Halo Suamiku!

Sang Xia Harus Segera Memilih Mana Rong Zhan yang Asli dan Palsu! (2)



Sang Xia Harus Segera Memilih Mana Rong Zhan yang Asli dan Palsu! (2)

2Saat mengatakannya, wajahnya tampak begitu muram.      

Sementara Sang Xia memegang pistol di tangannya dengan gemetar. Ia ingin menembak, tetapi tangannya seolah terjerat. Ia hanya bisa bergumam dan terus merasa bimbang.      

Tidak, tidak, ia belum bisa membunuhnya.     

Saat ini, Sang Xia melihat sekeliling. Tiba-tiba kontainernya diblokir dan ia hampir tidak bisa menemukan Rong Zhan yang asli.     

Dimana ia? Dimana?     

Kemana Rong Zhan pergi?     

Di depannya, pria itu perlahan berdiri tegak dan mendekati dirinya. Lalu, ia mengulurkan tangan, "Ikut denganku. Apa kamu tidak menginginkan anak-anak kita? Aku bukan orang lain. Aku Rong Zhan."     

"Tidak, bukan kamu! Kamu bukan dia!"     

Sang Xia menatap wajah itu dan menggertakkan giginya sebagai tanggapan. Ketika pria di seberang sudah tidak sabar dan ingin bergegas, tiba-tiba Sang Xia melihat seorang pria bergegas keluar dari depan kontainer.     

Ia membuka matanya lebar-lebar dan pria itu dengan cepat mengeluarkan pistol dan menembak balik.     

"Dor!"      

"Jangan"      

Diiringi suara tembakan, Sang Xia sontak berteriak dengan getir.     

Tembakan itu diluncurkan oleh pria yang keluar dari kerumunan dan pria itu benar-benar Rong Zhan.     

Rong Zhan dengan cepat bergulat dengan pria yang yang baru saja ia tembak. Sementara Sang Xia memegang pistol dengan kedua tangannya dan melihat pemandangan di depannya dengan wajah pucat.     

Dahinya berkeringat dingin.     

Dua orang dengan pakaian dan wajah yang sama bergumul bersama saat ini. Punggung Sang Xia terasa dingin dan berat, ia terus bergerak mundur sambil menggelengkan kepalanya, "Tidak, tidak, Rong Zhan, Rong Zhan ..."     

Ia menatap kedua orang itu dengan hati-hati, tetapi tetap tidak bisa membedakan keduanya ketika mereka bergulat bersama. Saat ini, seluruh kepalanya berdengung.     

Ini ujian untuknya.     

Pistol di tangannya diarahkan ke sana kemari tak beraturan. Tak hanya itu saja, salah satu dari keduanya juga terus berteriak untuk memintanya menembak lawan di hadapannya dengan cepat.     

Dengan tergesa-gesa Sang Xia menyeka keringat dingin di dahinya agar dapat membuat dirinya lebih tenang.     

Namun dalam proses gulat kedua pria itu, suara tembakan terdengar dua kali. Akhirnya, orang terakhir mencekik leher lawannya di tanah, membuang pistol, dan mati-matian melambaikan tinjunya dan memukul wajah pria itu.     

Dengan seksama, Sang Xia menatap wajah itu. Tidak ada tato di tangan dua orang di sini. Yang bisa Sang Xia lakukan hanyalah berteriak dengan mata merah. Hatinya benar-benar runtuh sekarang.     

Namun, kedua pria itu tidak berniat berhenti sama sekali. Akhirnya, Sang Xia menembak dengan keras dan bergegas.     

Tembakan ini mengejutkan pria yang berada di atas. Pada saat berikutnya, pria yang ditekan di bawah mengambil kesempatan untuk membebaskan diri dan bangkit. Dan saat itu, sebuah dasi robek di tanah. Saat ini, kecuali sedikit perbedaan dalam pakaian, wajah dan suara mereka sama persisi. Keduanya seperti pinang yang dibelah dua.      

"Sang Xia, ini aku…"      

"Sayang, aku Rong Zhan!"      

"Sayang!"      

Sang Xia takut tidak bisa mengenali salah satu di antara keduanya saat meneriakkan namanya. Dalam situasi tegang, mendesak, dan mengerikan, ini benar-benar akan membuat Sang Xia gila, terlebih ia adalah seorang pasien dengan amnesia wajah.     

"Sayang, Sayang… Lihat tanganku, tenang... tenang, lihat tanganku."     

Rong Zhan mengangkat tangannya dan membuka lengan bajunya untuk menunjukkan tato itu. Sang Xia akan mengenali Rong Zhan ketika ia melihat ada pemandangan seperti itu. Namun, ia terkejut dan buru-buru mengambil kesempatan untuk melarikan diri.     

Sementara Rong Zhan segera mengambil pistol di tanah untuk menembak, tetapi pria itu dengan cepat membalikkan tubuhnya dan menahan Rong Zhan di kontainer.      

Ada kain putih yang mengelilingi dermaga di dekatnya dan Rong Zhan segera bergegas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.