Kerajaan Valerian

Pada Akhirnya – Bagian 1



Pada Akhirnya – Bagian 1

0Katie meletakan tangannya di atas pahanya saat pelayan menyajikan makanan. Bulu kuduknya berdiri saat dia menggenggam kedua tangan nya agar untuk menghindari siapapun menyadarinya.     

"Katherine, perkenalkan ini ibuku, Ester," dia mendengar Silas memperkenalkan mereka, tidak menunjukan kegugupannya Katie memberikan senyuman dan menyapa Nyonya Norman.     

"Aku telah mendengar begitu banyak hal tentang dirimu. Sangat menyenangkan akhirnya bisa bertemu denganmu," Nyonya itu bicara dengan lembut. Katie bertanya dalam hatinya jika Silas telah bicara tentang dirinya tetapi keraguannya menghilang ketika Nyonya itu melanjutkan, "Suamiku telah mengatakan kepada Raja Valeria bahwa merasa tertarik kepada manusia dan aku ingin tahu tentang semua rumor yang tersebar di antara para elit. Dalam perjalanan kembali aku telah mendengar hal yang sangat menarik."     

"Dan apa yang mungkin kau dengar Nyonya Norman?" wanita yang sedang memegang pisau dan garpu di tangannya tersenyum sambil menatap Katie.     

"Bersabar, kau akan senang bahwa para makhluk malam akan dipindahkan jauh dari kita sedikit lagi," wanita itu meletakan sayuran ke dalam mulutnya.     

"Dia seharusnya tidak pernah dipercayai," Raja Norman tertawa, "Dia dan kesinisannya sejak awal," dia kemudian menatap Katie, "Kau pikir dia punya emosi? Makhluk malam adalah orang tanpa hati dan tidak punya emosi. Mereka yang hanya memperdulikan diri sendiri."     

"Tentu saja, sayang tidak semua dari mereka seperti kita manusia. Kita seharusnya tidak mengasosiasikan diri kita dengan mereka," Nyonya itu meletakan tangannya di atas tangan suaminya.     

Katie merasa lidahnya menjadi gatal, ingin mengembalikan kata-kata mereka tetapi ketika dia membuka mulutnya dia merasa tangan Silas menggenggam tangannya begitu kuat karena mereka duduk saling berdampingan id meja. Dengan paksa dia menarik tangannya dari genggaman Silas.     

Menghadapi hal-hal tersebut tidak akan menolong sekarang dan satu hal yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah meminjam waktu sebanyak mungkin untuk menemukan kebenaran dan kebohongan di tempat ini.     

Saat makan malam dia tidak bisa menenangkan dirinya mendengarkan kata-kata mereka.Dia telah memperhatikan bagaimana wanita itu menyebut dirinya sebagai manusia dan dan dia bertanya-tanya apakah dia membuat orang itu bingung dengan boneka yang dia lihat di rumah Tuan Weaver. Benar bahwa senyumannya membuatnya ketakutan karena mengingatkannya akan hal yang dilaluinya di rumah boneka itu tetapi selain daripada itu, cara dia bersikap kelihatan normal. Mungkin ingatannya salah, pikirnya. Boneka itu terlihat lebih muda dari dirinya, dia seorang penyihir mungkin dia menyerupai wajahnya? Lagipula dia adalah seorang wanita yang cantik walaupun dia berumur empat puluh tahunan.     

Silas telah menemaninya sampai di ruangan kamarnya dan saat mereka tiba, dia mengucapkan selamat malam sebelum membalikan badannya dan pergi kemanapun dia ingin pergi.     

Katie merasa pikirannya sedang bergerak satu mil per menit saat dia memikirkan segala kemungkinan yang harus dia lakukan. Sekarang dia berada di istana dan dia harus segera mencari petunjuk yang dapat memberikannya jawaban tetapi jika Nyonya Norman adalah penyihir dan bukan manusia seperti yang dipikirkan orang pada umumnya, mengendus tepat di bawah hidung mereka bisa menjadi sebuah pekerjaan yang sangat sulit.     

Suatu hari, seluruh keluarga Norman sedang pergi keluar, meninggalkan Katherine sendirian di istana di bawah penjagaan dari Leroy. Tidak seorang pun tahu tentang latar belakangnya, tentang bagaimana dan mengapa dia berada di istana kecuali bahwa Raja Silas merasa tertarik dengan dirinya. Mengambil kesempatan karena ketidakhadiran Norman, dia mengeluh pada Judith, pelayan itu telah berteman dengannya, dia begitu bosan dengan duduk di ruangannya dan lebih menyukai untuk berjalan-jalan di seputar istana di mana pelayan itu dengan senang menerima.     

"Apa ini?" Katie bertanya saat melihat sebuah bunga berwarna merah dengan tangkai yang panjang saat mereka berjalan melalui taman istana istana beserta dengan patung-patung dan pelayan itu menjelaskan padanya,     

"Ini adalah tanaman yang sangat langka, Nona Katherine. Ini menolong mengobati luka. Nyonya Ester menjaga taman di istana, dan dia memupuk tanaman ini untuk penduduk kota," gadis itu menatap dengan pandangan sedih, "Kau pasti telah mendengar tentang kematian yang terjadi di seluruh kerajaan…sakit dan penyakit telah tersebar di seluruh tanah sejak beberapa tahun. Dia begitu baik kepada setiap orang dari kerajaan kita dengan menyediakan tanaman ini untuk sembuh lebih cepat."     

"Tetapi bukankah hal itu yang akan dilakukan Raja atau Ratu kepada penduduk mereka," Katie berkomentar saat mereka berjalan kembali ke istana.     

"Kau benar Nona tetapi Nyonya Ester telah begitu baik selama bertahun-tahun. Dia pergi ke kota untuk memeriksa keadaan orang-orang daripada mengirimkan orang lain, memberikan mereka makanan dan pelindungan," Katie mendengung sebagai balasan, dia melihat sekitar dan melihat penjaga bernama Leroy tidak bersama dengan mereka, "Apa kau tahu musik? Biarkan aku menunjukan ruangan musik tuan muda," dia berkata sambil menaiki tangga melingkar.     

"Sisi istana ini milik Raja Silas dan dia sangat berhati-hati dengan pengunjung tetapi mengetahui bahwa dia menyukaimu seharusnya hal ini tidak akan menjadi masalah. Siapa tahu dia mungkin berterima kasih kepadaku karena kau menyukai kesukaannya," gadis itu berkata dan Katie memberikannya senyuman. Pipinya terasa sakit dengan senyuman yang harus terus dipasang di wajahnya.     

Dengan apa yang harus dia dengar, pelayan itu hanya memuji Norman termasuk Raja Norman. Ketika dia bertanya tentang anak tertua dari Norman pelayan itu tidak mengetahuinya, bahkan dia berkata 'Raja Silas adalah satu-satunya anak di keluarga Norman' yang dia tidak mengerti terutama ketika dia mengatakan bahwa keluarganya telah melayani mereka sejak empat generasi.     

 Ketika mereka mencapai ruangan yang dituju, pelayan itu dipanggil oleh kepala pelayan oleh karena ada pekerjaan yang harus dilakukan dan berkata bahwa dia akan balik dalam beberapa menit. Ruangan itu begitu bersih dan tidak ada banyak benda kecuali sebuah piano besar di tengah ruangan dengan beberapa kertas musik. Berjalan keluar dari ruangan itu dia menutup dan mulai berjalan untuk mendapatkan sebuah pintu yang lain. melihat tidak ada orang disekitar dia memutar gagang pintu dan masuk ke dalam, pandangannya menjadi sedikit buram. Tidak seperti ruangan yang sebelumnya, ruangan ini mempunyai dekorasi yang berbeda terbuat dari kayu-kayu dan kelihatannya tempat itu tidak digunakan untuk waktu yang begitu lama. Dia menyadari ada sebuah tempat tidur dan disebelahnya ada cermin yang pecah.     

Jendela-jendela tertutup dengan jaring laba-laba dan tidak butuh waktu lama untuk mengetahui bahwa ruangan itu adalah milik dari anak tertua dari Norman, Malphus. Sebuah bingkai bergambar diletakan di atas meja dan Katie memungutnya sebelum membersihkannya dengan gaunnya dari debu untuk melihat seorang wanita yang tersenyum sambil memeluk seorang anak kecil di tangannya.     

Ibunya sangatlah cantik dan dia bertanya mengapa Raja Norman melakukan sesuatu yang sangat mengerikan kepada istrinya. Dia telah menikahi Nyonya Ester setelah kematian istrinya yang pertama, siapakah dia terlibat dalam hal itu? Dia menemukan hal yang mencurigakan karena waktunya bukanlah sebuah kebetulan.     

Mungkin Nyonya Ester adalah seorang penyihir yang telah memikat Raja Norman kemudian menipunya untuk keuntungannya. Terasa bahwa para pelayan juga telah dicuci otak mereka dengan berpikir bahwa tidak ada yang salah dengan keluarga itu. Tidak ada yang bicara jelek atau berkeluh kesah, bukankah hal itu aneh? Dan wanita itu terlalu baik untuk jadi kenyataan, caranya memandang dirinya dan caranya bicara terlihat tidak tepat. Semua itu adalah teori. Sepupunya telah mengatakan tentang jawaban ada disini tetapi bagaimana jika Nyonya Ester mempunyai jawaban untuk semua hal.     

Mendesah dia melihat sekitar untuk menemukan piano di sudut ruangan yang hampir tidak dia sadari. Kuncinya telah berubah menjadi warna kelam dan ketika dia menekan kunci piano berwarna putih terdengar nada.     

"Malphus Crook dan misterinya…" Katie berkata saat melihat benda-benda dalam ruangan. Keningnya mengerut ketika melihat dua rantai dengan bentuk yang hampir sama yang berbentuk lingkaran dengan tanda segitiga di tengahnya.     

Mendengar sebuah suara dari luar, Katie mengambil rantai itu dan meletakkannya dalam gaunnya dan dengan cepat keluar dari ruangan. Berharap bahwa hal yang sama tidak akan terjadi sama seperti di perpustakan., dia kembali ke ruangan piano di mana pelayan telah menunjukkannya pertama kali. Ketika Silas masuk ke dalam ruangan, matanya terbuka lebar sebelum kemarahan muncul.     

"Um, Judith mengatakan aku bisa datang ke sini un-"     

"Keluar dari sini!" Silas memotong perkataannya, iritasi dan kemerahan terlihat di matanya.     

"Maafkan aku," Katie menunduk dan lari keluar dari tempat itu kembali ke kamarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.