Halo Suamiku!

Suatu Hari, Kenangan Masa Lalu



Suatu Hari, Kenangan Masa Lalu

0Sebenarnya, Bo Yi ingin mengatakan bahwa ia masih mencintai Sang Xia, tetapi sepertinya ia tidak bisa mengatakannya.     

Ia sudah terlalu banyak banyak menyakiti Sang Xia.      

Saat Sang Xia terbangun, ia masih sangat mengantuk dan kepalanya masih terasa sedikit sakit.      

Begitu membuka mata, ia mendapati dirinya berada di tempat yang asing. Akhirnya ia memutuskan untuk bangun dan duduk di tempat tidur untuk waktu yang lama, lalu lambat laun ingatan tentang kejadian semalam terputar di kepalanya.      

Setelah cukup stabil, ia bangkit dan menemukan bahwa ruangan itu sangat sunyi. Dengan perasaan bingung, ia berjalan menuju koridor dan melihat ada ruangan lain di seberangnya.      

Menghadap ke jendela, ada seorang pria yang duduk di sana membelakangi Sang Xia.      

Dengan segera Sang Xia merapikan rambutnya yang berantakan sembari berkata, "Aku sudah merepotkanmu semalam."      

Bo Yi yang mendengar suara Sang Xia, langsung berbalik dan berkata dengan sangat lembut, "Kamu kenal pria semalam?"      

Setelah memikirkan siapa yang dimaksud Bo Yi, Sang Xia mengangguk pelan.      

Meskipun itu adalah kali pertama mereka bertemu, tapi mereka sudah berkenalan dengan baik. Dan Sang Xia tahu yang dimaksud Bo Yi adalah Harlan.      

Ia juga yang akan mengantar Sang Xia pulang kemarin.      

"Baguslah kalau kalian saling mengenal, tapi lebih baik jangan membiarkan orang asing mengantarmu pulang."      

Bo Yi mengatakannya dengan ringan.      

Sang Xia hanya menatapnya sebentar lalu mengangguk.      

Bo Yi memberikan jarak yang cukup jauh pada Sang Xia. Bahkan saat Sang Xia bangun dan mungkin jika ia hendak pergi, Bo Yi juga tidak akan mendekat.      

Melihat suasananya agak kaku, Sang Xia mencoba untuk melontarkan lelucon, "Sepertinya kamu takut padaku."     

Sudut bibir tipis Bo Yi ditarik ringan. Tanpa mengatakan sepatah katapun, ia berbalik dan kembali menghadap ke jendela.      

Bukan takut padamu, tapi mencintaimu.      

Jadi…      

Kelopak mata Bo Yi sedikit terkulai dan bibir tipisnya terbuka dengan lembut, "Aku hanya tidak ingin menyakitimu."      

Ia takut tidak bisa mengendalikan perilakunya.      

Suaranya sangat lemah seolah terlalu ringan untuk dijangkau, tetapi Sang Xia yang berdiri di ambang pintu sedikit membeku dengan setengah tangannya menutupi di bawah lengan, dan ujung jarinya sedikit bergetar.     

Ia memalingkan kepalanya seolah tidak ada yang berbeda, tetapi ia sedikit mengangkat kepalanya.     

Tampaknya untuk sesaat, ketenangan penyamarannya telah hancur.     

Hatinya terasa sesak, ia tidak bisa menghindari rasa sakit yang terasa menghujam hatinya.      

Setelah beberapa saat, Sang Xia mengeluarkan suaranya yang sedikit serak. "Terima kasih atas perawatanmu semalam. Aku ada hal lain yang harus dilakukan, jadi aku akan pergi dulu."     

Di belakang, terdengar suara gemerisik mengenakan mantel dan syal. Sedangkan sosok di kamar seberang sama sekali tidak pernah menoleh ke belakang.     

Sampai akhirnya Sang Xia meninggalkan pintu.      

Meninggalkan villa, Sang Xia sudah bersiap untuk naik taksi, tetapi entah apa yang ia rasakan, tiba-tiba ia berhenti dan kemudian perlahan berbalik.     

Ia melihat ke dalam jendela kamar di lantai dua, di mana sosok tinggi setengah tertutup berdiri di belakang tirai.     

Dan saat garis pandang keduanya bertemu, sosok itu mengulurkan tangan putihnya untuk menarik tirai perlahan yang menghalangi garis pandang satu sama lain.      

Mau tak mau, Sang Xia perlahan mengambil kembali pandangannya dan matanya telah memerah.      

Sudah sejak lama.      

Mereka tidak lagi saling mencintai dengan penuh kasih sayang.      

Kalau begitu, jika tidak bisa menjadi teman, maka jadilah orang asing.      

Sebenarnya Sang Xia tidak ingin mengatakan apa yang ia mimpikan malam ini.     

Waktu sepertinya kembali ke empat atau lima tahun yang lalu, ketika mereka pertama kali bertemu, itu di kereta bawah tanah.     

Pada saat itu, Sang Xia sedang belajar di kota G. Karena ia adalah seorang hacker, mereka bertemu melalui internet dan mendiskusikan berbagai hal.     

Tetapi sebelum itu, tidak ada yang pernah bertemu satu sama lain.     

Sang Xia masih ingat dengan jelas bahwa ia bertemu dengan orang cabul di kereta bawah tanah yang mengikutinya di belakang, dan mencoba menyentuhnya berulang kali.     

Tepat ketika ia merasa sakit dan marah, tiba-tiba tubuh tinggi itu datang dari kerumunan, ia muncul seperti Tuhan, berdiri di belakangnya dengan tubuh tinggi tegapnya, menghalangi dan menghapus semua kegelisahan untuk Sang Xia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.