Halo Suamiku!

Menangkap Si Pembunuh (3)



Menangkap Si Pembunuh (3)

0Siapa lagi pria berwajah jahat itu jika bukan Rong Zhan.      

Namun, tanpa menunggu aba-aba untuk bergerak, Rong Zhan melihat ke arah pria bertopi bisbol, dan tiba-tiba menendangnya tepat di perut hingga terpental sampai ke pintu. Bersamaan dengan suara bedebum, pria itu jatuh dengan keras, topinya jatuh, dan rambut emasnya yang berantakan muncul.     

Rong Zhan bergegas meraih kerah bajunya sembari menggertakkan giginya, "Apa kamu seorang cabul yang mencari kematian?"     

Saat mengatakannya, Rong Zhan menarik rambutnya sembari menabrakkannya ke dinding yang ada di belakangnya. Sontak, darah di tubuhnya tak lagi bisa dibendung untuk mengalir keluar.     

Kunci di luar pintu dibuka oleh seseorang dan Cheng Donglin bergegas masuk dengan seseorang.     

Bisa dibilang bahwa orang-orang Rong Zhan sudah lama menyergap di sini. Di dalam dan di luar, di setiap kamar atau ruang ganti, bahkan di toilet, ada orang tersembunyi untuk menangkapnya. Tidak peduli kemana Sang Xia dibawa, dia tidak akan bisa melarikan diri. Kali ini, mata yang tak terhitung jumlahnya menatap pria itu dalam diam.     

Begitu Cheng Donglin masuk, dia melihat bosnya sedang menahan seorang pria dan memukulinya dengan keras. Tanpa membuang waktu, dia segera mendekat ke Sang Xia dan menghalangi pandangannya, "Kakak ipar, ayo, ayo keluar dulu."     

Sang Xia menarik napas dalam-dalam dan berjalan keluar lebih dulu.     

Untuk sesaat, Sang Xia melirik ke arah pria itu dengan tatapan sedingin mata ular, dan bagian bawah hatinya menegang kuat.     

Melihat adegan penangkapan dengan mata kepalanya sendiri, hati Sang Xia benar-benar sulit untuk ditenangkan untuk sesaat, dan sebelum pergi, sorot matanya benar-benar dingin.      

Sang Xia langsung dibawa ke mobilnya oleh Cheng Donglin.     

"Cheng Donglin, aku baik-baik saja di sini. Pergilah dan bantu bosmu."     

Kali ini, pria yang menculik dan memenjarakan dirinya telah ditangkap, dan sudah tidak bisa melarikan diri.     

"Jangan khawatir, Kakak Ipar. Ada semua orang kita di sana. Tidak akan ada apa-apa."     

Cheng Donglin benar-benar mengatakan yang sebenarnya. Kali ini pria itu sudah tertangkap di tangan mereka. Bahkan tidak akan peduli siapa dia, bosnya pasti akan menyiksanya dan membuat nasib pria itu lebih buruk dari kematian.     

Setelah mendengar penuturan Chen Donglin, Sang Xia tidak lagi mengatakan apapun. Dia duduk di posisi mengemudi, tangannya menggantung di atas setir, menundukkan kepalanya, dan menarik nafas dalam-dalam.     

Akhirnya dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.     

Begitu telepon berdering, terdengar teriakan mendesak An Baisen, "Ada apa, apa kamu sudah menangkapnya? Benarkah itu dia?"     

"Ya, sudah."      

Bibir Sang Xia bergerak dan terdengar suara lain, "Harlan."     

Benar…..      

Itu benar-benar Harlan.      

Alasan Sang Xia awalnya tidak percaya karena karakter pribadi Harlan selalu sempurna kecuali terlihat melankolis. Dia seorang pianis terkenal, bersih, berbakat dalam musik, berpenampilan menawan dan berkarakter lembut, bahkan tidak memiliki pacar sepanjang waktu.     

Tapi tampaknya semakin dia bersikap normal setelah kecelakaan itu justru akan membuat orang merasa ada perbedaan yang sangat besar, yang sulit dipercaya.     

Namun, itu semua membuat Sang Xia mengerutkan kening, dan mulai curiga bahwa Harlan-lah yang memainkan melodi musik itu.     

Pada malam sebelum pernikahannya, malam ketika dia ditangkap, dan bahkan ketika dia dibawa pergi olehnya dan dipenjarakan di kastil, dia mendengar musik aneh dari alunan piano.     

Musiknya terdengar rumit, gayanya melankolis dan aneh, yang membuat orang yang mendengarnya bergidik ngeri.     

Dan hal pertama yang dipikirkan Sang Xia begitu memikirkan siapa orang di sekitarnya yang bisa memainkan piano jenis ini adalah Harlan.     

Selain itu, dia diminta untuk pergi menemui ayahnya. Sebelum pingsan, dia memakan makanan yang diberikan Harlan dan meminum susu yang diberikan Harlan padanya…...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.