Halo Suamiku!

Ingin Rong Zhan Berlutut Padanya (1)



Ingin Rong Zhan Berlutut Padanya (1)

0**     

Di tempat parkir terbengkalai itu.     

Dengan desain dua tingkat terbuka yang sangat luas.     

Area ini sudah dipenuhi aura penyergapan. Orang-orang di bawah dan bahkan mereka yang di atas semua mengarahkan senjata mereka ke arah Rong Zhan.     

Sang Xia adalah orang yang ingin ditangkap oleh Sang Zhirou. Pada saat yang sama, dia juga menggunakan Sang Xia sebagai pengikat, yang digunakannya untuk mengendalikan orang lain, Rong Zhan.     

Saat ini, Sang Xia diikat di kursi dan rambutnya terlihat sangat berantakan.     

Di belakangnya berdiri Sang Zhirou dan ada seorang pria di sampingnya, membawa kotak sandi berwarna perak berisi suntikan. Sementara Sang Zhirou sedang memegang suntikan di tangannya.     

Suntikan kecil dan tipis itu berisikan cairan biru.     

Setelah mengeluarkan suntikan itu, Sang Zhirou menghadapkan jarum suntiknya tepat di samping leher Sang Xia.      

Jaraknya hanya beberapa centimeter.     

Leher putih Sang Xia seketika menegang, dahinya berkeringat yang membuat rambutnya menempel pada wajahnya, dan dia bernafas dengan terengah-engah.     

Dan tidak jauh di depan Sang Xia.     

Adalah sosok Rong Zhan.     

Dia baru saja menyelesaikan perkelahian. Kerahnya sedikit terbuka, rambutnya sedikit basah, dan mata elangnya yang panjang tampak jahat dan mengerikan. Dia sudah membuang batang besi di tangannya, dan membungkus tangannya dengan sehelai kain sobek. Dia memegangnya erat-erat dan bibir tipisnya mengatup rapat dengan tajam dan garang.     

Di tempat parkir yang ditinggalkan itu, tepat di lantai bawah, ada lebih dari 20 senapan mesin diarahkan ke arahnya.     

Begitu mendongak, ada juga orang-orang dengan senapan mesin berdiri di lantai atas, tetapi kebanyakan dari mereka menonton adegan itu dengan tatapan penuh cemoohan.     

Ada juga seorang wanita di tengah, yang sangat cantik.     

Rambut pendek sebahu yang dicat warna abu-abu biru, memakai setelan kulit, memegang l129a1, yang merupakan senjata penembak jitu, terus menyesuaikan pandangannya menghadap Rong Zhan, sangat tenang, seolah mangsa telah berada di genggaman tangannya, terjebak, dan tidak bisa lagi melarikan diri.     

Namun, setelah penyesuaian itu, dia masih sedikit mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan santai. Matanya sangat gelap sehingga dia tidak bisa melihat apa itu.     

Begitu terlihat.      

Rong Zhan tidak membawa senjata apapun. Dibandingkan dengan mereka, jelas dia datang di sini untuk mati.     

Tentu saja, pada dasarnya itulah yang dipikirkan semua orang.     

Berpikir bahwa Rong Zhan hanya ingin segera menyelamatkan kekasihnya tanpa memikirkan keselamatannya sendiri. Bahkan Sang Xia pun juga berpikir demikian.      

Dia menatap Rong Zhan dengan mata terbelalak. Matanya merah, tinjunya terkepal, dan dia terus bernapas dalam-dalam. Dia merasa bersalah dan khawatir, karena takut akan terjadi sesuatu pada Rong Zhan.     

"Rong Zhan, apa gunanya datang terburu-buru? Sayang sekali kamu hanya bisa melihat wanitamu menderita hari ini." Sang Zhirou berkata sambil memegang suntikan di tangannya sembari memainkannya dengan memutar-mutarnya, menunjuk pada pria di sampingnya, lalu senyum jahatnya mengembang, "Kamu akan melihat bagaimana kekasih dan anakmu menikmati racun, oh, lihat, cairan-cairan ini sudah siap berpindah ke tubuh istrimu, apalagi dia sedang hamil, bukankah lebih seru bermain seperti ini, benar?"     

Begitu kata-kata itu terlontar, pria di samping Sang Xia menarik dagunya dengan kasar, menatap Sang Xia dengan mata jahat, dan senyum kejam yang terukir di bibirnya.      

Wajah Rong Zhan menegang seketika dan pandangannya seperti puncak hijau yang membeku. Beberapa kata lalu terlontar dari mulutnya, "Katakan, apa yang kamu inginkan!."     

Sang Zhirou segera mencibir, "Aku juga seperti ini. Apa lagi yang bisa aku katakan? Aku hanya ingin wanita ini merasakan apa yang aku derita!"     

Ketika dia mengatakan itu, melihat wajah suram Rong Zhan, sebuah tipuan muncul di matanya, dan tiba-tiba kata-kata itu berubah, "Kecuali…..."     

"Kecuali apa?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.