Halo Suamiku!

Cinta Pertama Rong Zhan



Cinta Pertama Rong Zhan

3"Sayang, kita berdua adalah suami istri dan ini adalah yang dinamakan surga dunia, jadi bagaimana bisa aku disebut mengganggu?"     

Setelah mengatakannya, Rong Zhan masih terus memainkan tangannya di dada Sang Xia sembari memeluknya.      

Sialan.      

Seketika wajah Sang Xia memerah. Begitu mendapati dia tidak bisa menyingkirkan Rong Zhan, Sang Xia menghentikan pergumulannya.     

Meskipun Rong Zhan sangat baik padanya dan ingin ingin memberikan nikmat surga dunia untuk Sang Xia, tapi dia tidak tahan dalam hal ini.     

Setiap kali Sang Xia ingin berhenti, Rong Zhan justru semakin keras menyeruak masuk.      

Tapi semakin Sang Xia terbiasa dengan sikap ganasnya, semakin dia berangsur-angsur menyerah pada kebodohannya.      

Kali ini, piyama Sang Xia sudah terbuka lebar pada bagian dada.     

Sontak, dua tonjolan putih dan kenyal muncul ke permukaan.      

Melihat itu, Rong Zhan semakin menggila.      

Dia sengaja tidak membiarkan kekasihnya tidur. Tanpa membuang waktu, dia langsung mencium bibirnya yang merah cerah dan kemudian menggodanya.     

"Hmp... apa yang kamu lakukan."     

Sang Xia menolak. Kali ini, dia sangat marah. Dia tidak bisa tidur nyenyak pagi itu, jadi dengan sekuat tenaga, dia memberontak dari kungkungan Rong Zhan. Namun, dia dikalahkan oleh ciuman Rong Zhan.     

Saat Rong Zhan bermesraan dengannya, dia selalu tidak sabar. Jika Rong Zhan sudah seperti ini, justru Sang Xia lah yang akan menjadi paling sensitif dan emosional.      

Tapi dia tidak ingin disiksa lagi oleh Rong Zhan. Terlalu sulit baginya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.     

Dia menolak lagi dan lagi, tetapi Rong Zhan pun datang lagi dan lagi, dan suaranya sangat menyihir, "Tanpa gesekan, aku tidak bisa mendapatkan percikan cinta, dan saat mendapatkannya, aku bisa lebih mencintaimu."     

Begitu kalimat itu keluar.      

Selimutnya hangat dan penuh gairah, dan akar paha Sang Xia telah dihajar oleh Rong Zhan.      

Saat itu, sudah waktunya untuk bangun.      

Keke, seorang asisten kecil, memberitahunya kemarin bahwa akan ada pesta api unggun di dekat perbatasan malam ini. Anthony mengatakan bahwa mereka mungkin akan menunjukkan dua lagu bersama malam itu.     

Namun, saat Sang Xia masih mengenakan pakaian dalam, tiba-tiba saja dia bertanya kepada Rong Zhan, "Rong Zhan, apa maksudmu dengan tanpa gesekan, aku tidak bisa mendapatkan percikan cinta, dan saat mendapatkannya, aku bisa lebih mencintaimu? Siapa cinta pertamamu? Apakah sulit bagimu untuk jatuh cinta dengan orang lain? Apakah kamu juga melakukannya dengan cinta pertamamu?"     

Begitu Rong Zhan mendengar pertanyaan Sang Xia, Rong Zhan tampak menggosok rambutnya dan terlihat sedikit gelisah, "Sayang, untuk apa kamu bicara omong kosong seperti itu? Cinta pertama apa? Itu sudah berlalu bertahun-tahun yang lalu. Tidak perlu kita membahas tentang masa lalu."      

Padahal Sang Xia bertanya secara tidak sengaja, namun reaksi Rong Zhan justru menimbulkan tanda tanya bagi Sang Xia.      

Apa dia benar-benar memiliki cinta pertama?      

Sontak, Sang Xia memelototinya dan berkata, "Pantas saja kamu sangat ahli, ternyata kamu sudah berlatih melakukannya sejak cinta pertamamu."      

Berlatih melakukannya sejak cinta pertama.      

Begitu Rong Zhan mendengar ini, dia tahu bahwa Sang Xia cemburu, tapi dia juga tidak menjelaskannya. Dia hanya berkata sambil tersenyum, "Apanya yang berlatih melakukannya sejak cinta pertama? Menjadi lajang adalah satu-satunya cara untuk berlatih."      

Akhirnya, dia mendekati Sang Xia dan memeluknya, semetara Sang Xia berekasi dengan memarahinya dengan wajah memerah.      

Ini bukanlah hal yang serius!      

Tapi saat membahas tentang cinta pertama Rong Zhan, lubuk hati Sang Xai memunculkan rasa keingintahuan dan kecemburuan.      

Meski Rong Zhan mengatakan dirinya masih perjaka, tapi cinta pertama tetaplah tidak sama.      

Cinta pertama selalu memiliki tempat tersendiri di dalam hati.      

Setelah mandi, menunggu Anthony dan yang lainnya datang untuk mengambil sarapan, Sang Xia mengambil kesempatan itu untuk bertanya pada Rong Zhan. Rasanya seperti bertanya sambil lalu, "Rong Zhan, kapan kamu punya cinta pertama, orang seperti apa itu? Apa dia terlihat cantik?"     

Saat Rong Zhan mendengarnya, mata sipit dan panjangnya terangkat, menatapnya cukup lama, lalu berkata ringan, "Cantik."     

"Sangat cantik?"     

"Sangat cantik."      

Raut wajah Sang Xia sedikit berubah, "Apa lebih cantik dariku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.