Halo Suamiku!

Dia Miliknya!



Dia Miliknya!

0Apa kamu ingin aku mati...     

Suara Rong Zhan terdengar lemah tetapi pelukannya pada pinggang Sang Xia semakin erat. Suaranya terdengar serak tetapi juga penuh dengan luapan emosi.     

Sang Xia berkata, "Kamu masih ingin aku pergi?      

Dan Rong Zhan menjawab, "Apa kamu ingin aku mati?      

Jantung Sang Xia penuh dengan riak dan bulu matanya bergetar. Ia melepaskan tangan Rong Zhan, berbalik, dan menatap mata merahnya.     

Ia seperti binatang buas yang kehilangan arah.      

Dan ia melindungi dirinya dengan cangkangnya yang keras.     

"Kamu masih ingin aku berlari?" Sang Xia bertanya tegas.      

Rong Zhan dengan erat mengerutkan bibirnya. Matanya memerah dan tidak bergerak. Bahasa tubuhnya membuktikan segalanya.     

"Kalau begitu, kemarilah. Aku ingin memberitahumu sesuatu."     

Sembari mengatakannya, Sang Xia berjalan menuju samping tempat tidur.      

Sedangkan Rong Zhan masih berada di tempat yang sama, dengan tubuh kaku, kepala menunduk, takut, keras kepala dan membisu. Setelah cukup lama akhirnya ia berkata, "Aku tidak mendengar..."     

Ia tidak ingin mendengarnya, juga tidak ingin mengetahuinya.      

Sang Xia terdiam sesaat.      

"Kamu akan menyesal jika kamu tidak mendengarnya."     

Sang Xia menatapnya dan berkata dengan lembut.     

Saat ini, Rong Zhan harus mengetahui hal ini, sehingga hatinya akan jauh lebih baik.     

Rong Zhan justru memalingkan kepalanya, tidak peduli.      

Ia tidak ingin mendengarkan apa pun, apapun…      

Tapi Sang Xia juga tidak memperdulikannya. Ia mulai melepas mantelnya dan berkata dengan ringan, "Bo Yi sudah bangun. Dia baik-baik saja."     

Setelah Sang Xia selesai mengatakannya, tubuh Rong Zhan benar-benar membeku.      

"Jadi kamu tidak perlu terlalu menyalahkan dirimu sendiri. Bo Yi mengatakan padaku bahwa dia melakukan itu bukan karena kamu. Dia juga berharap kamu akan memiliki kehidupan yang baik dan tidak perlu khawatir tentang dia." Sang Xia mengeluarkan barang-barangnya, menggantung mantel dan syal, dan mengucapkan kata-kata yang tampaknya sederhana ini.     

Sampai akhirnya, ia berdiri di depan Rong Zhan dengan kain flanel tipis, "Dia juga bilang kamu belum istirahat selama beberapa hari dan belum tidur ..."     

Detik berikutnya, Sang Xia menarik Rong Zhan ke samping tempat tidur, "Tempat tidur sudah siap. Cepatlah beristirahat."     

Jadi Sang Xia memintanya menyewa kamar hotel itu untuknya?     

Untuknya?      

Rong Zhan benar-benar bingung. Terlebih lagi, ini sedikit sulit dipercaya.     

Setelah mengatakannya, Sang Xia berbalik untuk meninggalkan Rong Zhan. Tetapi Rong Zhan cepat-cepat meraihnya dan bertanya, "Kamu mau pergi kemana?"     

Sang Xia memberinya pandangan yang dalam. "Aku lelah. Aku akan mandi."     

Di akhir pembicaraan, Sang Xia melepaskan tangan Rong Zhan dan masuk untuk mandi.     

Dan Rong Zhan benar-benar tercengang. Serangkaian hal yang begitu tiba-tiba ini membuatnya benar-benar kebingungan.     

Apakah yang Sang Xia katakan itu benar? Bo Yi sudah bangun?     

Dia sudah sadar?      

Sebuah batu besar di hati Rong Zhan tampaknya menghilang.     

Tapi segera, ia kembali memikirkannya. Bo Yi sudah bangun, pasti itu karena Sang Xia datang padanya. Bo Yi rela bangun untuknya.     

Itu berarti Sang Xia benar-benar orang yang paling penting dalam benaknya.     

Dan kali ini, setelah ia bangun, apakah ada sesuatu yang akan berubah?     

Karena…      

Ia tidak bisa melupakan apa yang didengarnya di pintu bangsal.     

Tidak bisa melupakan saat Sang Xia mengatakan…      

Rong Zhan mengepalkan tinjunya, napasnya hampir berhenti, dan jantungnya serasa menghimpit. Apa yang harus dia lakukan? Bo Yi sudah bangun dengan susah payah. Apakah Sang Xia akan…      

Ia berada dalam perjuangan yang mendalam, kusut, kesakitan.     

Tidak, tidak bisa.      

Sang Xia adalah miliknya, ia tidak bisa membiarkannya pergi, tidak akan!     

Rong Zhan mendengarkan gemericik air di kamar mandi, mengepalkan tinjunya, dan tiba-tiba membuka pintu kamar mandi dan bergegas masuk!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.