Halo Suamiku!

0Saat mengatakannya, terlintas sentuhan menggoda yang membara di sana dan juga dipenuhi makna dalam, seolah-olah di antara keduanya, masih tidak bisa lebih jelas lagi.      

Tanpa diduga.      

Begitu dia mengatakan ini, Chen Nianbai sedikit terkejut. Melihat wajah Su Li yang memerah, dia tidak bisa menahan tawa dan dengan lembut menarik sudut mulutnya.     

Tanpa membuang waktu, dia langsung memeluknya dan menekannya ke dada.     

Gadis konyol ini.     

Jelas, dia memiliki makna yang lain.      

Sejujurnya, dia sangat khawatir dengan kekasihnya kali ini. Pasti ini adalah tugas dari grup senjata. Dulu dia selalu bersamanya, tapi kali ini, Su Li sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata pun padanya. Tentu saja, bagaimana dia tidak khawatir?      

Dia bahkan tidak tahu apa yang akan Su Li lakukan.     

Tapi siapa yang menyangka jika Su Li.... justru memikirkan...      

"Pergilah, dan kembalilah cepat. Aku akan menunggumu di sini."     

Chen Nianbai perlahan melepaskan tangannya sembari berkata dengan lembut.     

Sedangkan Su Li menatapnya dalam-dalam, lalu berbalik dan pergi, dan tidak pernah melihat ke belakang lagi.     

Tidak sekali pun.      

Karena dia takut jika dirinya akan menyerah.     

Entah kenapa, dia hanya merasakan semacam firasat yang tidak bisa dijelaskan, seolah akan ada sesuatu yang terjadi dengan kepergiannya kali ini.      

Namun, selama Xiaobai menunggunya di sini, dia akan merasa tenang, bukan?     

Akhirnya Su Li benar-benar pergi.      

Chen Nianbai memperhatikan dan menyaksikan sosoknya menghilang. Baru dia berbalik dan pergi.     

Tapi kali ini, Chen Nianbai tidak kembali ke penginapan Seaview.     

Melainkan pergi ke bar di kota.     

Dia datang kesana untuk menemui pemilik bar.      

Pemilik bar itu ternyata wanita yang sudah sangat tua.     

"Nenek."     

Chen Nianbai mendekat sembari memanggil dengan lembut.     

Wanita itu masuk ke sebuah ruangan, menekan sebuah tombol, tak lama, terlihat dinding aslinya perlahan-lahan terpisah, dan di dalamnya ada kotak gelap yang di atasnya ditempatkan beberapa senjata gantung.     

"Kemarilah, apapun yang kamu inginkan ada di sini."     

Dua puluh menit kemudian, Chen Nianbai pergi dari tempat itu, memanggil taksi, pergi ke tepi laut dan turun untuk pergi.     

Wilayah laut di sini sangat dalam dan hanya ada sedikit orang yang datang dan pergi ke sini. Setelah Chen Nianbai berjalan di pantai ini selama sepuluh menit, sebuah pesawat khusus dari kejauhan perlahan muncul di matanya     

 ＊＊     

Di Timur Tengah.     

 w25,n37,5.     

Tempat terpanas di dunia.     

Dua samudra, tiga benua, dan lima lautan kaya akan energi, sehingga perang sering terjadi di sini.      

Dubai adalah negara terkaya di dunia.     

Dan Su Li datang ke sini kali ini.     

Di Timur Tengah, begitu terjadi perang, senjata api sangat penting.     

Banyak orang membeli senjata melalui kelompok senjata pertama di Eropa Barat.     

Sebuah mobil Lafeng hitam tiba-tiba berhenti di pinggir jalan dan seorang wanita menawan yang setengah terbungkus masker membuka pintu dan langsung naik.     

Lalu Mobil itu melaju pergi.     

"Bibi, kenapa kamu di sini?" tanya Jack sambil melihat wanita di sebelahnya yang sedang melepas kacamata hitamnya.     

Jack juga merupakan seorang agen dari kelompok senjata.     

Pria dari Amerika, tinggi, dengan rambut pirang dan setengah ikal, masih terlihat sangat jantan dan tampan.     

Sembari mengunyah permen karet, Su Li menjawab ringan, "Hentikan omong kosong itu dan katakan padaku apa yang harus aku lakukan."     

Jack menyentuh hidungnya, "Miller diserang oleh seorang pria bernama Harris. Ketika di pelabuhan, dia ingin membuat kita kehilangan anggota dan jatuh miskin. Tapi Miller memahami plotnya, dan dia ditembak tepat di pinggang. Sekarang dia di rumah sakit setelah melakukan operasi. Jadi aku hanya dapat menelepon organisasi untuk mendukungku."