Kerajaan Valerian

Rahasia Yang Tak Terungkap – Bagian 1



Rahasia Yang Tak Terungkap – Bagian 1

0Katherine merasa dirinya mencair saat Alexander memeluknya, matanya yang tertutup dan merasa pikirannya berada dalam damai setelah waktu yang begitu lama. Saat dia menarik dirinya mereka melihat bahwa hujan tidak akan berhenti dalam waktu dekat.     

Keheningan sangat menangkan dengan air hujan yang jatuh di atas tanah dan dinding.     

"Aku menerima surat dari Elliot. Apakah dia di sini juga?" dia bertanya Alexander.     

"Elliot tidak menemaniku ke sini tetapi dia dan Sylvia berada di kota. Mereka tiba di Mythweald dua hari yang lalu."     

"Mereka berdua?...Mereka tidak berada di sini bukan karena bisnis resmi bukan begitu?" dia bertanya dan Alexander mengangguk.     

Raja menyadari bahwa gadis itu mengerti tanpa harus dijelaskan lebih jauh. Masih ada waktu seminggu lagi sampai masa percobaan selesai, sehingga vampir dan manusia yang memasuki wilayah kekuasaan Raja lain masih diawasi.     

Katie bertanya-tanya sudah berapa lama mereka berdiri di situ sejak Silas telah mengirimnya melalui pintu rahasia. Silas telah memintanya untuk kembali ke dalam setelah waktu selesai yang artinya dia harus tinggal lebih lama di istana. Jika Raja Alexander membawanya dari sana, hal itu hanya akan berarti konflik antara vampir, manusia dan dewan.     

Mengingat sesuatu yang harus disampaikan, Katie membuka mulutnya dan berkata,     

"Apa kau ingat waktu ketika aku berada di rumah Tuan Weaver dan tentang boneka yang aku katakan bergerak? Aku rasa boneka itu adalah Nyonya Ester. Aku rasa dia seorang penyihir," Mendengar hal ini Alexander tersenyum dan dia menatap dengan bingung, "Kau tahu?"     

"Aku punya kecurigaan," Alexander meletakan tanganya di sakunya, "Aku telah meminta Tuan Tanner untuk mencari tahu tentang hal itu ketika kita pergi ke teater pertama kali. Dia bekerja sebagai pemungut pajak untuk kedua daerah selatan dan utara, dan mengenal seseorang yang mengetahui tentang tanah dan Raja-Rajanya membuat lebih mudah untuk mengerti situasi dan skenario yang ada. Tidak sekalipun istri Raja Norman menghadiri kegiatan atau pertemuan dewan. Tidak pernah ada gambar dirinya di surat kabar di tanah kita, bahkan tidak ada satupun di Mythweald."     

"Tetapi dia muncul hari ini. Dia ada di sana ketika aku turun ke aula," dan Alexander mendengung sebagai responnya.     

"Apakah dia berada di aula bicara dengan orang lain?" Ketika Raja Alexander bertanya, dia menyadari bahwa dia tidak menemukan Nyonya Ester bicara di aula melainkan berdiri tepat di belakangnya. Dia kemudian menatap Alexander dan menggelengkan kepalanya dengan pelan.     

"Bagaimana jika dia berada di sini? Bukankah - ," Alexander meletakan jarinya di bibir Katie.     

"Karena aku berada di sini kau tidak perlu khawatir tentang siapapun, atau apapun. Silas akan memastikan orang tuanya sibuk di dalam walaupun aku tidak yakin berapa lama dia bisa melakukannya," Alexander menyentuh bibir Katie dengan ibu jarinya, "Aku tahu bahwa kau mempunyai begitu banyak pertanyaan untuk ditanyakan tetapi waktu kita hanya sedikit. Kau bisa mempercayai Silas untuk sekarang," dan Katie mengangguk.     

Silas telah menolongnya untuk menyelinap keluar untuk bertemu dengan Alexander yang membuatnya sangat bingung di awalnya. Dia telah mengancamnya selama waktunya di istana dan hal itu membuat sangat sulit untuk mempercayai Raja Alexander dan Silas mempunyai perjanjian.     

Tetapi apa yang Silas dapatkan dari hal itu? Cara dia melihat anak termuda Raja Norman bahwa dia adalah buah apel kesayangan dari Raja dan Ratu Mythweald. Dia gemetar saat angin berhembus, merasa kedinginan karena bajunya yang basah.     

"Kau harus kembali," Raja Alexander menyadari bulu kuduknya yang meremang. Dia kehilangan berat badan, pikirnya saat dia mengamati Katie.     

"Kapan aku akan melihatmu lagi?" dia bertanya dengan gelisah saat Alexander menemaninya berjalan kembali ke tempat dari mana dia datang.     

"Lebih cepat dari pada yang kau duga," adalah jawaban Alexander, "Maafkan aku tentang yang terjadi pada Ralph. Jika aku bisa, aku seharusnya menolongnya…Aku telah memindahkannya ke Valeria."     

"Terima kasih," dia berterima kasih, matanya sedih dan kesepian. Tangan Alexander tiba-tiba mengambil tangannya saat mereka berdiri di depan Menara.     

"Ada beberapa hal yang tidak bisa kita tebak untuk sementara karena itu kita harus mengambil langkah yang hati-hati. Apapun yang sudah kau lakukan, kau telah melakukannya dengan baik, Katherine. Jangan berpikir yang sebaliknya," Alexander mencondongkan badannya dan mencium tangannya, "Selamat malam sayangku," Alexander mencondongkan badannya dan memberikan ciuman singkat di bawah telinga kanannya.     

Batu bata mulai terbuka ketika membuat jalan masuk ke dalam istana. Dengan tetesan hujan yang jatuh dari langit, Katie masuk ke dalam dan melihat keluar mendapati Alexander telah pergi.     

Setelah acara dansa selesai, beberapa tamu tinggal sementara yang lain telah meninggalkan kerajaan.     

Katie tidak menutup jendela saat hujan, membiarkan tetesan-tetesan air hujan jatuh ke atas lantai. Dia merasa aman mengetahui bahwa Raja Alexander berada di Mythweaald. Dia ingin bicara dengan Silas, bahwa dia mempunyai pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban.     

Bukannya meminta salah satu dari pelayan untuk memanggil Raja muda itu, Katie memutuskan untuk mencarinya sendiri. Dia tidak mempercayai para pelayan karena mereka setia pada keluarga Norman dan dia tidak tahu mengapa tetapi terkadang Judith sepertinya memberikan Nyonya Ester informasi tentang apa yang dia lakukan walaupun dia diperintahkan oleh Silas, dan menjadi berhati-hati tidak akan melukai orang lain.     

Lilin-lilin telah dimatikan, koridor sedikit gelap. Memastikan tidak ada orang di sekitarnya, dia mengetuk pintu kamar Silas. Pintu terbuka dan tidak seperti waktu-waktu sebelumnya ekspresinya tidak terlihat kesal. Seolah-olah dia telah menunggunya, dia membuka pintu dengan lebar untuk membiarkannya masuk dan mengunci pintu dengan hati-hati.     

Bersiap untuk bertanya, dia membuka mulutnya hanya untuk menemukan tangannya ditarik dengan kasar ke arah Silas, "Apa yang kau lakukan?!"     

Silas menaruh jarinya di bibirnya, menyatakan bahwa dia harus diam saat dia melihat ke arah pintu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.