Halo Suamiku!

Pembohong Yang Jahat



Pembohong Yang Jahat

1Rong Zhan menekan tangannya di suatu tempat sedangkan Sang Xia menjerit dalam selimut.     
0

Dia berusaha memberontak.      

Saat ini, di bawah selimut itu dua orang terus menerus saling mendorong dan menarik dengan ganas.      

Namun, setelah beberapa saat, ada kompromi dari Rong Zhan. Kali ini, Sang Xia keluar dari selimut dan menatap Rong Zhan dalam diam sambil meremas ujung selimut dengan kedua tangan untuk menghalangi bibirnya.     

Dengan sedikit sedih Rong Zhan menatapnya, "Sangx Xia! Kamu pembohong yang jahat!"      

Rong Zhan menarik napas dalam-dalam dan mengangkat selimut untuk memperlihatkan pinggangnya, "Cubit, cubit saja. Kamu memiliki kemampuan untuk mencubitnya. Akan kulihat sampai kapan kamu bisa bersembunyi!"      

Dia berbalik dan menendang selimut dengan sengaja untuk meluapkan ketidakpuasannya yang kuat.     

Sang Xia yang melihat itu perlahan menarik selimut untuk menutupi dirinya sembari bergumam, "Kamu menyalahkanku? Kamu yang terlalu genit. Bukankah lebih baik perlahan-lahan?"     

Terlebih lagi!     

Sang Xia dipaksa untuk datang padanya. Rong Zhan tidak akan segan-segan melahapnya dengan tergesa-gesa.      

Rong Zhan menutup matanya dan mendengus dingin. Sekali lagi ia menendang selimut yang telah menutupi tubuh Sang Xia. Lalu dia menariknya hingga terbuka dan lagi-lagi Sang Xia menutupnya lagi. Dan siklus itu berulang beberapa kali sampai akhirnya Sang Xia tidak sabar. Ketika Rong Zhan ingin membuka lagi, Sang Xia menendang kaki Rong Zhan, "Apa kamu berani bergerak lagi?"     

Rong Zhan tertegun. Dia tidak berani bergerak, tetapi dia takut akan kehilangan muka di depan Sang Xia. Jadi dia bergumam, "Sungguh, aku takut padamu!"     

Sang Xia, "..."      

"Sangat keterlaluan." Sang Xia mengumpat dengan suara rendah.      

Sang Xia tahu bahwa Rong Zhan sangat kesal, tetapi karena Sang Xia lah yang menjanjikan sesuatu, dia hanya ingin melakukan apa yang diinginkannya, bukan untuk dikendalikan oleh Rong Zhan.     

Melihat Rong Zhan mengabaikan dirinya, Sang Xia tidak terburu-buru. Dia merentangkan lengannya dari belakang, melingkari pinggang Rong Zhan, dan bertanya, "Kamu belum memberitahuku. Bagaimana kamu bisa tiba-tiba muncul? Apa kamu mengikuti aku?"     

Mendengar itu, mata Rong Zhan berkedip beberapa kali, "...tidak."      

"Kalau begitu, bagaimana bisa?" Sang Xia menaikkan alis penasaran.      

Rong Zhan segera berbalik dan memeluknya, lalu menjelaskan, "Sayang, aku benar-benar tidak menguntitmu, itu hanya perlindungan. Jika aku tidak mengikutimu, menurutmu apa yang akan terjadi di dalam lift .. "     

Melihat bahwa wajah Sang Xia tiba-tiba sedikit berubah, tubuhnya menegang, dan apa yang Rong Zhan ingin katakan tiba-tiba tersangkut di tenggorokannya. Mata panjang dan sipitnya menjadi sedikit lebih dalam, dan suaranya berhenti seketika. Saat dia berbicara lagi, dia membelai pipi dan rambut Sang Xia, "Sayang, jangan takut, tidak peduli kapanpun dan dimanapun, priamu akan melindungimu."     

Bulu mata Sang Xia bergetar samar, "Kalau begitu kenapa kamu bisa melindungiku dengan sebegitunya?"     

Sang Xia tidak menyalahkannya, sungguh.      

Rong Zhan meraba bibir Sang Xia yang lembut dan penuh. Dia menundukkan kepalanya dan melumat bibirnya, dan matanya tidak menunjukkan rahasia yang disembunyikan, "Karena kamu lebih penting daripada hidupku."     

Karena keselamatanmu sangat penting.      

Karena kamu adalah sumber kehidupanku.     

Karena tidak ada perbedaan antara kita.      

"Tidur, aku tidak akan mengganggumu." Saat ini, Rong Zhan hanya ingin tidur, memeluk Sang Xia, dan membuktikan dengan tindakannya bahwa dia tidak hanya ingin pergi tidur segera setelah dia melihat Sang Xia. Dia memiliki sesuatu yang lebih penting daripada itu.     

Karena kamu lebih penting daripada hidupku.      

Pikiran Sang Xia masih menggemakan kalimat ini, menempel di dadanya, yang membuat hati esnya benar-benar meleleh.     

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali.     

Rong Zhan masih tertidur, samar-samar dia membuka matanya dan tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk menyentuh Sang Xia, tetapi dia hanya mendapati udara kosong!     

Pada saat yang sama, Rong Zhan merasa bahwa ini tampak tidak benar. Ini tidak biasa.     

Seketika rasa kantuk Rong Zhan menghilang sepenuhnya!     

  ...     

Pagi-pagi sekali kamar itu sudah dipenuhi dengan suasana panas yang membakar. Rong Zhan benar-benar menggila.      

Entah berapa lama setelah itu, semua sudah berakhir.     

Sang Xia dipeluk erat oleh Rong Zhan. Dibandingkan dengan sikap Rong Zhan yang begitu bersemangat, Sang Xia jauh lebih tenang. Dia menggigit bibir bawah, menyipitkan mata, dan bertanya, "Apa itu keren?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.