Halo Suamiku!

Rong Zhan Meminta Maaf



Rong Zhan Meminta Maaf

0Sang Xia mendengarkan dalam diam, tapi dia meremas selimut yang menutupi tubuhnya itu dengan erat. Hidungnya terasa masam dan sepertinya ada cairan panas mengalir dari matanya.     

Tak bisa dipungkiri, jantungnya benar-benar berdebar dengan kencang.     

Ya, itu benar.     

Apa yang akan Rong Zhan katakan padanya,     

"Aku tidak sakit, apalagi kanker."     

Akhirnya Rong Zhan mengatakan ini dengan tegas.     

Saat itu.      

Setelah kalimat pendek ini, Sang Xia sulit menjelaskan perasaannya untuk beberapa saat.     

Meskipun Sang Xia sudah cukup mempersiapkannya, tapi tetap saja, hatinya serasa baru saja disambar petir.      

Selama beberapa hari, tampaknya emosi yang terpendam terlepas bebas.     

Tapi dia tetap tidak berani untuk merasa lega dan santai.     

Benarkah? Apakah ini sungguhan?      

Rong Zhan tidak mengidap kanker?      

Dia benar-benar aman? Semua ini bukan hanya untuk sekedar menghibur dirinya saja, kan?     

Dia tidak percaya apa yang orang lain katakan, dia hanya mempercayai apa yang keluar dari mulut Rong Zhan.     

Tapi sekarang, setelah sekelompok orang di ruang obrolan tadi membicarakannya, Rong Zhan benar-benar mengakuinya sendiri!     

"Maafkan aku, sayang. Aku sengaja membuat lembar tes itu karena aku bingung sejenak, karena kamu tidak ingin menikah denganku. Aku tidak tahu apakah kamu mencintaiku atau tidak, tapi aku mencintaimu dan tidak ingin melihatmu sedih, jadi aku menyesal setelahnya, tapi aku tidak menyangka…..."     

"Tidak, jangan katakan. Jangan katakan lagi." Sang Xia menggelengkan kepalanya sembari memegang erat lengan Rong Zhan.     

Tidak ada lagi hal lain yang lebih penting.     

Yang terpenting apa yang Sang Xia pikirkan tidak terjadi. Rong Zhan tidak benar-benar sekarat, kesakitan, dan putus asa. Dia tidak bisa mempercayainya dan Sang Xia benar-benar tidak ingin kehilangan dia.      

Yang terpenting adalah Sang Xia tahu betapa pentingnya Rong Zhan baginya.     

Dan yang terpenting adalah, bahwa Rong Zhan telah sepenuhnya mengendalikan pikirannya dan membohonginya dengan sembrono.     

Sang Xia yang mendengar kata-kata Rong Zhan akhirnya tidak bisa menahannya lagi. Air matanya keluar. Dia masih memegang lengan Rong Zhan dengan erat sembari terisak, "Kamu tidak menipuku, kan? Kamu tidak berbohong, kan? Kamu benar-benar tidak menderita kanker? Kamu benar-benar tidak akan meninggalkanku, kan…... Rong Zhan, jangan membohongiku lagi…..."     

Matanya penuh dengan air mata, "Sebenarnya, keberanianku sudah sangat menciut. Aku sangat menyayangimu. Aku juga takut kamu tidak akan menginginkanku dan anak-anakku. Aku sangat ingin membesarkannya sendiri."     

Sang Xia menunduk dan matanya dipenuhi kabut karena air mata, "Tahukah kamu bagaimana perasaanku akhir-akhir ini? Aku bertanya-tanya bagaimana kamu bisa begitu kejam padaku... Tapi Rong Zhan, katakan padaku, kali ini, kamu benar-benar harus mengatakan yang sebenarnya, kamu benar-benar baik-baik saja, bukan? Aku tidak bisa terpukul lagi. Jangan sembunyikan dariku lagi…..."     

Rong Zhan terus meminta maaf di telinga Sang Xia, "Maaf, itu benar. Aku benar-benar tidak mengidap penyakit apapun. Akulah yang membuatmu sedih. Kamu bisa memukuli dan memarahiku, sayang, selama kamu tidak menangis dan merasa sedih, oke?"     

Sejujurnya, Sang Xia masih agak sulit untuk percaya sambil berlinang air mata menatapnya.     

Rong Zhan tiba-tiba mendekat, meraih bibirnya, menciumnya dalam-dalam dua kali, dan sedikit terengah-engah, "Tolong percayalah. Aku sungguh dalam keadaan sehat!"     

Sang Xia tidak bisa menahan air matanya. Dia tidak tahu apakah dia menangis karena gembira atau sebaliknya.     

Rong Zhan tidak menyangka sang Xia sangat peduli pada dirinya.     

Ini benar-benar di luar dugaan Rong Zhan.     

"Sayang, kamu sangat bodoh. Apa kamu tahu, jika aku menderita kanker, bagaimana aku bisa melamarmu? Mengapa aku harus menahanmu? Kamu akan memiliki kehidupan barumu sendiri dan aku benar-benar akan membiarkanmu pergi waktu itu."     

Sang Xia yang mendengar kata-kata ini hatinya seolah berkobar.      

Ya, jika kenyataannya sama dengan yang Sang Xia pikirkan, jika Rong Zhan benar-benar sakit, Rong Zhan pasti tidak akan membiarkan dirinya melihatnya seperti itu.     

Dan kenapa dia masih ingin bertunangan.      

Hanya saja...      

Dia sudah lebih dulu dipenuhi pikiran-pikiran buruk akhir-akhir ini dan itu semua hanya kekhawatirannya sendiri?      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.