Halo Suamiku!

Bagaimana Kamu Bisa Tahu Jika Dia Menyentuhku?



Bagaimana Kamu Bisa Tahu Jika Dia Menyentuhku?

0  ...     

Jika ditanya,      

jawabannya sederhana.      

Seperti kata pepatah. Pertengkaran antara kepala tempat tidur dengan ekor tempat tidur itu sungguh tidak masuk akal.     

Sang Xia telah minum terlalu banyak anggur sebelumnya, dan ketika ia kembali, kepalanya terasa sakit dan ingin segera tidur. Namun ia justru bertemu dengan peristiwa besar yang membuat keinginannya tersingkir oleh kesuksesan.     

Saat ini Rong Zhan sudah terlihat bersemangat dan segar. Baru saja ia keluar dengan jubah mandi yang melilit tubuhnya.     

Setelah melakukan semua ini, ia memanggil salah satu pekerja untuk membersihkan kekacauan di apartemen.     

Sampai akhirnya, ia mengambil ponsel Sang Xia dan membukanya tanpa ragu-ragu.     

Tidak ada keraguan sama sekali.     

Panggilan itu berasal dari Bo Yi.      

Rong Zhan mengakui bahwa barusan ia sedang dalam suasana hati yang buruk. Kecemburuannya mendesaknya untuk membiarkan orang yang berada di telepon tahu apa yang mereka lakukan, dan membiarkan orang itu tahu bahwa wanita ini adalah miliknya, sebelumnya, sekarang, dan selamanya, semuanya adalah miliknya!     

Tapi betapa keras kepala sekali wanita ini.      

Rong Zhan kesal dan membuang ponsel itu. Faktanya jelas Sang Xia sama sekali tidak memiliki hubungan dengannya.      

Tapi rasa posesif dan kecemburuannya menyerang begitu saja! Sungguh nama dengan dua kata itu sungguh mengerikan.     

Ia takut hubungan mereka akan menghidupkan kembali perasaan lama mereka.     

  **     

Ketika Sang Xia bangun, hari sudah malam.     

Ia bangun dengan keadaan lapar yang menyerang.      

Berbalut gaun tidur dan mencium aroma nasi, ia melihat Rong Zhan sedang memasak yang sangat mengejutkannya.     

Tetapi mengingat siksaannya, Sang Xia tidak ingin berterima kasih padanya.     

Rong Zhan memasak sederhana. Ia hanya membuat dua porsi kari spaghetti ayam.      

Keduanya duduk dan makan dalam diam.     

Sampai kemudian.      

Ponselnya berdering lagi.     

Tapi itu hanya notifikasi pesan.      

Tapi itu cukup membuat mereka berdua sensitif. Tampaknya bisa diingat dalam sekejap kejadian tentang panggilan telepon sebelumnya.      

Saat ini keduanya berhenti pada saat bersamaan.     

Dan kemudian, satu detik, dua detik——     

Dua tangan itu dengan cepat meraih ponsel jauh dilemparkan ke atas meja.     

Tangan putih lembut meraihnya sedikit lebih cepat dengan wajahnya yang pucat.     

Menatap ponsel Sang Xia, Rong Zhan selalu berpikir ada yang salah.     

Jangan tanya kenapa, itu nalurinya sebagai pria.     

Benar saja.      

Setelah membaca pesan itu, Sang Xia tampak mengangkat alisnya. Tanpa diduga semua ini ternyata masih belum berakhir.     

Detik berikutnya, Sang Xia menatap Rong Zhan, "Jangan khawatir, aku tidak akan keluar malam ini. Aku akan pergi lagi besok pagi."     

"Apa yang akan kamu lakukan di luar sana?"     

Nada bicara Sang Xia sangat datar, seperti mengatakan hal yang tidak penting, "Kata Bo Yi, arlojiku tertinggal di tempatnya semalam, jadi aku akan meluangkan waktu untuk mengambilnya."     

Rong Zhan segera mengambil ponsel Sang Xia dengan tidak sabar. Matanya melebar tiba-tiba sembari memegang ponsel itu dengan erat, memalingkan wajahnya, terengah-engah dan bertanya, "Tidak terjadi apapun dengannya… bagaimana bisa arlojimu tertinggal di tempatnya?"     

Ada sentuhan ketidaksenangan di wajah Sang Xia. Ia menendang kaki Rong Zhan di bawah meja tanpa melihat, "Terjadi sesuatu atau tidak, bukankah kamu sudah sangat jelas mengetahuinya? Selain itu, apakah kamu benar-benar tidak tahu atau hanya pura-pura tidak tahu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.