Kerajaan Valerian

Sendirian – Bagian 3



Sendirian – Bagian 3

0Istana Norman sama besarnya dengan yang dimiliki Raja Alexander tetapi istana ini memiliki dinding yang tinggi sehingga kelihatan seperti sebuah benteng. Ada penjaga di setiap ruangan yang mereka lewati dan tidak butuh waktu lama baginya untuk mengerti bahwa seseorang hanya akan memiliki begitu banyak keamanan ketika dia sedang menyembunyikan sesuatu yang berharga atau jika dia tidak bisa memegang pedangnya sendiri.     

Dinding-dinding berwarna abu-abu dan putih, patung terbuat dari marmer diletakan di taman dan ketika dia memasuki istana dia merasa seolah-olah sedang masuk ke dalam sebuah istana besar. Tangga ada di kedua sisi ruangan utama yang merujuk ke begitu banyak pintu. Sebuah tempat lilin besar tergantung di atas langit-langit, berpendar dengan cahaya.     

Malphus telah memintanya untuk melarikan diri tetapi dia tidak bisa melakukannya karena begitu banyak penjaga dan pria bernama Leroy adalah seorang pria berbadan besar berotot. Jika dia ingin melarikan diri maka dia harus menunggu waktu yang tepat. Tiga minggu telah berlalu dan masih ada waktu dua minggu lagi sebelum akhir dari masa percobaan berakhir.     

"Katherine," dia mendengar namanya dipanggil saat Silas berjalan dari pintu masuk dengan sebuah senyuman, "Kau bisa pergi Leroy. Aku percaya aku belum menjadi Tuan rumah yang baik bagimu dan aku memutuskan untuk memindahkan ke tempat yang lebih nyaman. Ikuti aku," dia berkata dan Katie mengikutinya dari belakang.     

Ketika mereka datang ke sebuah pintu, dia melihat seorang pelayan berambut-merah dengan cepat membukakan pintu untuk mereka.     

"Ini akan menjadi ruanganmu dan dia akan menolongmu di sekitar istana," dia berkata sambil menunjuk pelayan yang menundukan kepalanya, "Aku harap kau suka dengan ruangan ini tetapi hal itu tidak masalah karena nantinya kita akan berbagai tempat tidurku. Jika kau tidak menyukainya aku bisa menggantinya," tetapi tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut Katie.     

Melihat keraguannya, Silas melambaikan tangannya agar pelayan meninggalkan mereka berdua, dan ketika mereka sendirian di ruangan itu pelayan menutup pintu di belakangnya, dan dia mengambil langkah mundur ketika pria itu mengambil melangkah maju.     

"Apa kau tahu berapa lama aku telah menunggu untuk menempatkanmu di istana ini. Begitu banyak malam dimana aku tidak bisa tidur ketika aku mencoba untuk menemukanmu tetapi kau sekarang berada di sini. Aku akan memberikan segala hal yang kau minta dan akan membuatmu senang di sini," dia berkata sambil merapatkan jarak mereka dan melingkarkan tangannya di seputar pinggangnya untuk mencium Katie tetapi Katie menaikan tangannya dan menampar pria itu.     

Pria itu memutarkan tangannya. Kemudian menahan wajahnya dengan kuat, menekan jari-jarinya di pipinya sehingga dia melenguh kesakitan.     

"Ah! Jangan sentuh aku!"     

"Aku tahu kau seorang yang semangat dan butuh sedikit pelatihan tetapi jangan khawatir setelah aku selesai bekerja aku akan mengubahmu dari sifat tidak menurut jadi menurut. Tidak lama kau akan berada di bawahku," dia memperingatkan dengan senyuman yang sombong, "Jadilah gadis yang baik dan ikuti peraturan dengan demikian kau tidak perlu khawatir akan apapun. Jangan lupa kau tidak punya tempat untuk lari, Katherine."     

Setelah itu dia berbalik dan meninggalkan ruangan.     

Ketika Silas meninggalkan ruangan, Katie merasa kakinya gemetar sebelum dia jatuh terkulai di lantai. Menutup matanya dan menarik nafas panjang untuk menenangkan dirinya. Dia harus menjadi kuat. Menjadi kuat bagi orang-orang yang telah mati dan untuk dirinya sendiri.     

Malam sebelumnya Malphus telah menyarankannya untuk menggunakan sisi kewanitaannya tetapi merasakan tangan pria selain tangan Alexander membuat tubuhnya gemetar dengan cara yang buruk.     

Dia tidak mendengar suara pelayan yang memasuki kamar dan ketika dia sadar pelayan itu menginformasikan padanya bahwa dia akan makan malam dengan Norman di ruang makan. Tetapi sekarang yang dia inginkan adalah waktu bagi dirinya sendiri.     

"Aku tidak merasa baik saat ini. Apakah bisa aku makan di sini?" dia bertanya pada pelayan itu.     

"Maafkan aku, Nona tetapi Raja Norman memberikan perintah untuk membawamu ke makan malam sekarang. Jika kau tidak datang maka aku akan berada dalam masalah," dia berkata sambil berkeringat.. pelayan itu terlihat bingung, menunggu jawaban dengan ketakutan.     

"Baiklah," Katie menjawab saat melihat pelayan itu menjadi begitu stress, "Siapa namamu?" dia bertanya pada wanita muda itu.     

"Judith, Nona," pelayan itu menjawab dan melihat dia mengatupkan mulutnya Katie melanjutkan bertanya, "Kau tidak perlu takut denganku, Judith. Bicaralah dengan bebas," dia mencoba untuk berteman dengan pelayan itu dimana akhirnya dia menjadi sedikit lega dan tersenyum.     

Seperti yang diminta, Katie kemudian pergi untuk makan malam dengan Raja Norman dan Raja Silas. Sepertinya, ibu Raja Silas sedang pergi dan akan tiba keesokan harinya sehingga hanya mereka yang berada di meja makan. Makan malam seperti ini mengingatkannya saat dia berada di Valeria. Sylvia, Elliot akan Selalu mempunyai sesuatu untuk dipertengkarkan sementara Raja Alexander akan menghiraukan mereka seperti anak-anak. Bahkan dia sekarang merindukan kepala pelayan.     

Tidur tidak berada dalam pikirannya sejak kematian Malphus dan Ralph menghantui nya. Kejadian-kejadian itu terjadi berulang-ulang ketika dia menutup matanya.     

Keesokan harinya dia tidak melakukan apapun kecuali mengunci dirinya di dalam ruangan. Di sore hari, ketika Judith menolongnya dengan ikatan gaunnya, pelayan itu bertanya,     

"Bisakah aku bertanya sesuatu, Nona?'     

"Ya," Katie bertanya-tanya tentang hal apa yang akan ditanyakannya saat dia memegangi sisi tempat tidur.     

"Um, maafkan aku dengan pertanyaan seperti ini tetapi mengapa seorang Nona seperti dirimu menolak seorang pria seperti Raja Silas sementara banyak dari wanita di Mythweald mencoba untuk mendapatkan perhatiannya."     

"Dia bukan tipe pria idamanku," Dia menjawab , menjawab sesedikit mungkin. Tidak ada yang tahu jika pelayan yang melayaninya dikirimkan oleh Raja Silas hanya mencuri dengar apa yang sedang dia pikirkan.     

"Oh begitu. Tetapi dia tidak kurang dari pangeran tampan," pelayan itu berkata sambil mengikat tali dengan kuat, "Sudah selesai."     

"Terima kasih, Judith"     

Dia tidak pernah menginginkan seorang pangeran tampan. Dia sedang menunggu Rajanya.     

Sebelum makan malam, Katie telah diberitahukan bahwa istri Raja Norman akan bergabung dengan mereka saat makan malam.. ketika ditanyakan tentang wanita itu, pelayan memintanya untuk berhati-hati dan melakukan hal terbaik karena Ratu dari kerajaan itu bukanlah orang pemaaf dan sangat menakutkan.     

Katie melangkah masuk ke ruangan makan ketika seorang pria di pintu membuka kan pintu baginya, dia melihat Raja Norman, Silas dan seorang wanita telah mengambil tempat duduk mereka masing masing. Wanita itu sedang duduk dengan punggung menghadap ke arahnya dan karena itu dia hanya melihat sedikit rambut berwarna pirang saat dia berjalan menuju meja. Melihat bahwa kepala pelayan telah menarik sebuah kursi baginya untuk duduk, dia duduk sebelum kursi itu didorong kembali.     

Ketika dia menatap untuk melihat Ratu dari kerajaan selatan dia merasa seluruh nafasnya ditarik keluar dari paru-parunya. Dia tidak dapat mempercayai matanya dan dentuman jantungnya meningkat. Pastilah sebuah kebetulan, dia berkata pada dirinya sendiri mencoba untuk tetap tenang. Wanita itu mempunyai warna mata terbiru yang dilihatnya dan ketika Nyonya itu tersenyum dia merasa wajahnya menjadi pucat.     

Dia adalah boneka yang dia temukan di rumah Tuan Weaver.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.