Halo Suamiku!

Kamu Menyukaiku Seperti Ini (1)



Kamu Menyukaiku Seperti Ini (1)

0Yang terpenting adalah wajahnya yang cantik, gayanya yang elegan, matanya yang menarik, posturnya yang anggun, aura yang menawan bak ratu yang tak bisa diganggu gugat.     

Sangat luar biasa, tapi membuat orang tidak berani menatap lebih jauh lagi, apalagi menghina.      

Semua orang tampak terpana.      

Di saat yang sama, seseorang yang sedang mencampur wine di bar panjang sepertinya memperhatikan sesuatu. Dia mendongak sedikit dan melihatnya.     

Tiba-tiba gerakan tangannya menjadi kaku.     

Setelah beberapa saat, sepertinya mata mereka bertemu dan bertabrakan di garis pandang yang sama. Dia tertegun, menundukkan kepalanya, dan kembali meneruskan kegiatannya.     

Sementara wanita di tangga itu.      

Ketika orang-orang menatapnya dengan tatapan konyol, sepertinya dia hanya mengunci pandangannya pada satu orang, lalu berjalan ke arah orang itu.     

Mata orang-orang juga mengikuti sosok itu, seolah ingin melihat kemana dia pergi dan siapa yang akan dicari.     

Dengan langkahnya yang semakin dekat, seorang pria yang sedang mencampur wine itu tampaknya memiliki sedikit embun di keningnya, dan dia tidak berani mengangkat kepalanya.     

Dan dengan langkahnya yang menuju ke arah pria itu, banyak orang mulai menghela nafas dengan cemas, ternyata dia pergi mencari pria yang sedang mencampur wine?     

Apa hubungan mereka..     

Pria itu terlihat sangat biasa.     

Jika di kerumunan, tidak akan ada yang memberikan perhatian sama sekali dan tidak ada yang akan mengamatinya.     

Hanya saja, begitu muncul, wanita itu justru benar-benar berjalan ke arahnya.     

"Wow…... aku tidak sedang bermimpi. Dia seperti, seperti..."     

"Ya, dia adalah bintang internasional."     

Sementara Mu Luo yang melihat wanita itu berjalan menuju ke arah bosnya, hatinya merasa bersemangat.      

Sangat cantik.      

Dia bak seorang bidadari!      

Dan wanita secantik itu kemarin mengatakan jika bosnya adalah kekasihnya!      

Tapi bosnya memang orang yang kaya dan bisa menghasilkan banyak uang.     

Tetapi semua orang mengira alasan dia pergi ke pria yang mencampur wine itu untuk memintanya membantu mencampurkan minuman. Dan saat ini, setibanya di seberang bar itu, sembari menghadapnya, dia berbicara dengan lembut dan perlahan berkata, "Tadi malam, kamu menggendongku ke tempat tidur?"     

Ah!      

Meski suaranya tidak nyaring, tapi karena suasana di sana cukup tenang, jadi saat kata itu terlontar seketika terdengar suara desas desus di belakangnya.     

Sepertinya sesuatu yang luar biasa baru saja terungkap.      

Sedangkan pria di depannya masih sedikit menundukkan kepalanya dan terus mencampur wine. Ketika mendengar ini, tangannya hampir bergetar.     

Saat wanita itu melihatnya, dia terkekeh.      

Mendapati tatapan yang tak terelakkan di sekelilingnya, pria itu membuka suara rendahnya, "Jangan bicara omong kosong."     

Ada begitu banyak orang di sini dan wanita itu telah menarik banyak mata.      

Bagaimana bisa dia mengatakan hal semacam itu.     

Bahkan saat ini, telinga pria itu terasa sangat panas.     

"Oh?"      

Dia mengangkat alisnya, dan kemudian tidak lagi berniat hanya berdiri di seberangnya. Sebaliknya, dia berjalan berkeliling dan mendekat ke dalam bar. Dia meletakkan topinya dan melihat pria itu bergerak dengan kaku. Mendapati itu, bibirnya tak lagi bisa ditahan untuk tidak mengembang.      

Kemudian dia pergi ke sisi pria itu, berbalik ke samping, dan berdiri sedikit berjinjit. Di telinganya, dia berbicara perlahan dengan suara yang hanya bisa pria itu dengar.     

Begitu sang wanita mengatakan ini, seketika tindakan pria itu membeku. Kali ini, telinganya benar-benar memerah. Setelah itu, wanita itu dengan sengaja melangkah mundur untuk melihat ekspresinya.     

Tapi detik berikutnya, pria itu sepertinya tidak memberinya kesempatan itu.     

Tanpa aba-aba dia mengambil pergelangan tangan si wanita dan membawanya keluar dari situ.     

Wanita itu membiarkan tubuh ramping pria itu berjalan di depannya sembari memegangi tangannya dengan diiringi pandangan dari begitu banyak orang yang ada di sana.     

Melewati Mu Luo, yang penuh kegembiraan, pria itu tidak berani melihatnya secara langsung, tetapi Su Li, justru mengedipkan mata licik ke arah Mu Luo dan berkata, "Sayang, pergi dan ambilkan Martini untukku."     

Lalu mereka keluar dari pintu——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.