skandal dengan Raja.     

Matanya yang berwarna coklat memandangnya dengan takut saat dia bergerak menjauh darinya, rantai di kakinya membuat suara nyaring ketika dia bergerak saat pria itu mencoba meraihnya dengan tangannya.     

"Jangan takut. Kau aman sama seperti seekor burung di dalam sangkar yang indah," dia mendengar pria itu bicara, "Rajamu Valeria tidak tahu cara menghargaimu tetapi aku bisa. Datang sini-" dia mengulurkan tangannya tetapi Katie menepisnya dengan marah, matanya merah oleh karena kebencian.     

"Kau seorang manusia tanpa hati yang membunuh tanpa belas kasihan. Kami tidak melakukan apapun kepadamu sehingga kau memenjarakan kami di penjara yang kau sebut sebagai kandang yang indah," Silas hanya tersenyum sambil memberikannya senyuman.     

"Gadis kecil pembohong," dia berkata sambil berjalan mendekatinya, "Tidakkah kau ingat bahwa kau telah membunuh saudaramu," dia berkata dengan penuh belas kasihan.     

"Kau membunuhnya! Kau bersekongkol untuk membunuhnya!"     

"Dan bukti apa yang kau punya bahwa aku melakukannya? Apakah kau mungkin lupa bahwa penyihir dibakar di kerajaanku. Orang-orangku melihat kau dengan pisau dan darah di tanganmu, orang-orangku mengingatnya," Silas berkata sambil berjalan lebih dekat padanya,"Kelihatannya kau telah berteman dengan saudaraku yang tidak berguna. Jangan lupa jika kau tidak menurut maka akan ada darah lain di tanganmu."     

"Bagaimana bisa kau melakukan sesuatu yang sangat tidak bermoral," dia bertanya dengan nada pelan sebelum matanya menatapnya dengan kebencian, "Dia tidak melakukan hal apapun. Tidak ada hal yang membahayakan dirimu ataupun orang-orangmu ataupun satu hal yang membuatmu membunuhnya," matanya terbakar dengan tangan air mata yang jatuh ke pipinya.     

"Itulah masalahnya. Dia tidak melakukan apa-apa," Silas menekan bibirnya dengan tidak senang, "Apa kau pikir kami akan membiarkan seseorang pergi begitu saja setelah meminta mereka untuk membawa kepala seorang Raja?"     

"Aku tahu kau menyuapinya dengan kebohongan," Katie menuduhnya sambil menghapus air mata dengan tangannya.     

"Sepupumu sebenarnya yakin dengan apa yang kami tunjukan padanya tetapi aku tidak mengharapkannya mengirimkan sebuah surat dan mengatakan bahwa dia tidak dapat melakukan pekerjaannya. Kami tidak bisa meninggalkan seseorang sepertinya hidup karena dia bisa menjadi ancaman di masa depan," pria itu mendecakkan lidahnya, "Lagi pula kami menemukan keberuntungan terima kasih atas dewan dan akhirnya kau berada di sini."     

"Jangan berpikir bahwa perbuatanmu akan lolos begitu saja. Ketika dewan mengetahui hal ini, kau dan yang satunya akan berada di balik penjara."     

Mendengarkan hal ini, Silas memegang wajah Katie dengan kuat.     

"Silas," Katie mendengar Malphus memperingatkannya tetapi Silas tidak memperdulikannya bahkan dia berkata pada Katie dengan senyuman,     

"Aku suka dengan mulutmu. Sekarang aku mulai berpikir apa lagi hal yang bisa kau lakukan dengannya," dia berkata sambil mendorong wajahnya dan berdiri, "Tolong beristirahat dengan baik," dan dia meninggalkan ruangan penjara itu.     

Katie merasa gemetar setelah dia melihat pria itu menghilang dari pandangannya, para penjaga telah mengikuti Raja muda itu. Melihat bahwa mereka telah berada sendirian Malphus membuka mulutnya, "Aku meninggalkanmu untuk beberapa jam saja dan sekarang kau berakhir di penjara. Tolong hibur aku dengan bagaimana caranya sehingga kau bisa berada dalam situasi petualangan seperti ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.