Halo Suamiku!

Wanita Lain Meneleponnya Di Malam Hari



Wanita Lain Meneleponnya Di Malam Hari

0Gu Sisi.      

Ya, itu adalah nama seorang perempuan.      

Sang Xia menatapnya selama beberapa detik sebelum akhirnya menjawab panggilan itu.     

Tiba-tiba, terdengar suara yang indah dari wanita itu, "Sayang, kamu akan datang? Kapan kamu akan menjemputku? Orang-orang sudah sangat merindukanmu..."     

Sang XIa hanya terdiam.      

Spontan Sang Xia mengangkat kembali kelopak matanya. Dari tempatnya, ia bisa melihat Rong Zhan masih berkutat di ruang ganti. Saat Rong Zhan berbalik lagi, Sang Xia bertanya dengan nada ringan, "Kamu ingin aku melakukan apa, sayang? Kamu menghubungi nomor yang salah..."     

Ada jeda sesaat dan kemudian terdengar teriakan. Suara tajam dan waspada wanita itu menggema, "Siapa kamu! Bagaimana kamu bisa memegang ponsel Rong Zhan!"     

Bagus sekali.      

Benar saja, ia tidak salah sambung.      

Pandangan Sang Xia tampak ringan. Hanya saja, baru ia ingin menjawab sesuatu, tetapi ia melihat sosok Rong Zhan keluar dari ruang ganti. Segera, ia menutup telepon itu tanpa jejak dan kemudian perlahan bangkit.     

Kali ini Sang Xia mengenakan jubah sutra dengan warna lavender terang. Dengan gaun ini, ia terlihat semakin menawan.     

Setelah duduk, ia menuju ke mantelnya untuk mengeluarkan sebatang rokok tipis dari sakunya.     

Begitu Rong Zhan keluar, ia pikir Sang Xia akan tidur di ranjang, tetapi tanpa diduga ia justru melihat pemandangan itu.     

Sang Xia sedikit membuka jendela.     

Di luar villa, bulan purnama menggantung tinggi dengan angin dingin yang berhembus pelan.      

Cahaya rembulan yang menggantung itu memancarkan sinarnya ke dedaunan yang mampu memberikan sedikit makna.      

Saat ini Sang Xia bersandar ke jendela dengan rambut keriting panjangnya yang menjuntai sampai pinggang. Ia tidak mengenakan alas kaki dan piyama sutra itu hampir tidak menutupi akar pahanya. Ia memiliki kaki yang ramping, lembut, dan panjang, terlihat sangat menawan.     

Dengan sebatang rokok di tangannya, ia melihat keluar jendela. Matanya tampak ringan, dingin, dan bejat.     

Menambahkan sedikit misteri dan godaan yang tak terkatakan.     

Melihat Sang Xia seperti itu, Rong Zhan selalu merasa dirinya ingin lebih dekat dengannya. Jelas bahwa mereka memiliki kontak paling negatif di dunia. Namun Rong Zhan masih merasa Sang Xia seperti angin dan kabut, yang tidak dapat dipahami.     

Perasaan ini sangat tidak nyaman baginya.     

Akhirnya Rong Zhan mendekat dan meletakkan tangannya di bahu Sang Xia. Entah bagaimana, tepat ketika pria itu menyentuh Sang Xia, pakaian di pundaknya melorot, memperlihatkan bahunya yang bulat dan putih, kulit lembut, dan lekukan indah di depannya.     

Ada juga jejaknya di situ.     

Rong Zhan segera mengatur napasnya lagi yang mulai tak terkendali. Sampai akhirnya, ia hanya menarik Sang Xia ke dalam pelukannya, memeluknya erat-erat, mencium pundaknya, dan menggosok kulitnya yang halus dengan tangan besar, "Ada apa? Ada sesuatu di pikiranmu?"     

Sang Xia terdiam sesaat, matanya sedikit terkulai, lalu ia mengguncang abu rokoknya dan kemudian berkata, "Rong Zhan, apakah kamu benar-benar perjaka saat malam itu bersamaku?"     

Begitu Rong Zhan mendengar ini, ia langsung mencibir. Baru saja akan membuka mulutnya, suara samar Sang Xia tanpa emosi terdengar lagi, "Katakan yang sebenarnya."     

Kali ini, setelah hening sesaat, tanpa ragu-ragu ia menjawabnya, "Aku bilang, ya. Bisakah kamu percaya? Aku sudah mengatakannya berkali-kali."     

Sang Xia berbalik sembari membenahi pakaiannya, "Karena kamu mengatakannya lagi, kali ini, aku percaya itu."     

Lalu Sang Xia menatap Rong Zhan sejenak.      

Rong Zhan menatap lurus ke mata Sang Xia. Lalu dengan keyakinannya ia mengatakan, "Aku dulu sangat bersih, apalagi aku sangat membenci wanita. Kemudian, aku bertemu denganmu setelah ada begitu banyak rumor yang sudah beredar dan dipoles oleh masyarakat."     

Lalu ia berbalik untuk menatap Sang Xia lagi dan senyum tiba-tiba muncul di sudut bibirnya, "Aku mengakui bahwa aku telah memikirkanmu dalam banyak malam.."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.