Kerajaan Valerian

Pada Akhirnya – Bagian 2



Pada Akhirnya – Bagian 2

0Dia tidak tahu apa yang merasuki pria itu tetapi dia merasa senang bahwa dia telah kembali ke ruangan yang telah diberikan kepadanya. Setelah mengunci pintu, Katie menarik keluar rantai dan liontinnya, dan melihatnya dengan cahaya yang ada dan bertanya-tanya Sebenarnya apa yang dilakukan benda itu di kamar tersebut. Malphus tidak mengetahui tentang hal itu sampai beberapa hari yang lalu. Dia menggigit bibirnya dan hilang dalam pemikirannya ketika dia dipanggil untuk menemui keluarga Raja Norman yang lain malam itu.     

"Dia gadis yang cantik. Selamat Silas," dia mendengar seorang pria memberi selamat kepada Silas sementara dia berdiri di sana menahan nafas dalam diam.     

Ketika dia mencoba untuk bicara, Silas tidak melakukan apapun kecuali membenamkan jarinya ke kulitnya untuk mencegahnya bicara satu katapun, ancaman Raja Norman di penjara begitu jelas dan masih terngiang di telinganya membuatnya masih sangat takut.     

"Dan di sini aku merasa khawatir bahwa Raja tidak akan setuju karena dia berasal dari kelas yang berbeda," seorang wanita berkata kepada Nyonya Ester membuatnya tersenyum.     

"Suamiku tidak akan mempermasalahkan status seseorang. Menjadi Raja dan Ratu kami harus memberikan contoh yang baik kepada orang-orang," dan ini membuat kening Katie naik oleh karena terkejut dan dia merasakan sakit yang lain di tangannya lagi.     

Katie menatap Silas dengan tajam membuatnya menatap balik dengan peringatan untuk bersikap baik.     

"Kedua orang tuamu penipu! Kau seharusnya dibuat sebagai contoh tentang bagaimana penipuan itu!" dia berkata setelah kedua orang tuanya pergi ke luar untuk mengantarkan saudara mereka ke kereta mereka.     

"Pelankan suaramu," Silas menjawab.     

"Tidak aku tidak akan! Dan aku bukan tunanganmu, aku tidak setuju dengan hal itu!"     

"Kau lupa apa yang telah dituduhkan padamu. Di setiap kerajaan, penyihir tidak diperlakukan dengan baik yang seharusnya kau sudah tahu tentang hal itu. Terutama kepada orang di daerah selatan," Silas berkata dengan sombong.     

"Aku bukan seorang penyihir dan kau tahu dengan benar siapa penyihir di sini," mata Silas menyipit ketika mendengarkan perkataannya.     

"Apa maksudmu?" dia bertanya dengan skeptis     

"Aku ingin pulang ke rumahku! Sekarang," Katie berkata dengan tegas.     

"Rumah?" Raja Norman berkata sambil berjalan ke arah mereka, "Aku dengan kau kehilangan keluargamu beberapa bulan yang lalu. Aku percaya bahwa ini adalah rumahmu."     

"Aku ingin pergi ke kerajaan utara. Itu adalah tanah bagi manusia seperti Mythweald seharusnya itu tidak akan menjadi masalah," dan dia mendengar Nyonya Ester tertawa mendengar perkataannya.     

"Sayangku, apa kau berencana lari ke tempat di mana Raja Valeria berada?" Nyonya Ester berkata padanya dengan sebuah senyuman.     

"Bagaimana jika itu benar?" dia menatap balik nyonya itu     

"Gadis sepertimu seperti anak kecil, menghabiskan hidupmu untuk sesuatu yang tidak berguna dan bersikap kasar sementara tidak mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh orang yang lebih tua. Orang elit akan selalu memilih pasangan yang berpotensi dari lingkaran yang sama. Tidakkah kau tahu bahwa kami telah begitu baik membawamu ke dalam rumah."     

"Apa maumu?" Katie memintanya yang dia panggil kepala pelayan, memintanya untuk membawakan koran, "Baca ini di waktu luangmu," dia meletakan tangan ke atas bahunya dan berjalan pergi dengan suaminya.     

Memindahkan pandangannya dari Raja dan Ratu selatan dia memandang pada koran yang dia telah terima. Ketika dia membaca koran itu, dia merasa jantungnya berhenti berdetak ketika membaca judul yang tertulis.     

'Raja Valeria bertunangan dengan Nona Barton'. Raja Alexander akhirnya telah memutuskan untuk menika dengan Nona Caroline yang adalah anak perempuan dari pebisnis Tuan Barton. Keduanya telah memutuskan untuk menikah bulan depan ketika masa percobaan selesai. Ini juga akan menjadi perjanjian perdamaian antara vampire dan manusia…     

Katie berhenti membaca lebih jauh untuk melihat gambar Raja Alexander dan Nona Caroline saling berpegangan dengan begitu intim, dengan sebuah cincin di tangan masing-masing.     

Dia menarik dan membuang nafas dengan perlahan saat dia merasa matanya menjadi panas, dia berkedip untuk mengenyahkan air matanya. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, dia kembali ke kamarnya dan mengunci dirinya di sana.     

Mereka bertunangan. Raja Alexander.     

Selama waktunya di kerajaan selatan, tidak sekalipun dia mencoba untuk mengirimkan pesan kepadanya. Dia telah berjanji untuk datang berkunjung tetapi tiga minggu telah berlalu dan tidak ada tanda-tanda dari dia.     

"Alex…" dia berbisik saat air matanya mengalir dari matanya. Dia merasa dirinya akan menyerah, dia sendirian dan kesepian mulai merasukinya ketika dia melawan peperangan ini sendirian.     

Mereka akan menikah. Dia mengingat perkataan Dorthy, "Aku dengar Raja Alexander akan bertunangan dengan Nona Caroline."     

Tidak, dia tidak akan mempercayainya sampai dia melihatnya sendiri. Tidak sampai kata-kata itu keluar dari mulut Alexander.     

"Tiba-tiba Katie mengingat bahwa sebelum dia meninggalkan kerajaan selatan, Alexander telah memintanya melakukan sesuatu. Bukan pertolongan tetapi sesuatu yang dia minta dia lakukan jika keadaan ternyata lebih buruk.     

"Jika semua berubah menjadi buruk, aku ingin kau menggunakan ini," dia berkata sambil mengambil kalung di antara jarinya dan Katie melihat ke bawah dan mendapatkan sebuah batu berwarna biru.     

"Ini bukan saja sebuah liontin biasa bukan begitu?" Katie bertanya dan melihatnya tersenyum     

"Aku senang kau mengerti akan pemikiranku," dia berkata sambil membuka liontin itu dan menemukan sebuah kelopak bunga mawar di dalamnya.     

"Ini…" Katie melihat kepada kelopak bunga berwarna biru yang diambil dari bunga mawar yang Alexander sayangi.     

"Bakar ini untukku," dia berkata sambil mendorong beberapa helai rambut dari wajahnya, "Bisakah kau melakukan hal ini untukku?"     

"Tentu."     

Sekarang dia mencoba untuk membuka liontin itiu dengan jarinya tetapi tidak terbuka. Mencoba untuk menemukan celah, dia mencoba menggunakan kukunya tetapi tidak berhasil. berdiri dari tempat tidur dia mulai mencari di dalam laci untuk menemukan benda tajam tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali sebuah jarum.     

Bagaimana dia bisa membakar kelopak bunga itu jika tidak bisa membuka liontin itu. Dia membuat suara kesal dan mengambil rantai itu sekali lagi. Tiba-tiba sebuah ide muncul dan dia menarik rantai yang diambil dari ruangan Malphus yang telah disembunyikannya di bawah tempat tidur. Liontinnya halus dan tajam dan menggunakannya membuat dia berhasil membuka liontinnya.     

Mengambil kelopak bunga dengan hati-hati dia membuangnya ke dalam perapian, melihat api menyala begitu terang sebelum berubah menjadi debu.     

Kembali ke atas tempat tidurnya dia melihat liontin saling bertindihan satu dengan yang lain setelah dai membuka liontinya. Dia menjadi sadar dengan bentuk yang telah terbentuk ketika melihat rantai itu bertindihan satu dengan yang lainnya. Bentuk itu bukanlah segitiga. Tidak ada hubungannya dengan segitiga karena bentuknya adalah pentagram. Buku itu bicara tentang lima sisi, dan untuk membentuk pentagram membutuhkan lima sisi.     

"Satu kegelapan, satu putih, satu tidak bersalah dan satu penyihir. Apa yang satu nya lagi?" dia bertanya pada dirinya sendiri, "Dan jika kegelapan dan putih merujuk kepada penyihir mengapa para penyihir disebut lagi?"     

Berdiri di depan jendela dia mencoba untuk mendapatkan pemandangan yang baik terhadap kota tetapi dia hanya bisa melihat sebagian darinya. Selama ini para penyihir hanya melakukan pembunuhan massal tetapi kali ini kelihatannya mereka merencanakan sesuatu yang besar dan menghancurkan.     

Saat dia tenggelam dalam fikirannya sendiri dia mendengar suara kepakkan di luar dalam kegelapan, terkejut dia memicingkan matanya untuk melihat apakah hewan di luar adalah seekor burung. Ketika seekor kelelawar datang tepat ke arahnya dia menunduk dan melihat kelelawar itu menunggu di luar, mengepakkan sayapnya sebelum menjatuhkan sebuah gulungan kertas kecil dan menghilang di antara pepohonan.     

Dengan cepat memungut kertas itu, dia membuka gulungan dan membaca pesan yang tertulis di dalamnya. Aku akan melihatmu secepatnya. El.     

Mendengar ketukan di pintu, Katie melemparkan kertas itu ke dalam api dan menyembunyikan ratai di balik bajunya.     

"Nona Katherine?" dia mendengar pelayan memanggilnya dan ketika dia membuka pintu dia tersenyum kepada gadis di depannya.     

"Ada apa?" dia bertanya seolah-olah tidak ada yang terjadi.     

"Tuan muda mengatakan kau tidak makan malam dan dia menyuruhku untuk membawakanmu makan malam," dia berkata sambil mendorong troli diikuti oleh Leroy.     

"Betapa baiknya dia," Katie bergumam     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.