Halo Suamiku!

Ternyata Kamu Yang Menyelamatkanku!



Ternyata Kamu Yang Menyelamatkanku!

0Di dalam kamar mandi.      

Kabut memenuhi ruangan dan air terciprat.     

Kamar mandinya tidak besar, tapi setelah Rong Zhan bergegas masuk, sepertinya ruang itu terasa begitu sempit, panas, dan semua nafas menyatu dalam ruang.     

Tubuh Sang Xia tergambar dalam bayangan.     

Putih dan lembut.     

Leher jenjang yang menawan, setengah tertutup sutra hijau panjang, dengan gelombang lembut yang mematikan, pinggang kecil, dan kaki panjang.     

Begitu mendengar suara, ia langsung membuka matanya.      

Wajahnya penuh tetesan air. Ia semurni air, putih, dingin, dan murni.     

Melihat Rong Zhan masuk, ia hanya menatapnya dan tidak mengatakan apapun.     

Rong Zhan mendekatinya langkah demi langkah.     

Warna kemerahannya tidak melibatkan warna keinginan, hanya perjuangan dan rasa sakit.     

Ia sangat takut Sang Xia akan meninggalkannya.      

Sedangkan Sang Xia hanya menatapnya.      

Ia tampak seperti serigala kesepian yang menindas dan keras kepala.     

Semakin ia mendekat ke arah Sang Xia, air yang mengalir keluar membasahi pakaiannya, wajahnya, rambutnya, tetapi ia tidak menghindarinya, bahkan mata elangnya panjang dan sempit itu terlihat begitu merah dan menatap lurus ke arah Sang Xia.     

Mata Sang Xia dipenuhi dengan pandangan rumit.     

Detik berikutnya.      

Sang Xia mengangkat tangannya dan dengan lembut membelai pipi Rong Zhan.     

Kaki telanjangnya perlahan menginjak kaki Rong Zhan, mengangkat tangan, dan mengaitkan tangannya ke leher Rong Zhan.     

Tubuh sintal itu menempel di pakaian Rong Zhan yang basah dengan bibir menutup, lalu bergumam rendah, "Rong Zhan, kamu bodoh..."     

Rong Zhan tiba-tiba memeluknya dengan gemetar ringan dan kegembiraan, "Sang Sang, Sang Sang ..."     

Seketika itu juga Sang Xia disandarkan ke dinding belakang dan Rong Zhan meraup bibir Sang Xia dengan tergesa-gesa.     

Ia putih, lembut, dan harum. Rong Zhan memegangi punggungnya dengan erat, menekannya ke dinding, menahannya dengan satu tangan, dan menciumi kepalanya dengan penuh semangat dan begitu intents.     

Seperti ikan yang terdampar, ikan ini sangat membutuhkan air.     

Seperti hewan yang terluka, mereka sangat membutuhkan kenyamanan pasangan mereka.     

Ia menjarah dan menggigit dengan liar.     

Bibir dan gigi Sang Xia semanis salju, bahkan Rong Zhan mencium sampai ke dagu Sang Xia.      

Dan Sang Xia sangat aktif kali ini.     

Dengan satu tangan di leher Rong Zhan dan satu tangan di rambut hitamnya, Sang Xia balik menciumnya dengan emosi yang tak terlukiskan.     

Bajingan jahat, gila, iblis.     

Ternyata kamu.      

Ternyata kamulah yang menyelamatkanku.      

Tidak mengherankan dari pandangan pertama melihatnya, entah sengaja atau tidak Rong Zhan telah menargetkannya, menyindirnya, atau bahkan mengancamnya.     

Keengganannya, semuanya, berubah menjadi balas dendam. Ia ingin menggertaknya, keinginan yang tak terkendali untuk menggertaknya.     

Ternyata seperti itu.      

Akhirnya Sang Xia mengerti.     

Tapi setelah mengerti, dasar hatinya dipenuhi dengan rasa sakit yang tak ada habisnya.     

"Hmph…"     

Suara lembut mengalir dari bibir dan gigi, yang sangat provokatif.     

Rong Zhan lebih bersemangat. Ia hanya ingin memeluk wanita kesayangannya erat-erat. Ia ingin disatukan dengannya.     

Tangan Sang Xia perlahan turun.     

Dan Rong Zhan mendengus serak sembari mengencangkan pelukan di pinggang Sang Xia.      

Napasnya tiba-tiba menjadi sangat cepat dan penglihatannya semakin kabur.     

Tapi ia masih kesal dengan satu-satunya alasan yang tersisa.     

Kenapa Sang Xia bereaksi seperti itu.     

Apakah Sang Xia ingin memberinya malam terakhir, lalu pergi dan kembali ke sisi Bo Yi?     

Ia berpikir begitu dan ingin segera pergi.      

Tetapi sepertinya Sang Xia memperhatikan sesuatu dan tiba-tiba ia mencoba.     

"Er ah...!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.