Halo Suamiku!

Jurang Penderitaan



Jurang Penderitaan

0Tidak ada banyak ekspresi di wajah Sang Xia, hanya pipinya yang terasa sangat panas.     

Ia terjaga dan tidak bisa tidur sama sekali.      

Entah Rong Zhan benar-benar melakukannya atau tidak, yang pasti Sang Xia kebingungan dan lupa bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yang tidak tahu bagaimana menahan suaranya.      

Saat ini Sang Xia seperti hidup di dasar air yang dalam dan detak jantungnya bahkan berdentum dua kali lebih cepat.      

Tak berselang lama, Sang Xia memutuskan masuk ke dalam kamar mandi dan berdiri di depan cermin. Untuk sesaat, ia tampak takut melihat potret dirinya sendiri di depan cermin.     

Ia tidak tahu kapan dirinya menjadi ternoda oleh keburukan orang lain dan dijamah oleh orang lain secara tidak senonoh. Tubuh ini bukan lagi miliknya semata.     

Apa sebenarnya yang telah terjadi padanya dan Rong Zhan?     

Ketika Alberta memintanya turun untuk makan, Sang Xia mengatakan ia tidak akan makan. Sebelum Alberta menutup telepon, ia berkata Sang Xia tidak perlu turun karena ia yang pergi ke atas untuk mengantarkannya. Sang Xia berpikir bahwa lelaki yang menganggapnya sebagai bantuan tadi malam sudah pergi.     

Tanpa diduga, begitu Sang Xia membuka pintu kamar, sesosok tinggi mengenakan pakaian formal dengan memegang nampan di satu tangan, di atasnya adalah bubur kacang merah beras ketan yang dibuat khusus. Ia mengetuk pintu dan berdiri sesuka hati sambil membawakan makanan pada Sang Xia secara pribadi.     

Kalau bukan Rong Zhan, siapa lagi.      

Begitu pintu terbuka sepenuhnya, entah kenapa Sang Xia sama sekali tidak berani melihat ke arahnya.      

Setelah semalam, Sang Xia selalu merasa bahwa suasana di antara mereka tidak sama. Ia...tidak menyukainya.     

Ketika Rong Zhan menariknya semalam, Sang Xia akhirnya menggertakkan giginya dan pura-pura tidur. Ia tidak bisa membiarkan Rong Zhan melemparkan, menyihir, atau memanggil namanya.     

Meski begitu, panggilan yang ia sematkan untuk Sang Xia semalam begitu bermakna dalam.      

"Kenapa kamu tidak makan? Aku tidak tahu apakah kamu perlu lebih memperhatikan nutrisimu sekarang. Aku harus melangkah sendiri hanya untuk membawakan makanan kepadamu secara pribadi," kata Rong Zhan malas, matanya tertuju pada Sang Xia untuk sesaat.     

Tetap saja Sang Xia masih tidak berani menatap Rong Zhan.      

Akhirnya dengan sedikit menurunkan matanya, ia mengambil alih nampan dan mengucapkan terima kasih dengan lembut, "Kamu sibuk. Jika kamu mau pergi dulu, aku tidak keberatan."     

Sang Xia mengatakannya dengan sangat sopan.     

Rong Zhan mengangkat alisnya sedikit, tapi bibirnya menyunggingkan senyum samar. Ketika Sang Xia mengambil nampan dan berbalik, Rong Zhan masuk, memutar dan menendang pintu, lalu berjalan di belakang Sang Xia, dan perlahan memeluknya dari belakang.     

Tiba-tiba tubuh Sang Xia menegang.     

Nafasnya terasa berhenti seketika.      

Jantung Sang Xia telah berdentuman sejak lama.      

Situasi saat ini sangat rumit sehingga membuat Sang Xia benar-benar ingin mencari peluang untuk berterus terang pada Rong Zhan.     

Rong Zhan menundukkan kepalanya, lengannya semakin mengencangkan tubuh yang lembut ke dadanya, bibirnya begitu dekat dengan telinga Sang Xia, lalu dengan lembut terbuka, "Istriku? Apakah kamu malu?"     

Bagaimanapun, Rong Zhan bisa menebak. Sang Xia pasti melakukan itu untuk pertama kalinya.     

Melakukan keintiman seperti dua orang yang sangat mencintai dan melakukan hal yang paling bahagia.     

Rong Zhan membiarkan dirinya bermanja dengan Sang Xia dan tidak ingin melepasnya. Selama ini ia berkali-kali putus asa untuk benar-benar ingin memiliki Sang Xia, tetapi ia tidak hanya mencintai tubuh Sang Xia, tetapi juga mencintai karakter unik yang keras kepala ini.     

Rong Zhan tidak ingin memikirkannya lagi. Tubuhnya siap bergerak dan sulit dikendalikan.     

Dan ia tidak mendapat perlawanan sama sekali.     

Semalam sudah berakhir.     

Saat itu wajah Sang Xia dipenuhi dengan bunga malu-malu. Ia meringkuk dan terengah-engah.      

Tapi Rong Zhan benar-benar ingin memilikinya.      

Itu adalah mimpi yang ia harapkan sepanjang malam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.