Halo Suamiku!

Rayuan Su Li



Rayuan Su Li

0Melihat Ah Nian yang diam dan tenang, Su Li merasa pria itu sedang melamun.      

Begitu Ah Nian kembali, dia bisa mengatakan apa saja.      

Lagipula, Ah Nian tidak lagi menyukai dirinya. Mereka hanyalah pria kesepian dan seorang gadis kecil yang berbagi kamar…      

Namun, sepertinya Ah Nian menyadari ada sesuatu yang menyala di mata Su Li. Hanya saja, dia sedikit mengernyit dan berpura-pura tidak tahu apa-apa.     

Tiba-tiba Su Li membuka suara, "Ah Nian,      

Saat mengatakannya, dia menghampiri Ah Nian dan dengan sengaja menatapnya, "Kenapa, kenapa kamu cemberut? Apa kamu masih marah? Sudah kubilang, Tang Ye tidak ada hubungannya denganku mulai sekarang. Ciuman hari itu juga kecelakaan. Jika aku tidak melihat kehadiranmu, aku pasti sudah dicium olehnya. Semua ini juga tanggung jawabmu."     

Dengan tenang Ah Nian menatapnya, "Nona, sepertinya aku tidak mengatakan apa-apa, juga tidak melakukan apa-apa."     

Artinya, jangan selalu mencari masalah dengannya.     

"Kamu!"      

Begitu disela, Su Li mengerucutkan bibirnya dan wajahnya tampak cemberut. Dia hanya memberikan kernyitan sembari mengutuk rendah, lalu berbalik dan pergi. Setelahnya, dia bergumam pada dirinya sendiri, "Sialan, selalu saja berpura-pura. Mari kita lihat apa yang akan dia coba lakukan…"      

Setelah bergumam tidak jelas, dia menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian bersih. Tak hanya itu, dia juga menendang kursi yang ada di sampingnya.      

Bisa jadi karena titik stres yang menimpanya sedang tidak terkontrol dengan baik, kakinya langsung terasa sakit. Dia hanya mampu meringis kesakitan, tapi tidak berani bersuara.     

Bukan karena apa-apa, dia hanya merasa sangat malu!      

  ...     

Bulan menggantung indah di langit malam.      

Awalnya, Ah Nian hanya menatap sekilas ke arah punggung Su Li. Namun setelahnya, dia berpikir keras.      

Su Li mengaku padanya.     

Apa yang paling dia khawatirkan akhirnya muncul.     

Namun, jika Su Li menyukai orang lain, itu akan membuatnya semakin khawatir.     

Tetapi jika dia tidak bisa tetap di sisinya sampai akhir, bukankah Su Li akan pergi dengan orang lain.     

Ah Nian menunduk.      

Jika dia tidak bisa tinggal bersamanya sampai akhir...     

Masih ada 200 hari lagi, dan semuanya akan selesai.     

Sebenarnya dia ingin pergi atau tetap tinggal?     

Dia benar-benar takut mengakui jika dirinya benar-benar mencintai Su Li. Ya, karena dia tidak berani membuat Su Li menderita lagi, meskipun hasilnya tidak pasti, tapi dia tidak ingin membuat Su Li berada dalam risiko.      

"Ah Nian, bawakan aku baju ganti. Aku lupa membawanya ..."     

Su Li sedang mandi di dalam kamar mandi dan saat itu dia berteriak dari dalam agar Ah Nian mendengarnya.      

Ah Nian tidak terlalu memikirkannya. Dia pergi ke kamar tidurnya dan tahu di mana semua pakaiannya berada dan dengan cepat dia menemukannya. Kemudian dia mengetuk pintu dan berkata pelan, "Ini. Aku akan menaruhnya di pintu."     

"Tunggu... aku akan segera..." Bersamaan dengan itu, tanpa menunggu Ah Nian bereaksi, dia bisa melihat sosok ramping Su Li terpantul di pintu kaca buram, menunjukkan tubuh langsingnya secara langsung.     

Sangat menarik.      

Tubuh putihnya yang tampak halus terlihat begitu jelas dan nyata.      

Siapa pun tidak mungkin tidak berfantasi begitu melihatnya.      

Cukup lama tatapan Ah Nian terpaku pada sosok mengagumkan itu.      

Sampai akhirnya pintunya terbuka.      

Su Li bersembunyi di balik pintu, membukanya sedikit, lalu menjulurkan lengan putih dan halusnya yang seperti akar teratai. Suaranya, dengan pesona yang tak terkatakan, terdengar, "Berikan padaku."     

Ah Nian menyerahkannya padanya, tapi pandangannya sepertinya jatuh pada lengan putih Su Li yang lembut.     

Di lengan bernoda air itu, menguar aroma yang menawan.     

Itu adalah aroma khasnya.      

Pandangan Ah Nian secara tidak sadar menjadi semakin dalam——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.