Kerajaan Valerian

Ancaman - Bagian 1



Ancaman - Bagian 1

0Dia menatapnya dengan mata terbuka lebar sementara pria itu berdiri di sana dengan senyuman di wajahnya.     

"K-Kau hantu…!"     

"Tentu saja," dia membenarkan saat dia duduk di atas batu nisannya sendiri.     

Bagaimana itu mungkin? Dia tidak pernah mendengar tentang hantu sebenarnya ada, dan mereka hanyalah cerita dongeng dan dia bertumbuh mempercayai hal itu.     

Tetapi ada seorang pria yang menyatakan bahwa batu nisan itu adalah miliknya. Mungkin pria itu sedang bercanda dengannya, pikirnya.     

Melihat gadis itu menatapnya dengan pandangan curiga, dia berkata,     

"Kau tidak mempercayaiku," dan gadis itu menggelengkan kepalanya sebagai balasan.     

"Kau berjalan seperti seorang manusia, dan aku bisa melihatmu dengan jelas," Katie menunjuknya dan dia tersenyum sambil memperlihatkan taringnya yang panjang, "Hantu pasti melayang."     

"Seperti ini?" dia bertanya sambil melayang di atas batu nisan.     

Katie berdiri dari tempat dia duduk dan dengan cepat melangkah mundur, menjauh dari hantu itu. Tidak bisa percaya dengan matanya dan pria itu tertawa.     

Dengan ketakutan dia lari dari tempat itu dan meninggalkan bunga yang dibawanya di atas tanah. Dia berlari secepat yang dia bisa. Setelah jarak yang cukup jauh dia memutarkan badannya untuk melihat tidak ada seorangpun yang mengikutinya.     

Hantu itu tidak mengatakan namanya ketika mereka bertemu, pikirnya. Wajar Martin tidak melihatnya tidak bekerja, karena pria itu adalah hantu!     

Membalikan badannya lagi dia berteriak ketika hantu bernama Malphus telah berdiri di hadapannya.     

"Kita belum selesai bicara," pria itu berkata dengan dengan kerutan di wajahnya.     

"Oh Tuhan, maafkan atas segala kesalahan yang aku perbuat tetapi tolong ambil setan ini pergi-"     

"Hahahaha," pria itu tertawa ketika Katie berdoa, "Kau sangat lucu Nona kecil," dia berkata dengan wajah menakutkan.     

"Aku bukanlah gadis kecil," dia menyipitkan matanya sebelum wajahnya berubah menjadi takut, "apa yang kau inginkan? Maafkan aku telah mengganggumu saat kau sedang beristirahat di kuburanmu," dia meminta maaf dan melihat pria itu memiringkan kepalanya.     

"Jangan takut aku tidak akan menyakitimu. Aku tidak mempunyai kekuatan seperti itu. Aku ingin berterima kasih Katherine," hantu itu berkata membuatnya bingung, "Aku tersentuh dengan kebaikan hatimu. Selama puluhan tahun yang telah berlalu, orang datang dan pergi tetapi tidak ada seorangpun yang terganggu dengan kuburan itu. Tanpa kenalan, tidak ada teman, tidak ada seorangpun kecuali dirimu. Kau meletakan bunga yang membuatku alergi tetapi juga menyingkirkan debu. Aku berterima kasih untuk hal itu. Aku sangat menghargai apa yang kau lakukan."     

"Sama-sama?" dia berkata dengan tidak yakin apa yang harus dikatakan kepada hantu itu.     

"Ayo kita kembali ke istana," hantu itu mulai berjalan, "Ayo sebelum hari menjadi gelap dan jika kau tidak ingin diikuti oleh hantu lain."     

Mendengar ini Katie mulai berjalan tetapi menjaga jarak antara keduanya.     

Dia tidak bisa mempercayai bahwa ada hantu yang berjalan di depannya. Tangan di sakunya, hantu itu mulai mendengungkan sebuah nada. Mengingat ketika dia berada di loteng dia bertanya,     

"Apakah kau yang bicara padaku di loteng?"     

"Benar. Sayang sekali aku belum mendapatkan bentukku hari itu dan aku tidak bisa melakukan apapun selain bicara. Tetapi sekarang aku baik-baik saja," dia mengangkat satu jarinya dan menggoyang-goyangkannya, "Manusia senang bermain petak umpet," hantu itu bergumam.     

"Dan tampaknya ada seorang pelayan yang tampaknya memperhatikanmu. Dia sering mengikutimu, dan juga dia berada di loteng waktu itu," Hantu itu berkata membuat Katie bertanya-tanya siapa yang sebenarnya dia bicarakan.     

"Pelayan yang mana?" dia bertanya.     

"Aku tidak tahu dan aku tidak ingin mengenalnya, walaupun aku mengenalnya aku pasti sudah lupa. Aku tidak pernah baik dalam mengingat sesuatu. Jangan khawatir aku tidak akan mengikutimu besok," dan Katie mendesah dengan lega, kemudian dia berkata, "Tetapi untuk saat ini kau satu-satunya temanku."     

Katie melihat punggung pria itu yang berjalan seperti manusia hidup pada umumnya. Hal yang aneh, pikirnya. Tidak seperti legenda yang didengar di kotanya, pria ini terlihat mempunyai perilaku buruk. Mungkin hantu dibagi menjadi hantu baik dan jahat.     

Saat mereka melanjutkan perjalanan, pertanyaan muncul tentang kemungkinan dia melihat hantu-hantu yang lain. Jika dia bisa, mungkin dia bisa mencoba untuk bicara dengan keluarganya. Dia merindukan mereka.     

Apakah yang sudah mati mempunyai interaksi dengan mereka yang lain?     

"Um…Malphus?" dia memanggil nama pria itu dan pria itu menatapnya, "bagaimana kehidupan setelah kematian?"     

"Aku tidak tahu," Katie melihat pria itu menatap langit saat burung-burung terbang pulang ke sarang mereka dan matahari sudah hampir tenggelam, "Pastilah aku tertidur dengan lama. Aku tidak tahu bahwa aku telah meninggal sampai kau membangunkanku," jawabnya.     

Jadi kematian seperti tidur yang Panjang.     

"Bisakah kau seperti – bicara dengan orang yang sudah mati?" dia bertanya dengan penuh harap dalam nadanya.     

"Jika aku bisa melakukannya maka aku tidak akan berada di sini Nona kecil. Kau bertanya terlalu banyak," dia bergumam tetapi cukup didengar Katie.     

"Maafkan aku," Katie meminta maaf dan melihat hantu itu berhenti berjalan agar dia bisa menyusulnya.     

"Aku hanya bercanda. Aku tidak keberatan dengan pertanyaan-pertanyaan dan aku senang kau tidak berlari seperti wanita gila," hantu itu menjawab dengan senyuman di wajahnya.     

"Jika kau tidak keberatan aku bertanya, bagaimana caramu mati?"     

"Suatu hari ada seorang pria yang berjalan di hutan di tengah malam dan dia dibunuh oleh sepasang manusia setengah vampir. Tamat," hantu itu berkata sebelum melanjutkan, "ngomong-ngomong pria itu adalah aku tapi kau mengerti kan?"     

"…" dia tidak tahu harus mengatakan apa saat mereka tiba di istana.     

"Kau gampang ditipu," itu adalah sebuah candaan?!     

Dia pernah mendengar tentang jiwa seseorang terkadang mengembara di dunia orang hidup oleh karena kepuasan mereka tidak terpenuhi. Apakah dia juga mempunyai alasan sehingga jiwanya mengembara sekarang? Dia merasa kasihan telah membangunkannya dari tidurnya yang Panjang di kuburnya.     

Jika bukan karena gangguannya, dia mungkin tidak akan berada di sini. Itu adalah kesalahannya telah membangunkannya dari kematian dan bersikap sopan adalah satu-satunya hal yang bisa dilakukannya sekarang.     

Dan mulai saat ini dia akan menghindari kuburan yang bukan keluarganya karena takut hantu yang lain akan mengikutinya.     

Hari berlalu, daun berubah menjadi coklat dan jatuh ke atas tanah tergantikan dengan daun-daun hijau. Malphus datang dan pergi sesuka hatinya. Beberapa hari dia akan datang dan mengobrol dan beberapa hari Katie akan menemukannya duduk di sebuah pohon. Sesuai janjinya hantu itu tidak mengikutinya lagi seperti yang terdahulu.     

Beberapa pelayan berubah kasar dengannya, menghindarinya atau tidak memperdulikannya ketika dia berada di sekitar mereka. Gosip tidak pernah berhenti. Beberapa malah mengembangkan cerita seolah-olah hanya itulah tujuan yang mereka punyai.     

Dia mencoba untuk tidak memperdulikan hal itu tetapi terkadang beberapa kata sampai di telinganya. Kata yang sangat kasar dan tidak pantas didapatkannya. Tentu saja tidak ada seorangpun yang berani mengatakannya di depan wajahnya.     

Hal-hal dengan Raja Alexander tidak banyak berubah. Raja sedang sibuk dengan pekerjaan yang berhubungan dengan Kerajaan lain dan dewan oleh karena isu yang muncul di Kerajaan utara. Ketika ada kesempatan mereka akan keluar untuk berjalan-jalan.     

Itu adalah waktu di mana Katie merasa Raja Alexander mengijinkannya untuk memasuki dunianya. Itu membuatnya bahagia. Untuk Katie, berjalan berdampingan dengan Alexander adalah hal yang membuatnya bahagia.     

Alexander belum pernah menyentuhnya lagi sejak mereka kembali dari teater. Dia mengingat kata-katanya. 'Kau adalah milikku' dan kata-kata ini membuat jantungnya berdebar kuat setiap kali dia mengingat hal itu.     

Saat dia menarik seprai dari selimut, merapikannya dengan baik dia merasa pipinya menjadi merah.     

Dia telah mengakui perasaannya dengan jelas dan dia tidak tahu apakah harus berterima kasih atau menyalahkan anggur yang disajikan di teater.     

Walaupun Alexander tidak mengatakan satu katapun tentang perasaannya untuknya tetapi dia merasa baik-baik saja dengan keadaan sekarang. Seperti yang dia katakan pada Elliot, dia akan tinggal di samping Raja selama dia mengizinkannya.     

Dia tidak ingin menjadi rakus tetapi terkadang dia merasa hatinya dicengkram dengan sakit ketika dia memikirkan ALexander bersama wanita lain.     

Katherine telah membaca buku bagaimana Raja Vampir tidak mengikatkan diri mereka kepada seseorang atau sebuah benda yang hanya akan membuat mereka jatuh. Dalam sejarah banyak pria dan wanita mempunyai begitu banyak pasangan, dan tidak terikat dengan satupun dari mereka. Walaupun hal itu tidak dibicarakan, tetapi itu adalah hal yang terjadi di belakang layar.     

Dalam dunia vampir, berkomitmen kepada seseorang mempunyai arti yang lebih daripada hubungan antarmanusia. Sisi kejatuhannya adalah seseorang tidak bisa hidup tanpa yang lainnya, sebuah kelemahan yang dapat digunakan oleh orang lain. Dengan kata lain itu adalah sebuah hubungan yang abadi, ikatan yang tidak bisa di patahkan. Cinta yang dapat membuat orang lain iri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.