Kerajaan Valerian

Satu Gigitan - Bagian 1



Satu Gigitan - Bagian 1

0Katie dan Ralph sepupunya duduk di depan kubur keluarga mereka di ladang pekuburan.     

Pagi itu begitu tenang, dengan burung-burung bernyanyi di kejauhan dan matahari bersinar dengan terang di langit. Katie menahan gaunnya ketika angin berhembus saat dia memunguti ranting dan dedaunan beserta dengan lumpur.     

Dia melihat seorang anak kecil dengan seorang wanita di sisi lain ladang pekuburan. Gadis kecil itu membawa tangannya dalam posisi berdoa di depan dadanya, matanya tertutup saat dia berdoa untuk mereka yang berada dalam kubur. Saat mereka lewat wanita itu menunduk ke arah Katie dan Katie melakukan hal yang sama. Walaupun dia tidak mengenal atau bicara dengan mereka sebelumnya, mereka adalah orang-orang yang sering ditemui ketika datang ke tempat itu dan mereka dikenal saat berbulan-bulan dia tinggal di Valeria.     

Dia berdoa dengan cepat sebelum berjalan ke sebuah kubur sambil memberikan waktu dan tempat bagi sepupunya untuk berduka bagi orang tuanya.     

Kematian sangatlah cepat. Dan rasa kehilangan akan menunjuk kepada kekosongan, pikirnya.     

Mengambil sapu tangan putih di tangannya, dia membersihkan kubur Malphus. Walaupun pemilik kubur itu sendiri tidak merawatnya, Katie memastikan untuk membersihkannya sekali-kali. Dia tidak melakukannya untuk mendapatkan penghargaan. Itu adalah hal yang dia ingin lakukan ketika tidak ada seorangpun melihatnya.     

Malam sebelumnya dia mempunyai pertanyaan-pertanyaan di mana hanya beberapa yang dijawab saat dia berada dengan Raja Alexander. Dia bisa bertanya kepada Malphus tetapi dia belum pernah melihatnya akhir-akhir ini.     

Sekarang Malphus mempunyai tubuh hidup dan bernapas, apakah artinya tidak ada tubuh yang dikuburkan di bawah kubur ini? Ataukah tulang yang sama digunakan untuk menghidupkannya kembali dari setengah hantu dan setengah manusia hidup sekarang pertanyaannya jika kuburnya kosong atau tidak tetapi dia tetap meragukannya.     

Ketika mereka keluar dari ladang pekuburan, mereka mulai berjalan ke arah istana secara dengan mengambil jalan memutar melalui hutan.     

Katie menceritakan tentang perayaan Hallow, bagaimana besarnya perayaan dan mereka mengadakan pesta dansa di istana. Dia melewatkan detail-detail tentang hal buruk yang terjadi sejak dia sampai di istana karena tidak ingin membuatnya khawatir.     

Saat tiba pada topik tentang Raja Valeria, Ralph bertanya kepadanya, "Jadi apa yang kau rencanakan untuk kau lakukan? Apa kau akan tinggal di sini?"     

Katie mengerutkan keningnya berpikir kemudian dia menjawab, "Aku rasa begitu."     

"Apakah dia juga mencintaimu?"     

"Aku tidak tahu," mendengar ini Ralph menaikan keningnya.     

"Jangan katakan bahwa kau ingin tinggal sebagai pelayan ketika kau tidak yakin kalau pria itu mencintaimu," Katie bisa melihat ketidakpuasan muncul di wajah sepupunya saat dia bicara, "Apa kau tahu apa yang sedang kau katakan?"     

Bukan berarti Raja Alexander tidak mengatakan hal itu. Raja dan kata cinta tidak berada dalam satu kapal yang sama, pikir Katie.     

"Tidak seperti itu," Katie mencoba untuk menjelaskan.     

"Saudariku, aku tidak berharap apapun kecuali kebahagiaanmu tetapi vampire dengan kelas berbeda hidup dengan cara berbeda," Dia berkata dengan nada peduli, "Dan reputasi Raja Alexander tidaklah bersih dan kau tahu apa yang aku maksudkan."     

Dia mengerti tentang bagaimana Raja menghidupi hidupnya seperti vampire yang lain.     

"Aku tahu tentang hal itu," Dia berbisik sambil menundukan kepala sebelum menatap sepupunya lagi, "Tetapi… dia telah begitu baik denganku selama ini. Dia telah–aku tidak tahu harus mengatakan apa tetapi dia selalu ada untukku, seperti tangan yang siap untuk menolongku di saat-saat tergelap dalam hidupku. Aku tahu dia membagi hal yang sama dan itu cukup untukku sekarang." Dia tersenyum dengan lembut.     

"Apakah kau telah memikirkan kemungkinan bahwa mereka mungkin menikahi seseorang untuk alasan politik?"     

"Apa yang terjadi dengan kau mendukungku untuk seorang pria yang aku pilih untuk-"     

"Kau nikahi? Ya. Tetapi bukan seseorang yang tidak pasti. Na-ah, tidak akan terjadi," Ralph melipat tangan nya di depan dadanya.     

"Kau terdengar seperti Elliot," Katie bergumam.     

"Apa?" Ralph bertanya yang dijawab dengan gelengan kepala     

"Dia berkata bahwa kau terdengar seperti Elliot," Seseorang berkata dari belakang mereka dan Katie membalikan tubuhnya untuk melihat malpus berada beberapa langkah dari mereka.     

"Malphus! Kapan kau tiba?" Katie bertanya dengan antusias ketika melihat pria berambut pirang muncul.     

"Tepat ketika kau selesai membersihkan kuburku," Dia menjawab dengan nada bosan membuat Ralph menatap dengan bingung     

"Kau pastilah sepupu Katie, Ralph. Namaku Malphus crook," Ketika Ralph menyambut uluran tangannya dia merasa seolah-olah sedang memegang sebuah balok es.     

"Senang bertemu dengan anda."     

"Apakah tugasmu berhasil?" Katie bertanya kepadanya.     

"Tentu saja. Dewan bukanlah tempat yang menarik untuk ditinggali tetapi ada beberapa hal yang menarik. Ada bocoran informasi di dalam dewan dan kejadian yang memanipulasi sedang terjadi di seluruh kerajaan," Malphus menutupi matanya dengan tangannya sambil melihat ke langit, "Raja Alexander ingin memastikan hal itu dan sudah selesai."     

"Jadi kau tidak tahu siapa yang melakukannya?" Dia bertanya dan dijawab dengan gelengan kepala.     

"Bukan hal yang mudah untuk menemukan tikus itu dan akan memakan waktu beberapa hari lagi tetapi aku percaya bahwa Raja telah mencurigai beberapa dari mereka. Sekarang berpikir tentang hal itu, aku senang dengan keputusanku untuk keluar dari tugasku," Dia menambahkan lebih tepatnya untuk dirinya sendiri.     

Ketika mereka tiba di istana, Katie melihat Tanners, Barton dan anggota lainnya sedang berada di aula beserta Raja Alexander dan yang lain.     

"Hari ini kelihatannya sangat ramai," Katie berkomentar saat mereka melewati aula, dan ketika dia berjalan matanya bertemu dengan mata Raja Alexander untuk beberapa saat.     

Dia tersenyum oleh karena hal itu. Segala hal kecil lah yang membuatnya bahagia.     

"Mengapa kau tersenyum seperti itu?" Ralph bertanya sambil terbatuk, menyentuh dahinya sendiri dia berkata, "Sepertinya aku demam."     

Katie meletakan tangannya di dahi Ralph dan disambut dengan panas membara, "Kau demam, ayo."     

Setelah Ralph berbaring di tempat tidur dengan pakaian yang baru, Katie membawakan makan siang padanya di kamarnya. Dia memarahi Ralph karena tidak bertanggung jawab dengan keluar hari itu dan tidak beristirahat untuk mengembalikan kesehatannya. Meninggalkan Ralph di ruangannya Katie berjalan di koridor ketika dia melihat Tuan Travers.     

"Selamat siang, Tuan Travers," Dia menyapa dia bertemu dengan pria itu serta saudari tirinya "Selamat siang, Nona Caroline," dia menyapa wanita itu dengan sopan tetapi wanita itu hanya berjalan terus tanpa mengatakan apapun.     

Tidak menghiraukan hal itu, dia tersenyum ketika pria itu berdiri di depannya.     

"Selamat siang. Aku berharap untuk bertemu denganmu saat berada di sini," Dia berkata sambil menggaruk punggung lehernya dan tersenyum padanya, "Bagaimana kabarmu?"     

"Sangat baik, Tuan," Dia menjawab dan pria itu mengangguk.     

"Oh ya jangan pikirkan perlakuan saudariku karena aku juga tidak peduli dengannya," Dia berkata dengan kening berkerut.     

"Tentu saja, tetapi terima kasih telah mengatakannya. Kelihatannya begitu banyak kunjungan hari ini. Apakah semuanya baik-baik saja?" Katie bertanya padanya.     

Melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada orang di sekitar, Quill berkata, "Pembunuhan terjadi semalam di bukti. Dan yang dibunuh adalah salah satu anggota dewan. Seseorang menemukan kepalanya dekat sungai. Walaupun berita tersebut belum tersebar oleh karena petinggi sedang mencari tahu apa yang terjadi Sebenarnya. Ayahku dan yang lainnya telah datang untuk mendiskusikan hal yang sama dengan Raja."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.