Kerajaan Valerian

Manipulator Kerajaan - Bagian 1



Manipulator Kerajaan - Bagian 1

0Di pagi hari, Alexander telah bangun dan melihat Katie yang masih tertidur dengan wajahnya menghadap dirinya, napasnya teratur.     

Kain yang mereka bagi sekarang hanya menutupi bagian depan dan bagian bawah tubuhnya, meninggalkan bagian punggung, tangan dan bahunya terbuka.     

Tadi malam dia telah membawa gadis itu ke tempat tidurnya. Dia telah mencuri keperawanannya dan sangat senang karena dialah yang telah mengambilnya.     

Raja sangatlah marah ketika menemukan pria lain di atas gadisnya mencoba untuk memaksanya. Dia tidak peduli dengan statusnya ketika dia menarik jantung dari seorang pria keluar dari tubuhnya.     

Katie sangatlah naif dan dia percaya bahwa setiap orang baik hati tetapi dia harus tahu bahwa dia tidak hidup di dunia yang polos seperti dirinya. Dan apa yang dilakukannya kemarin sangatlah bodoh. Kebodohan mempunyai batas demikian juga kesabarannya.     

Dia telah berjanji untuk tidak menyentuh wanita lain tetapi dia bukanlah orang suci. Seorang pria mempunyai kebutuhan dan diatas segalanya dia adalah seorang vampire. Keinginan untuk menyentuhnya telah bertumbuh dan mengetahui bahwa gadis itu belumlah mekar menjadi bunga mawar yang indah, dia ingin agar gadis itu tetap tidak tersentuh.     

Tetapi kesabaran Alexander yang berada di atas lapisan es yang tipis rusak saat melihat apa yang terjadi kemarin.     

Dia telah memetik bunga mawar untuk dirinya sendiri. Memutuskan untuk memekarkan bunga itu di bawah naungannya.     

Walaupun dia telah mengatakan pada gadis itu untuk membiarkannya mengalami hal yang dia inginkan, dia secara perlahan mencoba untuk menahan kebutuhannya untuk mendapatkan gadis itu secepat bisa. Gadis itu telah mendesah dan mengerang saat dia menyentuhnya. Dan tidak pernah namanya terdengar begitu indah di mulut seorang wanita ketika dia mendorong kejantanannya ke dalam diri wanita itu.     

Dia sangatlah cantik dan dia telah menikmatinya.     

Pertama kalinya baginya, dia telah membentuk gadis itu menjadi kesukaannya di atas tempat tidur. Dia tidak perlu mengalami hal itu dari pria lain, lagipula hanya dia yang boleh menyentuhnya. Wanita yang telah ditidurinya sebelumnya terlalu kurus, semuanya ingin mendapatkan bagian dari dirinya tetapi yang satu ini sangatlah pemalu. Mata gadis itu memandangnya untuk mencari tahu apa yang harus dilakukannya dan untuk beberapa alasan hal itu menghangatkan hatinya.     

Mengangkat tangannya, dia menyentuh bibir bagian bawah yang mulai sembuh akibat gigitan yang dilakukan gadis itu ketika Alexander memasukan kejantanannya ke dalam liang vaginanya. Dia telah menggigit bibirnya oleh karena kesakitan dan mencoba untuk menyesuaikan kejantanan Alexander. Malahan dia telah meminta gadis itu untuk berpegangan pada punggungnya untuk membagi perasaan sakit tersebut.     

Dengan nafsu yang membara dia telah membuat gadis itu orgasme dua kali sebelum menumpahkan isi kejantanannya ke dalam liangnya, dan matanya tertutup sebelum pergi ke dunia mimpi.     

Dia merasa Katie bergerak lebih dekat padanya dan dia menarik pinggulnya dengan lembut.     

Raja Alexander bukanlah tipe yang membiarkan wanita tidur di atas tempat tidurnya. Wanita yang tidur dengannya telah diminta untuk keluar dari ruangan atau terbunuh ketika dia menghisap darah mereka sampai tetes terakhir.     

Menggerakkan tangannya ke punggung Katie, dia membelai tulang punggungnya membuat Katie gemetar. Menyadari perubahan napasnya dia bicara,     

"Selamat pagi," dia menarik dirinya untuk melihat wajah yang memerah mulai dari lehernya sampai ke wajahnya     

"Selamat pagi," Katie menjawab dengan pelan sebelum meremas kain putih di depan dadanya     

Melihatnya sekarang sudah bangun Alexander menginginkannya lagi.     

Katie masih bermimpi ketika dia merasa sebuah jari menelusuri tulang punggungnya, membuatnya geli sebelum terbangun. Dada telanjang Alexander mengingatkannya pada aktivitas semalam.     

Alexander tersenyum padanya dan dia membalasnya dengan malu-malu.     

Semalam mereka telah berciuman dan bersentuhan di bawah cahaya perapian dan sinar rembulan tanpa ada cahaya yang lain. Sekarang matahari telah terbit, memancarkan sinar ke dalam ruangan melalui jendela yang terbuka, hal itu menyadarkannya atas ketelanjangannya.     

Dia melihat pancaran mata Alexander yang penuh nafsu membuat napasnya tercekat. Dengan cepat dia didorong ke atas matras, dan Alexander naik ke atasnya. Alexander mencium lehernya dan ketika tangannya bergerak untuk menarik kain dia memegangnya dengan kuat.     

"Tunggu Raja Alexander!" dia berkata dengan cepat oleh karena panik, "Aku tidak terbiasa dengan–hal ini" dia meminta maaf.     

"Aku senang kau tidak terbiasa," dia mendengar bisikan Alexander sebelum dia menciumi bahunya yang telanjang.     

"T-terlalu menyilaukan," dia memprotes dan Alexander tertawa.     

"Biarkan aku mengatakan sebuah rahasia," Alexander berkata sambil menatap Katie, "Aku mempunyai penglihatan sebaik siang hari. Aku telah melihat dan menyentuh setiap inci tubuhmu jadi tidak perlu kau malu," dan dengan perlahan dia melepaskan genggaman tangan Katie dari kain dan menariknya agar mendekat.     

Merasa kain celana di bagian bawah tubuh Alexander membuat Katie bertanya kapan Alexander mengenakan celananya. Tetapi dia tidak berpikir lebih ketika tangan Alexander merayap ke seluruh tubuhnya sebelum jarinya masuk dan keluar di antara kakinya membuatnya mengerang sekali lagi.     

Kepuasan muncul di wajah Katie membuat kejantanan Alexander mengeras. Mengetahui bahwa daerah kewanitaan wanita itu masih sakit karena baru pertama kali, maka dia tidak ingin memasukan kejantanannya sekarang ini. Dia melepaskan tangannya setelah Katie mencapai puncak kenikmatan dan orgasme di jemarinya.     

Dada nya naik turun ketika dia turun dari puncak kenikmatan. Napasnya menderu dengan detak jantungnya yang tidak teratur.     

"Aku seharusnya menguncimu di Menara tinggi," Alexander bergumam membuatnya membuka matanya dengan ekspresi khawatir.     

"Mengapa kau akan melakukannya?"     

"Kau selalu saja mendapat masalah seolah-olah hal itu adalah hal yang rutin yang harus dilakukan, berjanjilah padaku kau akan menjauh dari masalah dan tidak akan melakukan hal bodoh seperti kemarin karena jika kau melakukannya maka aku akan membawamu ke Menara yang tinggi. Dan aku berjanji padamu sayangku," perkataan Alexander membuatnya mengangguk setuju.     

Ketika Alexander bangun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi, Katie duduk sambil memegang kain di tangannya lagi. Dia mendengar suara air mengalir dari kamar mandi.     

Kulitnya terasa lengket dan dia harus mandi. Melihat ke sekitar dia menemukan pakaiannya di lantai bersamaan dengan kemeja Alexander. Ketika dia bangun dari tempat tidur, dia meletakan satu kaki ke lantai dan jatuh.     

"Oh bukankah kau sedikit ceroboh," dia melihat Alexander berjalan ke arahnya dan mengangkatnya sekaligus dengan kain, "Sekarang, ke mana kau akan lari hmmm."     

"Aku harus ke ruanganku," dia menjawab dengan malu-malu dan beberapa detik kemudian mereka berjalan ke arah pintu, "Aku tidak bisa pergi seperti ini, tolong turunkan aku! Raja Alexander!"     

"Tenanglah. Aku telah memerintahkan Martin untuk tidak mengizinkan satupun untuk datang ke tempat ini sampai malam. Tidak ada seorangpun yang akan melihatmu," berjalan ke ruangannya, Alexander meletakkannya di atas tempat tidurnya.     

"Terima kasih," dia berterima kasih.     

"Katherine aku harus menghadiri pertemuan yang dilaksanakan oleh dewan di sore hari. Aku ingin kau ikut denganku ke sana. Aku telah meminta Sylvia untuk membantumu dengan pakaian. Kita akan pergi jam empat," Alexander berkata sambil menepuk kepalanya dan meninggalkan ruangan itu.     

Tak lama kemudian Katie turun ke dapur dan menemukan Nyonya Hicks sedang memarahi seseorang sementara Fay dan Dorthy melakukan pekerjaan mereka. Dia berpikir jika kepala pelayan telah memberitahukan pada Nyonya Hicks tentang keterlambatannya dalam bekerja karena dia tidak ingin dimarahi oleh Nyonya Hicks. Tetapi ketika wanita itu melihatnya dia merengut,     

"Bukankah kau mengambil hari libur?"     

"Benarkah?" Katie bertanya dengan bingung     

"Yah itulah yang dikatakan oleh Martin," Nyonya Hicks menjawab saat dia menambahkan garam ke sebuah panci yang isinya sedang mendidih.     

"Aku bebas sampai jam dua. Aku bisa membantu sampai saat itu," Katie menawarkan bantuannya.     

"Diberkatilah jiwamu, sayang," dan dia dengan segera membantu di dapur.     

Tidak lama kemudian dari Dorthy dia mendengar bahwa Cynthia telah pergi mengunjungi kampung halamannya untuk menemui orang tuanya oleh karena sesuatu yang penting. Dia mempunyai perasaan, sebuah persamaan yang mengatakan bahwa hal itu bukanlah hal yang baik yang berhubungan dengan Raja Alexander.     

Sepertinya tidak ada yang tahu bahwa dia dan Chyntia telah pergi ke kota. Cynthia telah mengatakan kepada Fay bahwa dia akan pergi sendirian untuk mengambil sesuatu sesuatu dan tidak mengatakan sesuatu tentang pergi dengannya.     

Di sore hari Katie telah memastikan Samuel dan saudarinya baik-baik saja, sekaligus mematikan mereka melakukan pekerjaan mereka. Saudarinya Fanny sangat muda dan telah menghabiskan waktunya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil. Gadis itu pendiam dan Katie meyakinkan bahwa dia makan dengan baik dan seseorang meninabobokannya ataupun Dorthy.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.