Halo Suamiku!

Satu Malam Dengan Bo Yi (Tidak Ada Adegan Berdarah)



Satu Malam Dengan Bo Yi (Tidak Ada Adegan Berdarah)

0Sekilas, Sang Xia bisa melihat sosok yang familiar.      

Meskipun sudah berpisah cukup lama, tapi ia masih begitu akrab dengan sosok itu.      

"Nona Y, sudah saatnya kita pergi." Harlan menghentikan mobilnya di belakang dan berjalan sembari berbisik pelan.     

Tapi begitu melihat Sang Xia yang tidak menanggapi dengan tatapan mata yang lurus ke depan tanpa ada gerakan, mau tak mau Harlan menuju ke sisi Sang Xia sembari menaikkan alisnya, "Temanmu?"      

Teman macam apa ini? Ini jelas bukan teman biasa.     

Kali ini, Sang Xia hanya bisa menatap Bo Yi yang berjalan mendekat tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun. Sesampainya di depan Sang Xia, ia mengulurkan tangannya untuk memegang lengan Sang Xia, "Kamu terlalu banyak minum. Aku akan mengantarmu pulang."     

Ketika Harlan melihat Sang Xia yang hanya diam menatap Bo Yi, ia menjadi sedikit lebih waspada.     

Bulu mata Sang Xia dengan lembut mengedip dua kali dan seolah pernapasannya tidak stabil.      

Tak berselang lama, ia menoleh ke Harlan sambil tersenyum, "Tidak apa-apa, dia temanku."      

Melihat respon Sang Xia, mau tak mau Harlan hanya bisa mengangguk, "Aku sudah memberikan nomor teleponku. Jika kamu butuh sesuatu, jangan ragu untuk menghubungiku."      

Setelah mengatakannya, Harlan tak lagi tinggal lebih lama. Ia tersenyum pada Sang Xia dan berlalu pergi.      

Harlan kembali menuju pintu kelab malam. Saat menolehkan kepalanya ke belakang, ia mendapati Sang Xia yang dipeluk oleh pria itu. Matanya cukup dalam menatap, lalu ia bergegas masuk.      

Ia tidak pernah ikut campur dalam urusan orang lain, terutama ketika menyangkut perasaan.     

Sedangkan Sang Xia.      

Sebenarnya ia ingin memberi sedikit jarak pada Bo Yi, tapi karena ia minum terlalu banyak jadi tubuhnya menjadi tidak stabil. Mau tak mau Bo Yi harus menopangnya dan Sang Xia tidak bisa menolak.      

Hanya saja, baru berjalan beberapa langkah, tampaknya suasana hati Sang Xia perlahan ada sedikit perubahan.      

Waktu benar-benar tipuan alam.     

Dulu jika Sang Xia berada dalam situasi seperti ini, wajah Bo Yi pasti sudah terlihat sangat buruk.      

Tapi sekarang setelah berpisah, Bo Yi menahannya dalam diam. Sejujurnya Sang Xia tidak tahu perasaannya saat ini.     

Hanya saja.      

Saat Sang Xia melihatnya, menatap matanya, dimana semuanya terasa akrab bagi Sang Xia… dan apa yang ia cintai.      

Jadi Sang Xia tahu bahwa ini adalah dia, Bo Yi yang asli, orang yang ia cintai.     

Bukan sosok lain yang menempati tubuhnya, yang mengerikan seperti iblis.      

Malam ini, Sang Xia minum terlalu banyak dan kata-kata Su Li mengingatkannya pada Bo Yi. Jadi ketika Sang Xia melihatnya lagi, mungkin hatinya melunak dan ia tidak mampu untuk berpaling. .     

Saat pria itu menggendongnya, ia hanya merasa ujung hidungnya serasa masam, karena baunya sepertinya sama dengan sabun mandi yang ia gunakan.     

Tapi Sang Xia, sudah mengganti semuanya…      

Mobil melaju perlahan. Sang Xia bersandar ke jendela karena kepalanya terasa berat. Ia hanya menatap Bo Yi dari belakang, lalu mulai memejamkan matanya perlahan.     

Sang Xia tertidur lelap.     

Meskipun Bo Yi menanyakan dimana Sang Xia tinggal sekarang, tapi ia pasti tidak akan membawa Sang Xia kembali.      

Bagaimana mungkin Bo Yi tidak tahu.      

Hanya saja, ia berpura-pura tidak tahu.      

Saat ini Sang Xia telah tertidur, jadi Bo Yi bisa membawanya pulang dengan selugas itu.      

Membawanya kembali ke dirinya.      

Melihatnya malam ini, Bo Yi tidak menolak keserakahannya. Ia tahu bahwa ia tidak baik, tetapi ia tidak bisa mengendalikannya. Ia ingin lebih lama melihat Sang Xia.     

Tidak seperti di siang dan malam yang tak terhitung jumlahnya saat Sang Xia pergi, Bo Yi hanya bisa bertemu dengannya dalam mimpi.     

Demi menghibur dan mendukung kelanjutan hidupnya.     

Bo Yi membawa Sang Xia pulang ke rumahnya.      

Mungkin itu pemandangan familiar yang sudah lama tidak ia lihat, sosok Sang Xia yang tertidur dengan nyenyak.     

Bo Yi dengan lembut melepas mantel dan sepatu Sang Xia, lalu menutupinya dengan selimut.     

Sedangkan ia duduk di samping tempat tidur, menyalakan lampu di samping tempat tidur yang redup, dan mengawasinya dengan tenang.     

Saat ini Bo Yi tidak terlalu banyak bergerak. Di matanya yang gelap dan sipit, terlintas pemikiran yang mendalam.      

Ketidakpedulian dan keterasingannya tampaknya telah menghilang, hanya untuk orang yang paling ia cintai.     

Sang Sang, maaf.      

Sang Sang, maaf…      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.