Kerajaan Valerian

Skakmat – Bagian 1



Skakmat – Bagian 1

0Leroy sama terkejutnya dengan Katie, dia tidak mempercayai matanya ketika melihat pria yang berdiri di belakang wanita itu.     

"Kau seharusnya sudah mati."     

"Aku terus mengatakan bahwa aku telah mati untuk sementara tetapi tak seorangpun mempercayaiku. Kau lihat? kau tidak bisa membunuh seseorang yang telah mati," Malphus menjawab dengan seringai, mendorong pedang Leroy dengan pedangnya sendiri.     

Katie bergerak ke sisi Malphus, menatapnya dengan kagum sekaligus bahagia karena dia masih hidup. Malphus masih hidup! Dia melihat penjaga mendekatinya dan mengayunkan pedangnya tanpa henti ke arah Malphus. Pedang Leroy menebas ke arah tangan kanan Malphus.     

"Tidak buruk," komentar Leroy, "Tapi seranganmu menjadi tumpul."     

"Aku sedang pemanasan," Malphus menjawab sambil meludah.     

Kali ini pergerakan Malphus menjadi cepat, serangannya mengalir seperti air dan pedang mereka berdua beradu satu dengan yang lain membuat bunga api muncul dari gesekan pedang mereka berdua.     

Katie yang sedang melihat kedua bertarung merasakan pandangan seseorang dari belakangnya dan dia memutar badannya untuk melihat Judith, si pelayan yang sedang berdiri di belakangnya, kepalanya di mirikan saat menatapnya. Dia terlihat sedikit aneh karena dia sebagai fakta bukanlah seorang manusia melainkan seorang penyihir. Dia telah dilayani oleh seorang penyihir selama ini dan hal itu membuatnya bergidik.     

"Judith…"     

"Manusia sungguh mudah tertipu dan menyedihkan, mempercayai semua dan apapun," Penyihir kecil itu tersenyum padanya, "Aku dengar saudari-saudariku membunuh keluargamu, membakar mereka dan seluruh desa. Teriakan-teriakan sungguh mempesona…sekarang penyihir kegelapan telah muncul kau sudah tidak diperlukan lagi. Sampah seharusnya dibuang tetapi tidak usah khawatir, aku akan mempermudah kematianmu," dia berkata dan kulit manusianya mulai mencair dan tergantikan dengan bentuk aslinya.     

Menjadi penyihir muda, dia menjadi sangat tidak sabaran dan langsung menerjang untuk menyerang Katie. Melihat sebuah batu bata yang longgar di dinding, Katie menariknya sampai lepas dan menghantamkannya ke wajah penyihir itu membuatnya berteriak kesakitan. Keduanya bergulat satu dengan yang lain, sang penyihir mencoba untuk meremas leher Katie sementara Katie mencoba untuk membebaskan dirinya.     

Katie merasa sesak ketika penyihir muda itu meremas lehernya sementara dia sendiri tertawa. Katie mengangkat tangannya dan menggaruk wajah penyihir dengan membenamkan kukunya begitu dalam dalam kulit wajahnya. Ketika penyihir itu menaik dirinya Katie mengambil kesempatan dan mendorong penyihir itu ke sebuah lubang yang besar. Dia memandang penyihir itu jatuh ke lubang yang tidak terlihat dasarnya. Hal itu membuatnya bertanya-tanya, di mana mereka sekarang? Menjauh dari tempat itu, dia kembali ke tempat di mana Malphus sedang bertarung dengan penjaga itu.     

Ketika Leroy menyerang Malphus, dia menunduk untuk menghindari serangan dan dengan cepat menghantam punggung Leroy dengan pegangan pedang membuat pria itu terjatuh. Tetapi trik seperti itu tidak berlaku lama karena penjaga itu mempunyai pengalaman dan kekuatan sehingga nyonya selalu membuatnya berada dekat dengannya. Ada lebih banyak luka pada Malphus daripada si penjaga.     

"Apa yang kau katakan tadi? Sedang pemanasan?" Leroy mengejek Malphus saat dia melihat pria itu tersudut, "Kau tidak berhak untuk menjadi seorang Raja. Raja Norman telah melakukan hal yang benar tetapi aku akan memastikan bahwa kau akan benar-benar mati kali ini."     

"Apa kau tahu mengapa kau masih melayani sebagai penjaga anjing di sini?" Malphus mencela pria itu ketika dia menarik udara melalui mulutnya.     

Ketika pria itu mengangkat pedangnya, sebuah suara benturan terdengar dan untuk beberapa saat pria itu terdiam. Tidak membuang waktunya, Malphus menusukan pedangnya ke perut Leroy. Pria itu terbatuk darah saat Malphus menusukan pedangnya berkali-kali ke perut Malphus sampai dia jatuh ke lantai. Penjaga itu telah mati.     

"Aku senang kau tidak melempar batu bata itu ke arahku," Malphus berkata untuk mencairkan suasana ketika melihat mata Katie menatap pria yang sudah mati di lantai.     

Katie tersentak seolah-olah dia baru saja terbangun dari sebuah kutukan dan melihat Malphus berdiri di depannya masih hidup.     

"Malphus!" dia langsung berlari dan memeluk pria itu, "A-aku pikir kau telah mati."     

"Yah Sebenarnya aku sudah mati tetapi aku belajar untuk meletakan kepercayaanku kepada Raja Alexander."     

"Apa maksudmu?" Katie bertanya dengan bingung.     

"Aku akan menceritakan padamu nanti. Pertama kita harus keluar dari sini," Malphus berkata sambil menarik tangan Katie saat mereka mulai berjalan melalui koridor-koridor dan pintu-pintu, "Apa yang terjadi dengan penyihir itu?" Malphus bertanya.     

"Dia jatuh ke lubang."     

Keduanya mendengar langkah kaki dari arah depan sehingga Malphus dan Katie mengambil jalan memutar di belakang dinding. Hal yang sama yang telah dilakukan Silas di ruangannya, pikir Katie. Malphus mendorong Katie agar bisa keluar dari lorong karena dindingnya yang terlalu tinggi, Katie pun mengulurkan tangannya agar bisa menarik Malphus keluar.     

Dia menyadari bahwa selama ini mereka ditahan di belakang istana, di bawah tanah. Dia akhirnya bisa bernafas lega setelah merasakan tiupan angin malam di daerah terbuka.     

Katie mendongak dan menatap ke arah bulan yang berwarna merah. Katie mengikuti Malphus menuju benteng yang terlihat seperti dinding yang dibangun di sekitar istana. Alexander telah memintanya untuk pergi ke kota di mana Elliot dan Sylvia berada tetapi melihat penjaga berjaga di pintu gerbang utama seperti anjing pemburu keduanya langsung bersembunyi di balik semak-semak.     

"Bagaimana sekarang?" bisik Katie.     

"Ada jalan lain yang menuju ke kota tetapi cukup jauh. Apakah kau bisa berjalan?" Malphus bertanya dan dijawab dengan anggukan. Malphus menyentakan kepalanya sebagai tanda agar Katie mengikutinya, dan dia menurutinya dengan merayap di atas tanah diam-diam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.