Halo Suamiku!

Aku Tidak Menyukaimu



Aku Tidak Menyukaimu

0"Nona, tolong kembalilah. Aku tidak mengerti semua hal yang kamu katakan. Alasan kenapa aku memeriksa tentangmu di warung internet sebelumnya, itu hanya ketidaksengajaan. Pengawal barumu telah dikirim dan dia memintaku untuk mentransfer datamu kepadanya. Karena aku tidak sedang berada di sisimu, jadi aku hanya dapat memeriksa jejakmu di Internet, jadi kamu..."     

Di akhir kalimatnya, dia masih memberi sedikit jeda, "...Kamu, jangan terlalu memikirkannya."     

Namun Su Li justru seperti mendengar beberapa lelucon konyol. Dia tertawa sambil memelototinya dan berkata, "Apa maksudmu? Maksudmu aku sentimental dan terlalu banyak berpikir, dan kamu tidak menyukaiku, begitu?"     

Ah Nian terlihat tenang, "Seharusnya aku tidak mengatakan aku menyukaimu."     

"Kamu bohong!"      

Seketika nafas Su Li semakin memburu, dadanya naik turun dengan cepat, dan dia menatap Ah Nian dengan garang, "Kamu berbohong. Barusan, saat di dalam, aku bertanya kamu menyukai wanita itu atau menyukaiku, dan kamu bilang menyukaiku. Kamu pikir aku tuli? Lalu kenapa begitu keluar kamu tidak mau mengakuinya? Apa kamu masih seorang pria?"     

Mendengar serentetan kata yang terlontar dari mulut Su Li, mata Ah Nian memancarkan sentuhan pemahaman yang mendalam, tapi dia masih sangat tenang menjawab, "Maaf, Nona, itu hanya agar aku tidak mempermalukanmu. Jika tidak, sesuai dengan standarmu, kamu pasti akan terus melakukannya."     

"Ah Nian, kamu!"      

Untuk tidak, tidak mempermalukannya?      

Mata Su Li membelalak. Dia tidak percaya hal seperti itu keluar dari mulut Ah Nian. Butuh waktu cukup lama bagi Su Li untuk bisa menelan kalimat itu, lalu dia terus bertanya, "Kalau begitu, sebelumnya.. kamu terpaksa menciumku? Ini yang tidak bisa kamu ingkari..."     

Saat itu, Su Li sedang mengangkat telepon.      

Lalu tanpa aba-aba, Ah Nian bergegas ke arahnya dan menciumnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.      

Sejak saat itu, Su Li tidak lagi bisa menganggap Ah Nian sebagai pengganti Xiaobainya, dan bahkan membuatnya tidak mampu menghadapi Ah Nian.      

Wajah Su Li sedikit berubah menjadi pucat.     

Rasa sakit yang mendalam tiba-tiba menyerangnya dan kegelisahan muncul begitu saja.      

Ah Nian tidak perlu menjelaskan apa pun pada Su Li, karena Su Li telah mampu membuat spekulasinya sendiri. Dia bukan orang bodoh.      

Su Li memang benar-benar arogan ketika dia sedang egois dan dia bisa sangat marah hingga kekejamannya muncul dengan begitu mengerikan.      

Tapi begitu dia lemah, itu akan membuat orang yang telah mengatakan hal buruk tentangnya merasa dirinya baru saja menindas wanita yang lemah.      

Dan kata-kata Su Li itu.     

Membuat Ah Nian benar-benar terdiam seribu bahasa.      

Bisa saja dia mengungkapkan alasan lain yang mungkin masuk akal, tapi bagaimana dengan ciumannya?     

Memang benar beberapa di antaranya tidak bisa diungkapkan dengan gamblang.     

"Ah Nian, katakan dengan jelas. Jika aku memang tidak boleh terlalu berpikir, lalu bagaimana dengan ciuman itu?"     

Ah Nian terus ditekan oleh Su Li selangkah demi selangkah.     

Su Li tidak percaya bahwa semua ini hanyalah ilusinya. Dia tidak percaya bahwa Ah Nian tidak menyukai dirinya.     

Kali ini, mata gelap Ah Nian menyiratkan kelembutan bak sutra, namun terlintas juga arus bawah di dalamnya layaknya sebuah gelombang.     

Mau tak mau, dengan menyingkirkan semua rasa malu di hatinya dan juga amarah dalam keluhannya yang masih membara, dia terus mendekat ke arah Ah Nian dan bertanya, "Ah Nian, kenapa kamu tidak bicara? Beritahukan padaku apa maksud dari ciuman itu, jelaskan padaku...hmph..."     

Di tepi jalan.      

Di bawah pohon Wutong.     

Su Li terus mendesak Ah Nian dan saat dia mengulurkan tangan untuk mendorong dada Ah Nian, pergelangan tangannya langsung dibelenggu.     

Detik setelahnya…      

Saat dia sedang melontarkan beribu kata untuk mendesak Ah Nian, tiba-tiba saja bibirnya dicium dengan kuat!      

Mata Su Li melebar dalam sekejap, tetapi pikirannya seolah tak lagi ada padanya.     

Pergelangan tangannya dibelenggu, dan begitu Ah Nian menundukkan kepalanya, dia langsung menghentikan bibir Su Li yang berisik.     

Saat Su Li bereaksi dan ingin mendorongnya menjauh, Ah Nian lebih dulu membuat gerakan sigap. Tangannya yang lain memegang bagian belakang kepala Su Li, mendekapnya dengan erat, dan terus menciumnya.     

Memagut, melumat, memainkan bibirnya yang manis, lalu menghisapnya dengan kuat.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.