Halo Suamiku!

Dia Bilang Sedang Mengandung Anaknya (2)



Dia Bilang Sedang Mengandung Anaknya (2)

2"Sayang... dengarkan, aku tahu hatimu telah melepaskanku. Lambat laun kamu akan melupakan ini, melupakanku, dan menjalani hidup bahagia bersama orang yang benar-benar mencintaimu, kan? Aku harap begitu ... Jadi aku tidak akan merasa menyesal dan merasa bersalah ketika aku pergi..."     

Tidak.      

Tidak begitu.      

Ye Zi tidak akan pernah bisa melepaskannya, tidak akan pernah lupa, dan tidak akan bahagia sepanjang hidup.     

Hanya saja, ia tak bisa mengatakannya.     

Karena Su Xun bilang dirinya tidak ingin menyesal dan merasa bersalah.      

Tapi...      

Jika ia tidak menyesali sesuatu di hatinya, bagaimana ia bisa memiliki motivasi untuk terus hidup?     

Detik berikutnya, Su Xun tiba-tiba merasa ada kilatan cahaya.     

Ketika mendongak ke atas, ia menemukan ibunya sedang membuat video tentangnya.     

Sebenarnya, setiap kali ibunya datang ke rumah sakit, ia selalu merekam dirinya. Sepertinya ibunya juga ingin mengingat semua momen itu di masa depan.     

Dan saat ini, ia mendapati ibunya merekam dirinya saat bersama dengan Ye Zi.      

Tepat ketika itu, Ye Zi menangis sedih sembari memegang tangan Su Xun di pipinya. Mau tak mau, Su Xun menggelengkan kepala pada ibunya.     

Ia tidak ingin ibunya merekam adegan ini.      

Pandangan Ye Zi juga tak bisa beralih dari Su Xun. Melihat itu, Su Xun tak bisa menahan senyum dan berkata, "...Lihat ibuku, apa yang bagus untuk direkam? Padahal dia cukup merekam diriku sendiri. Jika merekammu seperti ini, kamu akan menikah nanti dan itu akan berpengaruh pada masa depanmu."      

Sementara dirinya sendiri terkena virus.      

Dan seseorang di sisinya menangis sambil memegang tangannya erat-erat.      

"Jika dilihat oleh orang lain, itu akan menimbulkan rumor..."      

Sembari mengatakannya, Su Xun berniat untuk melepaskan tangan dari Ye Zi.      

Ia pikir itu kalimat biasa, namun tanpa diduga, itu justru membuat Ye Zi semakin terisak.      

Setelah meyakinkan diri sendiri, Ye Zi harus membuat Su Xun untuk terus berjuang.      

"Su Xun, aku tahu kamu kesakitan sekarang, tetapi lebih baik bersabarlah. Meskipun itu bukan untuk keluargamu, bukan untukku ... tapi setidaknya untuk bayi di perutku. Maukah kamu bertahan untuknya?     

Ketika Ye Zi mengatakan ini, Su Xun benar-benar tampak bodoh.     

Tubuhnya menegang seketika.      

Ye Zi, apa yang baru saja ia katakan?      

Bayi... bayi yang ada di perutnya... apa ia hamil?      

Tidak, itu tidak mungkin.     

Kecuali saat pertama kali melakukannya, selanjutnya Su Xun terus memakai pengaman. Sejujurnya, Su Xun tidak ingin menyakitinya, sama sekali tidak.      

Bulu mata Su Xun gemetar dan ia tampaknya benar-benar terpancing oleh berita itu.     

Ia adalah penjahat sejati.      

Ia benar-benar terkutuk.     

Sampai akhirnya, Ye Zi meraih tangannya dan berkata dengan mata memerah dan suara serak, "Aku akan mempertahankannya. Jadi Su Xun, apa kamu benar-benar tega membiarkan anak ini lahir tanpa ayah?     

"... Anak, kamu mengandung?"     

Mata Su Xun terbuka lebar. Tampaknya sulit untuk percaya bahwa Ye Zi akan membuat keputusan ini.     

Baru saja, Ye Zi mengatakan jika ia punya anak, yang cukup untuk mengejutkannya.     

Meskipun Su Xun merasa sulit untuk mempercayainya, tapi jika benar memang ada, ia tahu itu adalah benihnya.     

Ye Zi mengangguk dengan air mata berlinang, "... Ya, aku akan bertahan, tapi ... Su Xun, tolong ... dengarkan dokter, tunggu beberapa waktu lagi, dan beri aku kesempatan. Aku tidak mau membiarkan anak ini lahir tanpa ayah."     

Bagaimana Su Xun bisa berkata-kata lagi? Apa yang bisa ia katakan untuk itu semua?      

Anak ini adalah hambatan bagi Ye Zi. Jika seperti ini, bagaimana Ye Zi bisa menikah nantinya? Akankah pria bermarga An itu akan tetap menerimanya?     

Namun, jika anak itu lahir, Su Xun juga tetap tak bisa sepenuhnya menjadi sosok ayah. Memang benar Ye Zi adalah ibu dari anak itu, tapi ia dan Ye Zi tidak bisa bersama karena banyak hal telah terjadi di antara mereka, kan…...     

"Su Xun, apa kamu ingin anakmu memanggil ayah pada pria lain...?"      

Begitu kalimat itu terlontar--      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.