Halo Suamiku!

Dia Melompat Melalui Jendela. Kemana Kamu Pergi?



Dia Melompat Melalui Jendela. Kemana Kamu Pergi?

0Sang Xia mendengar ketukan keras di luar pintu. Ia segera membalikkan badan dan menyalakan ponselnya. Waktu baru menunjukkan pukul 3:10. Akhirnya, ia bangkit dengan sumpah serapah di hati——     

Sebelum membuka pintu, ia masih menyempatkan diri mengambil pisau dapur.      

Lebih baik jangan biarkan dia tahu siapa yang mengganggu tidurnya!     

"Siapa itu?"     

Ia berkata dengan suara berat sambil menahan amarahnya.     

Namun, tepat ketika suaranya keluar, tiba-tiba terdengar suara tendangan pintu dan suara suram seseorang terdengar bersamaan, "Kamu telah melarikan diri dariku, tapi aku sudah menemukanmu sekarang. Buka pintunya! Cepat!"     

Begitu mendengar raungan itu, kesadaran Sang Xia terbangun sepenuhnya.      

Itu… Rong Zhan?!     

Sang Xia segera menarik napas dalam-dalam. Detik setelahnya ia sangat menyesali apa yang baru saja ia lakukan. Kenapa ia harus mengeluarkan suara tadi?      

Sekarang, di tengah malam seperti ini, jika ia membiarkannya masuk bukankah sama saja membawa serigala ke dalam ruangan?     

Sejujurnya, malam ini Sang Xia ingin tidur nyenyak tanpa gangguan apapun. Lagi pula ia sudah memiliki banyak uang sekarang. Ia tidak ingin berada di bawah kekuasaan pria brengsek itu. Sang Xia tidak menyangka pria itu benar-benar menunggu dirinya kembali, bahkan berhasil menemukannya di sini!      

Apa dia benar-benar sakit?!     

Sang Xia tidak mengetahui sejak kapan dirinya menjadi begitu penting!     

Saat ini, ia benar-benar ingin menghilang. Tanpa menunggu waktu, ia bergegas meletakkan pisau dapur kembali perlahan-lahan tanpa menimbulkan suara, kembali ke kamarnya, menutupi dirinya dengan selimut, dan pergi tidur. Bahkan jika ia terbunuh sekalipun, ia tetap tidak akan membuka pintu!     

Sedangkan Rong Zhan masih menunggu di luar. Ketika ia mendapati tidak lagi ada reaksi sama sekali, saat itulah ia segera menyadari apa yang terjadi dan kemarahan langsung menguasai dirinya.     

"Baik, wanita licik. Ini sungguh luar biasa. Kamu pikir dengan begini, aku tidak akan menemukan cara lain? Sayangnya, lihat bagaimana aku akan menangkapmu!" Rong Zhan berteriak marah sambil mengutuk Sang Xia.      

Setelahnya, Sang Xia mendengar langkah kaki yang menjauh. Setelah tidak lagi terdengar adanya pergerakan, ia diam-diam menyingkap selimut dan turun untuk berganti pakaian dengan gaun suspender.      

Dibalut dengan ikat pinggang yang tipis dan kulitnya yang putih, ia terlihat seksi dan menggoda.     

Kaki jenjangnya yang putih, berdiri tanpa alas kaki di atas karpet.     

Pancaran sinar rembulan yang merangsek masuk membuatnya tubuhnya tampak begitu menawan.      

Ketika Sang Xia sampai di ruang tamu, tiba-tiba terdengar beberapa suara aneh di kamarnya. Ia sangat terkejut dan bergegas kembali untuk melihatnya. Alhasil, ia dikejutkan dengan pemandangan di depannya ketika ia tiba di pintu kamar.     

Sialan!      

Ini lantai lima!      

Sesosok tinggi tegap mengenakan jaket hitam melompat dari jendela sembari memegang lengannya.     

Rahang pria itu menajam, auranya terlihat ganas dan sombong, dan seluruh tubuhnya penuh dengan hembusan nafas iblis jahat.     

Perlahan-lahan pria itu mendongak. Sepasang mata elangnya yang panjang dan sempit menatapnya dengan sudut mulut yang menampilkan senyum muram, "Kamu ingin lari lagi?"     

Ia mengatakannya sambil terus berjalan mendekat.      

Sang Xia kehabisan kata-kata. Kali ini wajahnya benar-benar pucat pasi.      

Terlalu, terlalu berlebihan.      

Ini adalah lantai lima dan dia masuk melalui jendela. Apa dia gila? Apa dia ingin mati?     

Sang Xia merasakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan.      

"Kamu tidak ingin membuka pintu dan berpura-pura mati. Apakah kamu pikir pintu yang rusak dapat menghentikanku?" Rong Zhan mengatakan ini dengan terus menatap lurus ke mata Sang Xia, seolah tatapan itu bisa menikamnya kapan saja. Tak lupa dengan senyuman mengerikan yang terus terukir di bibir Rong Zhan.      

Kali ini tatapan itu jatuh ke dada Sang Xia yang menonjol. Apalagi hanya dengan kain tipis tanpa ada pakaian dalam yang melindunginya.      

Awalnya Rong Zhang ingin terus mengeluarkan kata-kata kejam yang telah ia simpan, tetapi tiba-tiba seluruh amarahnya berpindah tempat...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.