Halo Suamiku!

Su Li, Chen Nianbai, Akhirnya Saling Mengenal! (3)



Su Li, Chen Nianbai, Akhirnya Saling Mengenal! (3)

0Di mata Su Li tersirat begitu besar permohonan di sana dan saat dia berteriak padanya, pada akhirnya…...     

Xiaobai mundur selangkah. Dengan mata memerah, bibirnya bergerak, "Maaf, seharusnya aku tidak menanyakan itu padamu."     

Begitu kalimat itu terucap, Xiaobai hampir tidak bisa mengendalikannya lagi dan dia dengan cepat berbalik.     

Sementara Su Li di sana, menggigit bibirnya dengan erat, menatapnya dengan putus asa untuk lepas dari sosok itu, dan matanya telah dikaburkan dengan air mata yang merebak keluar.     

Tapi di detik berikutnya.      

Dia tiba-tiba membungkuk untuk mengambil batu kecil, secara akurat dan kuat melemparnya dan mengenai punggung pria itu menggunakan batu yang ada di tangannya, dan kemudian dengan mata memerah, dia hampir berteriak histeris, "Xiaobai! Chen Nianbai! Kembalilah! Kembalilah padaku!"     

Xiaobai, Chen Nianbai…...Kembalilah padaku…...     

Benar saja....     

Dia sudah lama mengenalinya.     

Tubuh Xiaobai tiba-tiba menegang dan seolah tali yang mengikat di kepalanya hampir terkoyak.     

Su Li benar-benar tidak akan membiarkannya pergi.     

Dia menangis parau di belakang, "Chen Nianbai, jika kamu berani melangkah lebih jauh, aku akan melompat dari sini, dan aku akan mati untukmu! Mati untukmu!"     

Klik...!      

Tali itu akhirnya benar-benar putus!     

Akhirnya, mau tak mau dia berbalik perlahan. Dia menatapnya dengan rasa sakit yang dalam, tetapi juga menyiratkan sebuah kedamaian.     

Sementara Su Li yang melihat dia berbalik, dengan tubuh kecilnya yang berada di laut itu, mendadak ingin bergegas berlari ke arahnya.      

Tapi saat ini, tiba-tiba gelombang laut datang!     

Karena separuh tubuhnya yang sudah berada di laut, itu membuatnya kehilangan keseimbangan sekaligus. Dia langsung menjerit dan seketika jatuh. Dalam sekejap, tubuhnya langsung ditelan air laut.     

"Xiaoli--!"      

Su Li menyelam ke laut dan mendapati dirinya telah terhanyut beberapa meter sekaligus. Tanpa membuang waktu, dia berenang sekuat tenaga.     

Alasan mengapa hanya ada sedikit orang di sini adalah karena adanya lubang laut dari waktu ke waktu, pasirnya dalam dan mudah diinjak.     

Dia mencoba naik ke atas.     

Dan Xiaobai, dengan kecepatan luar biasa berenang cepat untuk menangkapnya. Dalam sekejap, lengan seseorang telah memeluk pinggang Su Li, dan mulai berenang ke tepi.     

Tak lama kemudian.      

Kedua orang itu sudah muncul ke permukaan.     

Su Li berada di pelukannya, kepala berbaring di pundaknya, terbatuk tanpa henti dengan wajah memerah, dan tangan yang seolah mati rasa melingkar di sekitar leher Xiaobai.     

Xiaobai membawanya berenang kembali bersama, tapi kali ini, dia tidak terburu-buru untuk segera menuju ke darat.     

Di satu sisi laut ada pegunungan yang menjulang tinggi dan terumbu karang yang tak terhitung jumlahnya.     

Ada yang besar dan ada juga yang kecil.     

Sementara tubuh mereka berada setengah di atas air.     

Tepat di bawah karang besar.     

Su Li terengah-engah saat ini, dadanya naik turun dengan cepat, dan mata merahnya menatapnya. Dengan emosi yang tak terkatakan, yang sepertinya menekan beberapa emosi di dalam hatinya yang hendak melompat keluar.     

Sedangkan Xiaobai saat ini.     

Dengan sedikit gemetar, tangannya membelai rambut Su Li yang basah di dahi dan menyeka tetesan air di antara alis dan matanya. Kekhawatiran di matanya tampaknya telah memudar dan berganti menjadi sangat dalam dan panas.     

Akhirnya, akhirnya, dia memegangi wajahnya, menundukkan kepala, dan menciumnya.     

Dia menciumnya dengan sangat dalam.      

Begitu berciuman, hati keduanya melonjak dan bersemangat.     

Xiaobai sangat bersemangat, dan Su Li tampak lebih bersemangat.     

Saat berciuman, ada juga tangis yang pecah di sana.     

Keterikatan lidah itu seolah menunjukkan pertarungan menentang kematian dengan usaha yang tersisa.     

Dengan begitu, dua orang itu bersembunyi di sisi terpencil pantai pasir, di sisi kiri laut, sisi kanan gunung, di bawah karang besar, menyembunyikan dua insan yang sedang berciuman, dan sangat ingin saling menyentuh.     

Lautnya sangat biru, jernih dan transparan.     

Langit biru itu seolah menyapu beberapa gumpalan awan dangkal yang mengambang, burung camar melayang di atas tebing dan laut ini.     

Hari itu.      

Sinar matahari tampak cerah.      

Pemandangannya pas.     

Dan mereka, bertemu di sini, semuanya baik-baik saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.